Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

"Personal Branding, Positioning", dan Calon Pemimpin

Kompas.com - 04/10/2023, 16:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Frangky Selamat*

DERETAN baliho para calon anggota legislatif (caleg) memenuhi bahu jalan adalah pemandangan yang kini banyak ditemui di berbagai sudut kota.

Gambar-gambar itu seolah meminta untuk diperhatikan khalayak masyarakat yang berlalu lalang di sepanjang jalan.

Di sejumlah daerah, bahkan ada yang memberikan keterangan tambahan di bawah gambar dan nama seperti “anak dari …” atau “istri dari …”

Tak jelas juga apakah itu sudah cukup membuat orang mengenal dan memperhatikan.

Ketika begitu banyak informasi yang beredar dan semua ingin diperhatikan khalayak, para caleg dan calon pemimpin lainnya membutuhkan personal branding.

Positioning menjadi lebih terarah jika personal branding telah terbentuk. Apalagi di Indonesia, pemilih lebih menyukai figur ketimbang “program” yang “dijual”.

Personal branding adalah skema yang menyatakan bahwa merek dapat memiliki karakteristik yang berbasis manusia (Jain dkk, 2018).

Personal branding menekankan pada dimensi produk yang tidak berwujud dan berorientasi pada merek. Ini melibatkan penempatan elemen manusia pada merek (Aaker, 1997).

Personal branding telah diterapkan ke berbagai bidang seperti merek perusahaan dan partai. Studi terdahulu berfokus pada penerapan personal branding pada lingkungan dan konteks politik yang berbeda termasuk di Inggris, Meksiko, dan Turki (Guzman dan Sierra, 2009; Matzler dkk., 2016).

Studi tentang personal branding dikembangkan ke tahap di mana dimensi tertentu dapat dianggap hampir universal.

Karakter tertentu seperti hangat, ramah dan menyenangkan, kompeten, efektif dan efisien memiliki kemungkinan universalitas (Davies dkk, 2018).

Penelitian telah menambah dimensi dasar pada personal branding. Salah satunya adalah penambahan kedamaian pada model Aaker (1997).

Dimensi kedamaian hanya ada di Jepang, gairah adalah elemen utama di Spanyol, dan ketangguhan merupakan elemen utama dalam konteks Amerika Serikat (Aaker dkk, 2001).

Terdapat studi longitudinal tentang penggunaan personal branding pada para pemimpin Kongres Nasional Demokrat dan Partai Patriotik Baru di Ghana (Tweneboah-Koduah dkk, 2010), dan relevansi personal branding untuk politik internasional juga telah dilakukan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com