KOMPAS.com - Kelompok militan Palestina Hamas melancarkan serangan mendadak dari Gaza ke Israel, Sabtu (7/10/2023) pagi.
Serangan tersebut merupakan salah satu eskalasi atau peningkatan paling serius dalam konflik Israel-Palestina selama bertahun-tahun.
Diberitakan Kompas.com, Sabtu, Hamas mengungkapkan, lebih dari 5.000 roket telah ditembakkan melintasi perbatasan sebelum para pejuangnya merangsek masuk ke Israel.
Usai rentetan roket tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan negaranya tengah berperang dengan Hamas.
"Kita sedang berperang, bukan dalam sebuah operasi, bukan putaran, melainkan berperang," kata pemimpin Israel tersebut dalam sebuah pernyataan.
Lantas, apa dan siapa itu Hamas yang meluncurkan serangan mendadak ke Israel?
Baca juga: Tentara Israel Nyatakan Dukung Palestina, Begini Nasibnya Sekarang
Dilansir dari Britannica, Harakat al-Muqawamah al-Islamiyyah atau Hamas adalah sebuah gerakan nasionalis dan Islam Palestina yang bermarkas di Jalur Gaza.
Berdiri pada 1987, Hamas menentang pendekatan sekuler oleh Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang mewakili otoritas nasional Palestina, terhadap konflik Israel-Palestina.
PLO sendiri merupakan organisasi yang dibentuk pada 28 Mei 1964 dengan tujuan menyatukan berbagai kelompok Arab dan menciptakan Palestina yang merdeka di Israel.
Dikutip dari laman Director of National Intelligence (2014), Hamas dibentuk pada awal intifadah atau perlawanan Palestina yang pertama.
Kelompok militan ini didukung oleh Syiah Iran dan menganut ideologi Islam Ikhwanul Muslimin yang didirikan di Mesir pada 1920-an.
Hamas memiliki sayap militer, dikenal sebagai Brigade Izz al-Din al-Qassam yang telah melakukan banyak serangan anti-Israel di wilayah Israel dan Palestina sejak 1990-an.
Serangan-serangan tersebut termasuk pemboman skala besar terhadap sasaran sipil Israel, serangan senjata kecil, bahan peledak rakitan di pinggir jalan, serta serangan roket.
Baca juga: 7 Pasukan Khusus Terbaik di Dunia, Ada dari AS, Israel, dan Perancis
Kelompok Hamas mencirikan aktivitas bersenjatanya sebagai perlawanan terhadap pendudukan Israel, dikutip Reuters, Sabtu.
Kelompok ini telah menguasai Jalur Gaza sejak 2007 setelah perang saudara singkat dengan pasukan yang setia pada gerakan nasionalis sekuler pimpinan Presiden Mahmoud Abbas yang berbasis di Tepi Barat, Fatah.
Mahmoud Abbas juga merupakan Ketua PLO yang dianggap sebagai "perwakilan sah dari bangsa Palestina".
Baca juga: Mengenal Iron Dome, Sistem Pertahanan Canggih Israel Lawan Rudal Hamas
Pengambilalihan Gaza oleh Hamas tersebut terjadi setelah kemenangan mereka dalam pemilihan parlemen Palestina pada 2006. Kemenangan ini mengakhiri kekuasaan Fatah di wilayah Palestina.
Sejak itu, banyak konflik Hamas vs Israel yang sering kali melibatkan serangan roket dari Gaza ke Israel.
Hamas menolak mengakui negara Israel, bahkan dengan keras menentang Perjanjian Perdamaian Oslo yang dinegosiasikan oleh Israel dan PLO pada pertengahan 1990-an.
Kelompok ini pun ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Israel, Amerika Serikat, Uni Eropa, Kanada, Mesir, dan Jepang.
Baca juga: Peliknya Konflik Israel-Palestina dan Bumerang Atas Serangan Hamas
Sementara itu, piagam pendirian Hamas pada 1988 menegaskan, organisasi ini didirikan untuk membebaskan Palestina dari pendudukan Israel.
Sekaligus, mendirikan negara Islam di wilayah yang saat ini menjadi Israel, Tepi Barat, serta Jalur Gaza.
Namun, pada Juni 2008, kelompok ini menandatangani perjanjian enam bulan dengan Israel yang secara signifikan mengurangi serangan roket.
Setelah masa tenang selama beberapa saat, Hamas melanjutkan serangan roketnya yang memicu operasi militer besar-besaran Israel pada akhir Desember 2008.
Setelah menghancurkan sebagian besar infrastruktur Hamas di Jalur Gaza, Israel kemudian mengumumkan gencatan senjata sepihak pada 18 Januari 2009.
Meski basis kekuatannya berada di Gaza, Hamas juga memiliki pendukung di seluruh wilayah Palestina serta memiliki pemimpin yang tersebar di negara-negara Timur Tengah.
Baca juga: Bagaimana Hamas Dapat Menembus Iron Dome Israel?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.