Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Yom Kippur 1973, Saat Negara Arab Ramai Embargo Minyak ke AS

Kompas.com - 09/10/2023, 11:45 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Detik-detik perang Yom Kippur 1973

Perang Yom Kippur 1973 dimulai ketika tentara Mesir berhasil merobohkan tanggul pasir Bar Lev Line yang membentang sepanjang 150 kilometer dari Teluk Suez hingga Laut Mediterania.

Keberhasilan tentara Mesir dalam menghancurkan tanggul pasir di luar perkiraan Israel, dikutip dari Aljazeera.

Sebab Israel memperkirakan bahwa tanggul curam setinggi 21 meter itu seharusnya sulit untuk ditembus, karena penuh dengan benteng-benteng bersenjata lengkap.

Bahkan, menerobos tanggul itu disebut misi bunuh diri. Mereka menghitung, butuh waktu 12 jam untuk menghancurkannya dengan bahan peledak, waktu yang cukup untuk mengirim bala bantuan.

Namun, ketika tentara Mesir datang pada 6 Oktober, mereka mampu merobohkannya hanya dalam waktu tiga jam, berkat asap yang disalurkan melalui tabung-tabung.

"Beberapa menit setelah jam 14.20, ketika tabung-tabung itu mulai mengeluarkan awan asap yang menutupi, gelombang penyerangan pertama kami bergerak dengan cepat melintasi kanal," ungkap Komandan Militer Mesir, Letnan Jenderal Saad el-Shazly dalam laporannya pada 1980.

Pesawat Mesir juga terbang rendah di atas kanal melintasi garis musuh saat mereka menuju ke Sinai. 

Serangan itu dilakukan bersamaan dengan serangan lain di utara, ketika batalion pasukan Suriah melancarkan serangan untuk merebut kembali Dataran Tinggi Golan.

Israel tidak pernah mengantisipasi serangan seperti itu, karena terlena atas kemenangan mereka dalam Perang 1967.

Pertempuran pertama ini berkembang menjadi perang berdarah selama 19 hari yang dikenal dengan beberapa nama, yakni Perang Oktober, Perang Ramadhan, Perang Yom Kippur, dan Perang Arab-Israel 1973.

Tentara Israel di Perang Yom Kippur 1973.IDF via WIKIMEDIA COMMONS Tentara Israel di Perang Yom Kippur 1973.

Baca juga: Jadi Sasaran Serangan Israel, Ini Sejarah Berdirinya RS Indonesia di Gaza

Embarbo minyak untuk AS

Perang Yom Kippur juga menunjukkan kuatnya solidaritas di antara negara-negara Arab.

Ini terjadi khususnya ketika gelombang perang berbalik menguntungkan Israel dan pertempuran menemui jalan buntu 12 hari setelah konflik.

Saat itu, negara-negara penghasil minyak Arab di bawah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), memutuskan untuk mengurangi produksi minyak mereka sebesar 5 persen.

Negara-negara tersebut menyatakan bahwa mereka akan mempertahankan tingkat pengurangan yang sama setiap bulan sampai pasukan Israel menarik diri dari wilayah Arab yang diduduki pada 1967 dan hak-hak warga Palestina dipulihkan.

Mereka juga memberlakukan embargo terhadap Amerika Serikat dan menghentikan pasokan minyak.

Tindakan ini menyebabkan harga minyak melonjak dan mempengaruhi jalannya Perang Dingin.

Soviet telah memasok senjata ke negara-negara Arab, sementara AS mendukung Israel, tetapi embargo tersebut membuat AS kesulitan mencari solusi atas konflik tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com