Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Perempuan di Surabaya Tewas Diduga Dianiaya Anak Anggota DPR

Kompas.com - 06/10/2023, 09:15 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

4. Terdapat luka lebam

Jenazah DSA kemudian langsung dirujuk ke RSUD Dr Soetomo untuk dilakukan proses autopsi.

Hal itu dikarenakan kematian DSA disebut janggal dan harus dilakukan penyelidikan.

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono mengatakan, pihaknya sudah memeriksa sejumlah saksi dan masih menunggu hasil autopsi jenazah.

“Sekitar 15 saksi, baik itu rekan korban, petugas di lokasi, maupun saksi lain di mana korban meninggal dunia,” ungkap Hendro dilansir dari Kompas.com, Kamis (5/10/2023).

Selain itu, Hendro mengaku bahwa pihaknya juga sudah mengumpulkan sejumlah rekaman CCTV yang ada di sekitar lokasi.

"(CCTV) tempat korban sedang hiburan dengan pasangannya (diskotek), lobi dia datang dan meninggalkan lokasi, tempat korban tinggal (apartemen), dan ketika akan dibawa ke rumah sakit," ucapnya.

Menurut informasi, terdapat sejumlah luka lebam di kaki jenazah korban. Namun, polisi belum menyimpulkan adanya dugaan penganiayaan.

"Terkait dengan penyebab kematian korban, ataupun beberapa pertanyaan temuan (luka lebam) yang dialami oleh korban, tentu ini menjadi ranahnya dokter nanti," ujar dia.

Baca juga: Peran Mario, AG, dan Shane dalam Penganiayaan Anak Pengurus GP Ansor

5. Korban sempat kirim pesan suara ke keluarga sebelum meninggal

Dimas mengungkapkan, DSA sempat mengirimkan pesan suara ke pihak keluarga saat dianiaya RT sebelum akhirnya meninggal dunia.

"Voice note (pesan suara) korban saat dilakukan penganiayaan si RT ini kami ada," ungkap Dimas dikutip dari Kompas.com, Kamis (5/10/2023).

Ia mengatakan, pesan itu berisi suara korban yang masih tidak mengetahui alasan menerima penganiayaan tersebut.

Baca juga: Deretan Pegawai Pajak yang Terseret Kasus, dari Penganiayaan hingga Korupsi

Dimas pun akan menyerahkan pesan suara itu sebagai barang bukti jika polisi menangani kasus tersebut dengan serius.

“Memang tidak kami share dan tunjukkan, sebelum proses hukum dijalani serius,” katanya.

Selain itu, korban juga sempat menghubungi keluarganya beberapa hari sebelum meninggal lantaran mengaku mengalami sakit di beberapa bagian tubuhnya.

“Korban sempat menghubungi keluarganya, tapi dengan alasan yang bersangkutan sakit. Dan keluarganya tahu anaknya memar," tuturnya.

Korban diduga juga sempat mengunggah sebuah video di akun TikTok pada Selasa (3/10/2023). Dalam video itu, korban tampak berbicara ke arah kamera.

"Cewe nya mati matian jaga hati buat cwo nya, eh cwo nya mati matian buat matiin cewe nya," tulis korban dalam unggahan itu.

Baca juga: Kronologi Penganiayaan Remaja di Lenteng Agung karena Masalah Asmara

(Sumber: Kompas.com/Andhi Dwi Setiawan | Editor: Farid Assifa, Maya Citra Rosa, Pythag Kurniati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com