Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Mematikan Hantam Afghanistan, Kemenlu Pastikan Tidak Ada WNI Jadi Korban

Kompas.com - 09/10/2023, 11:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gempa magnitudo (M) 6,3 yang mengguncang Afghanistan pada Sabtu (7/10/2023) siang waktu setempat menewaskan lebih dari 2.000 penduduk.

Dikutip dari Kompas.com, Senin (9/10/2023), gempa ini berpusat di daerah terpencil, sekitar 30 kilometer barat laut ibu kota Provinsi Herat.

Hingga Senin pagi, Juru Bicara Kementerian Bencana Janan Sayeeq memastikan sebanyak 2.445 orang tewas akibat gempa Afghanistan.

Selain itu, peristiwa ini menyebabkan lebih dari 2.000 orang luka-luka dan 1.320 rumah hancur.

Hingga kini, pemerintah daerah setempat terus mengupayakan tindakan penyelamatan dan pencarian korban.

Namun, diperkirakan ratusan orang masih tertimbun puing-puing bangunan.

Lalu, adakah warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam gempa Afghanistan?

Baca juga: Tewaskan 2.445 Orang, Mengapa Gempa Afghanistan Sangat Mematikan?


Pernyataan Kemenlu RI

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI Lalu Muhammad Iqbal memastikan tidak ada WNI di Afghanistan yang menjadi korban dalam bencana ini.

"Memang tidak ada korban (dari WNI akibat gempa Afghanistan)," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (9/10/2023).

Lebih lanjut, mantan Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI BHI) itu juga menyampaikan ucapan duka cita atas gempa di Afghanistan dalam pernyataan resminya.

"Pemerintah dan rakyat Indonesia menyatakan duka yang mendalam atas gempa bumi dengan kekuatan 6.2 SR yang mengguncang provinsi Herat di Afghanistan pada 7 Oktober 2023," ujar Iqbal.

"Kami mengucapkan belasungkawa dan simpati mendalam kepada para korban bencana serta sanak keluarga mereka," lanjut dia.

Lebih lanjut, masyarakat atau WNI di Afghanistan yang membutuhkan bantuan dapat menghubungi kontak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kabul di nomor (93) 797-333-444 atau akun Instagram @indonesiainafg.

Baca juga: Dampak Perang Israel Vs Hamas, Bagaimana Kondisi WNI di Gaza?

Upaya penyelamatan terus dilakukan

Korban gempa Afghanistan menyingkirkan puing-puing dari rumah yang rusak di desa Sarbuland, distrik Zendeh Jan, Provinsi Herat, Sabtu (7/10/2023). Gempa di Afghanistan barat ini menewaskan lebih dari 2.000 orang.AFP/MOHSEN KARIMI Korban gempa Afghanistan menyingkirkan puing-puing dari rumah yang rusak di desa Sarbuland, distrik Zendeh Jan, Provinsi Herat, Sabtu (7/10/2023). Gempa di Afghanistan barat ini menewaskan lebih dari 2.000 orang.
Terpisah, pihak pemerintah daerah Provinsi Herat yang terguncang gempa terus berupaya melakukan penyelamatan terhadap para korban.

Namun, pejabat setempat dan warga mengatakan mereka kesulitan melakukan operasi pencarian dan penyelamatan. Hal ini karena keterbatasan alat menghambat upaya penyelamatan penduduk.

Halaman:

Terkini Lainnya

Bukan Mei 2024, Ini Badai Matahari Terkuat yang Pernah Tercatat dalam Sejarah

Bukan Mei 2024, Ini Badai Matahari Terkuat yang Pernah Tercatat dalam Sejarah

Tren
Benarkah Minum Vitamin Sebelum Makan Picu Mual dan Muntah? Ini Kata Guru Besar UGM

Benarkah Minum Vitamin Sebelum Makan Picu Mual dan Muntah? Ini Kata Guru Besar UGM

Tren
Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 15-16 Mei 2024

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 15-16 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Potensi Cuaca Ekstrem 14-15 Mei | Dampak Berhenti Minum Teh Sebulan

[POPULER TREN] Potensi Cuaca Ekstrem 14-15 Mei | Dampak Berhenti Minum Teh Sebulan

Tren
Saat Real Madrid Daftar Jadi Polisi, Tak Ingin Menyerah sampai 'Juara'

Saat Real Madrid Daftar Jadi Polisi, Tak Ingin Menyerah sampai "Juara"

Tren
NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com