Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kereta Cepat Pertama di Asia Tenggara Disebut Ada di Laos, Ini Faktanya

Kompas.com - 04/10/2023, 15:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belakangan, media sosial diramaikan dengan unggahan bernarasi bahwa kereta cepat pertama di Asia Tenggara bukan di Indonesia, melainkan Laos.

Unggahan ini beredar pada hari yang sama dengan peresmian kereta cepat Jakarta-Bandung Whoosh, Kamis (2/10/2023).

"Pak @jokowi, Kereta Cepat pertama di ASEAN ada di LAOS, beroperasi sejak 2 Desember 2021," tulis akun X, @ZAEffendy dalam unggahannya.

Lantas, benarkah kereta cepat pertama di Asia Tenggara ada di Laos, bukan Indonesia?

Baca juga: Perbandingan Waktu Tempuh dan Harga Tiket Kereta Cepat Whoosh-KA Argo Parahyangan

Kereta Electric Multiple Unit (EMU)

Dikutip dari CNN (9/11/2022), Laos memang telah meluncurkan jalur kereta api yang menghubungkannya dengan China.

Adalah Electric Multiple Unit (EMU), kereta api semi kecepatan tinggi yang beroperasi sejak Desember 2021 di Laos.

Jalur kereta api tersebut membentang sepanjang 1.035 kilometer dan menghubungkan Kunming di Provinsi Yunnan Tiongkok barat daya dengan ibu kota Laos, Vientiane.

Sebanyak 45 stasiun antara kedua negara terhubung dalam jalur kereta EMU ini, 20 di antaranya menyediakan layanan penumpang.

Baca juga: Kata Media Asing soal Peresmian Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh

Kendati memiliki lintasan yang lebih panjang dibandingkan Jakarta-Bandung, kereta EMU ini hanya melaju dengan kecepatan maksimal 160 kilometer per jam.

Kecepatan itu jauh di bawah kereta cepat Whoosh yang mampu melaju hingga 350 kilometer per jam.

Menurut Britannica, kereta cepat dimaknai dengan kereta yang mampu melaju dengan kecepatan 200 hingga 350 kilometer per jam.

Pengertian serupa juga tertulis dalam laman Environmental and Energy Study Institute. Disebutkan, kereta cepat adalah kereta yang melaju minimal 250 kilometer per jam.

Baca juga: Naik Kereta Cepat Gratis 3-7 Oktober 2023, Ini Link, Jadwal, dan Cara Daftarnya

Perbaiki akses Laos-China

Sebelum kehadiran kereta EMU, warga Vientiane hanya memiliki pilihan perjalanan dengan bus untuk pergi ke perbatasan China.

Perjalanan bus melalui jalan berlubang yang berliku-liku memakan waktu setidaknya 20 jam.

Dengan adanya kereta EMU, sebagian perjalanan kini dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari empat jam.

Kereta EMU sendiri dapat menampung 720 orang di gerbong kelas satu dan dua. Namun, tiket kereta hanya bisa didapatkan di stasiun.

Jalur kereta api ini pada akhirnya direncanakan akan menghubungkan Bejing dengan Bangkok dan Singapura pada beberapa dekade mendatang.

Ini merupakan bagian dari Belt and Road Initiative, yakni program pembangunan infrastruktur besar-besaran yang diluncurkan pada 2013 untuk memperluas pengaruh China.

Baca juga: 5 Fakta Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com