Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Fakta Perempuan di Surabaya Tewas Diduga Dianiaya Anak Anggota DPR

DSA yang merupakan warga Sukabumi, Jawa Barat itu tewas diduga karena dianiaya oleh pacarnya yang berinisial RT dan merupakan anak anggota DPR RI.

“Kami merasa ada tindakan penganiayaan terhadap perempuan, dan ini dilakukan oleh seorang anak dari salah satu pejabat di DPR RI,” ucap pengacara korban Dimas Yemahura dikutip dari Kompas.com, Kamis (5/10/2023).

Selengkapnya, berikut lima fakta perempuan tewas usai diduga dianiaya anak anggota DPR:

1. Perselisihan berujung penganiayaan

Dimas mengatakan, ada perselisihan antara DSA bersama RT serta teman-temannya saat pergi ke sebuah diskotek di Jalan Mayjend Jonosewojo, Surabaya pada Selasa (3/10/2023) malam.

“Mbak DSA pada Selasa malam diajak oleh teman-temannya termasuk saudara RT ke klub malam. Kemudian di dalam itu ada perselisihan antara saudara RT ini dengan Mbak DSA,” ujar Dimas.

Saat perselisihan itulah, RT diduga melakukan tindakan kekerasan kepada DSA yang membuatnya tak sadarkan diri.

2. Pelaku diduga merekam korban yang sudah tak sadarkan diri

Meski begitu, RT justru merekam DSA yang sudah tergeletak tak sadarkan diri.

"Saudara RT malah me-video Mbak DSA yang tergeletak di halaman basement, dan mengatakan dia (RT) enggak tahu kenapa tergeletak," terang Dimas.

Bahkan, Dimas mengaku, RT saat itu juga sempat menertawakan DSA yang masih tidak sadarkan diri. Namun kemudian diingatkan seorang petugas yang ada di sana.

"Setelah diingatkan petugas basement untuk membawa, malah Mbak DSA ini dimasukkan ke bagasi mobil belakang," tuturnya.

3. Korban sudah tak bernapas saat di apartemen

Setelah itu, RT membawa korban yang masih tak sadarkan diri itu ke salah satu apartemen di Jalan Puncak Indah Lontar pada Rabu (4/10/2023) dini hari.

“Mbak DSA sudah tidak ada napas. Setelah tidak ada napas, dia (terduga pelaku) memanggil petugas keamanan, kemudian dipanggillah pengelola apartemen," jelas Dimas.

Mengetahui itu, RT langsung membawa DSA ke National Hospital yang berada tak jauh dari lokasi apartemen. Namun, DSA ternyata sudah meninggal dunia sekitar 30 menit sebelumnya.

“Artinya sudah tidak bernyawa dimungkinkan terjadi di klub malam. Adanya pembiaran petugas di klub malam," katanya.

4. Terdapat luka lebam

Jenazah DSA kemudian langsung dirujuk ke RSUD Dr Soetomo untuk dilakukan proses autopsi.

Hal itu dikarenakan kematian DSA disebut janggal dan harus dilakukan penyelidikan.

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono mengatakan, pihaknya sudah memeriksa sejumlah saksi dan masih menunggu hasil autopsi jenazah.

“Sekitar 15 saksi, baik itu rekan korban, petugas di lokasi, maupun saksi lain di mana korban meninggal dunia,” ungkap Hendro dilansir dari Kompas.com, Kamis (5/10/2023).

Selain itu, Hendro mengaku bahwa pihaknya juga sudah mengumpulkan sejumlah rekaman CCTV yang ada di sekitar lokasi.

"(CCTV) tempat korban sedang hiburan dengan pasangannya (diskotek), lobi dia datang dan meninggalkan lokasi, tempat korban tinggal (apartemen), dan ketika akan dibawa ke rumah sakit," ucapnya.

Menurut informasi, terdapat sejumlah luka lebam di kaki jenazah korban. Namun, polisi belum menyimpulkan adanya dugaan penganiayaan.

"Terkait dengan penyebab kematian korban, ataupun beberapa pertanyaan temuan (luka lebam) yang dialami oleh korban, tentu ini menjadi ranahnya dokter nanti," ujar dia.

5. Korban sempat kirim pesan suara ke keluarga sebelum meninggal

Dimas mengungkapkan, DSA sempat mengirimkan pesan suara ke pihak keluarga saat dianiaya RT sebelum akhirnya meninggal dunia.

"Voice note (pesan suara) korban saat dilakukan penganiayaan si RT ini kami ada," ungkap Dimas dikutip dari Kompas.com, Kamis (5/10/2023).

Ia mengatakan, pesan itu berisi suara korban yang masih tidak mengetahui alasan menerima penganiayaan tersebut.

Dimas pun akan menyerahkan pesan suara itu sebagai barang bukti jika polisi menangani kasus tersebut dengan serius.

“Memang tidak kami share dan tunjukkan, sebelum proses hukum dijalani serius,” katanya.

Selain itu, korban juga sempat menghubungi keluarganya beberapa hari sebelum meninggal lantaran mengaku mengalami sakit di beberapa bagian tubuhnya.

“Korban sempat menghubungi keluarganya, tapi dengan alasan yang bersangkutan sakit. Dan keluarganya tahu anaknya memar," tuturnya.

Korban diduga juga sempat mengunggah sebuah video di akun TikTok pada Selasa (3/10/2023). Dalam video itu, korban tampak berbicara ke arah kamera.

"Cewe nya mati matian jaga hati buat cwo nya, eh cwo nya mati matian buat matiin cewe nya," tulis korban dalam unggahan itu.

(Sumber: Kompas.com/Andhi Dwi Setiawan | Editor: Farid Assifa, Maya Citra Rosa, Pythag Kurniati)

https://www.kompas.com/tren/read/2023/10/06/091500965/5-fakta-perempuan-di-surabaya-tewas-diduga-dianiaya-anak-anggota-dpr

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke