KOMPAS.com - Pepaya adalah buah tropis yang kaya akan vitamin C dan vitamin A, serat, serta senyawa tumbuhan yang menyehatkan.
Buah berwarna oranye ini mengandung antioksidan, termasuk karotenoid, yang dapat menetralkan radikal bebas dalam tubuh.
Dilansir dari Healthline, kandungan antioksidan pada buah ini membantu mengurangi risiko kanker, bahkan memperlambat perkembangan sel kanker.
Rutin mengonsumsi pepaya juga dapat meningkatkan kesehatan jantung lantaran kandungan likopen dan vitamin C.
Bukan hanya itu, buah ini juga dikenal dapat melancarkan saluran pencernaan dan mencegah susah buang air besar.
Khasiat untuk pencernaan tersebut tak lain berkat kadar air dan seratnya yang tinggi, membantu mendorong aktivitas usus agar menjadi lebih teratur.
Kombinasi kalori rendah dan serat melimpah pada pepaya juga membantu tubuh kenyang lebih lama, sehingga mendukung proses penurunan berat badan.
Meksipun demikian, pepaya memiliki sejumlah efek samping yang perlu diperhatikan. Lantas, apa saja efek samping pepaya?
Baca juga: 3 Efek Samping Mangga, Berapa Porsi Tepat untuk Tubuh?
Meski pepaya menyehatkan dan rendah kalori, terdapat beberapa efek samping yang mungkin terjadi pada beberapa orang.
Pepaya dapat dikonsumsi dalam kondisi matang maupun mentah. Namun, pepaya mentah atau muda yang masih berwarna hijau harus selalu dimasak sebelum dimakan.
Mengolah pepaya mentah terutama berlaku bagi wanita hamil lantaran kandungan lateks yang tinggi dapat merangsang kontraksi.
Berikut beberapa efek samping pepaya:
Dikutip dari Medical News Today, mengonsumsi pepaya dapat memicu reaksi alergi pada beberapa orang, terutama penderita alergi lateks.
Alergi lateks merupakan reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap protein yang terkandung dalam lateks atau getah kental dari pohon karet.
Orang dengan alergi lateks mungkin juga alergi terhadap pepaya karena buah ini mengandung enzim yang disebut kitanase.
Kehadiran bahan ini pada pepaya berpotensi menyebabkan reaksi silang dengan protein dalam lateks.
Penderita alergi ini umumnya mengalami gejala iritasi ringan, seperti gatal, ruam, atau kemerahan pada kulit.
Pada kasus tertentu, alergi terhadap pepaya juga dapat memicu anafilaksis yang berpotensi mengancam nyawa.
Baca juga: 4 Efek Samping Mengonsumsi Berlebihan Ubi Jalar bagi Tubuh
Pepaya mengandung enzim papain yang dapat memecah rantai protein keras pada daging atau otot.
Oleh karena itu, selama bertahun-tahun, masyarakat telah memanfaatkan buah ini untuk melunakkan daging yang keras.
Namun, dilansir dari Medline Plus, kandungan papain pada pepaya juga dapat merusak kerongkongan.
Efek samping pepaya tersebut terutama pada buah mentah yang belum diolah atau dimasak hingga matang sempurna.
Pepaya adalah buah yang bergizi dan kaya akan serat. Tercatat, satu buah pepaya berukuran kecil atau sekitar 152 gram mengandung 3 gram serat.
Namun, memakannya terlalu banyak dapat meningkatkan risiko kembung, seperti dilansir laman Livestrong.
Kembung disebabkan penumpukan gas di dalam perut. Kondisi ini biasanya terjadi saat seseorang tiba-tiba meningkatkan asupan serat, sehingga bakteri dalam usus besar kewalahan untuk memecahnya.
Namun, buah ini juga dapat membantu mengurangi kembung pada orang yang tidak menghasilkan cukup enzim untuk memecah protein di dalam saluran pencernaan.
Sebagai gantinya, enzim papain dalam pepaya akan membantu mencerna protein yang masuk ke dalam tubuh.
Baca juga: 3 Efek Samping Kelengkeng, Bisa Naikkan Kadar Gula Darah
Kandungan seratnya yang melimpah bukan hanya melancarkan sistem pencernaan, tetapi juga menyebabkan efek samping.
Dilansir dari laman Everyday Health, makan pepaya terlalu banyak berpotensi menimbulkan efek pencahar, seperti diare dan sakit perut.
Oleh karena itu, jika mengalami diare setelah makan pepaya, kurangi porsi atau konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui jumlah asupan yang sesuai.
Pepaya mengandung beta karoten, salah satu jenis pigmen karotenoid yang banyak ditemukan pada makanan nabati berwarna kuning, oranye, dan merah.
Beta karoten akan diubah menjadi vitamin A saat melalui proses metabolisme di dalam tubuh.
Meski sehat bagi tubuh, mengonsumsi beta karoten dalam jumlah besar, baik dari suplemen atau makanan seperti pepaya dapat mengubah warna kulit menjadi oranye atau kekuningan.
Kondisi yang disebut karotenodermia ini terjadi jika seseorang mengonsumsi lebih dari 30 miligram beta karoten per hari.
Sebagai gambaran, satu cangkir pepaya mengandung 0,4 miligram beta karoten. Untuk itu, mengonsumsi buah ini dalam jumlah wajar tidak akan mengubah warna kulit.
Karotenodermia sendiri tidak berbahaya dan tidak memerlukan perawatan medis. Lambat-laun, kulit akan akan kembali ke warna normal setelah berhenti mengonsumsi beta karoten.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.