Selain itu, sayur juga mengandung fitokimia yang sama baiknya untuk mengurangi risiko penyakit kronis dengan membantu menetralisir zat tidak stabil yang disebut radikal bebas yang dapat merusak DNA di sel Anda dan meningkatkan risiko kanker.
Sayur adalah salah satu sumber serat tertinggi yang bisa dimakan oleh seseorang.
Jadi, apabila tidak makan sayur, maka seseorang bisa kekurangan asupan kebutuhan serat per harinya sebanyak 25-28 gram.
Jika tidak mengonsumsi cukup serat, Anda meningkatkan risiko masalah usus, seperti sembelit, divertikulosis, dan wasir.
Tak sampai di situ, kurangnya asupan serat berkaitan dengan peningkatan risiko kanker usus besar.
Baca juga: Mencuci Buah dan Sayur, Haruskah Menggunakan Sabun?
Sayuran secara alami rendah lemak dan kalori. Jadi jika sayur hilang dari menu harian seseorang, maka ia akan kesulitan untuk mengatur berat badan.
Sayur juga mengandung serat dan air yang tinggi, sehingga bisa memberi rasa kenyang lebih lama dan mengisi perut lebih cepat.
Orang yang tidak makan banyak sayuran cenderung menggantinya dengan makanan berkalori tinggi, seperti pasta atau daging tambahan.
Makanan tersebut tidak mengenyangkan dalam volume yang sama, sehingga lebih mudah untuk mengonsumsi lebih banyak kalori.
Dikutip dari EatingWell, tidak mendapatkan cukup nutrisi dari sayuran bisa meningkatkan seseorang berisiko terkena depresi.
Sumber nutrisi yang kuat ini dapat meningkatkan kondisi mental dan membuat seseorang merasa lebih bahagia
Di samping itu, sayuran terdiri dari beragam jenis, sehingga tidak membuat Anda bosan saat menyusun menu makanan sehari-hari.
Baca juga: Pestisida pada Sayur dan Buah, Apa Bahayanya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.