Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal PLTS Terapung Cirata, Diklaim Terbesar di Asia Tenggara

Kompas.com - 30/09/2023, 11:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata akan menjalani uji coba pada Oktober 2023. Rencananya, pembangkit listrik ini akan mulai berfungsi sekitar awal tahun 2024.

PLTS Terapung Cirata merupakan pembangkit listrik tenaga Matahari apung pertama di Indonesia sekaligus terbesar di Asia Tenggara.

Dibangun di Waduk Cirata yang terletak di tiga kabupaten Jawa Barat, yakni Purwakarta, Cianjur, dan Bandung Barat, pembangunan proyek ini sudah berjalan kurang-lebih selama tiga tahun.

Dengan area yang luas, PLTS Terapung Cirata dilengkapi berbagai teknologi canggih untuk memberikan manfaat besar bagi Indonesia.

Baca juga: Pakai PLTS di Rumah agar Hemat Listrik, Berapa Estimasi Biayanya?


Awal proyek PLTS Terapung Cirata

PLTS Terapung Cirata dikembangkan oleh anak usaha PT PLN yakni PT Pembangkitan Jawa Bali Investasi (PJBI) bekerja sama dengan Masdar, perusahaan energi yang berbasis di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Dikutip dari situs PLN Nusantara Power (20/1/2020), kontrak jual-beli listrik PLTS Terapung Cirata ditandatangani pada 13 Januari 2020 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini, CEO Masdar Mohamed Jameel Al Ramahi, dan Direktur Utama PT PJB Investasi Gunawan Yudhi Haryanto.

PT PJBI memegang 51 persen saham sementara Masdar memiliki 49 persen saham. Kedua perusahaan menjalankan proyek dengan nama Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energy (PMSE).

Penandatanganan proyek saat itu disaksikan Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Duta Besar Uni Emirat Arab Husin Bagis, Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin, dan Direktur Utama PT PJB Iwan Agung Firstantara.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan, tahap pembangunan PLTS Terapung Cirata dimulai pada awal 2021. Proyek ini awalnya ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2022.

Namun, pengoperasian PLTS Terapung Cirata diundur karena mengalami sejumlah hambatan, termasuk pandemi Covid-19.

Baca juga: Terapkan Inovasi PLTS, Stasiun Batang Raih Rekor MURI

PLTS Terapung Cirata

PLN Nusantara Power dan Masdar, perusahaan energi Uni Emirat Arab (UEA) menandatangani Nota Kesepahaman pengembangan PLTS Terapung Cirata di Purwakarta, Jawa pada Kamis (21/9/2023).  Dok. PT (PLN) Persero PLN Nusantara Power dan Masdar, perusahaan energi Uni Emirat Arab (UEA) menandatangani Nota Kesepahaman pengembangan PLTS Terapung Cirata di Purwakarta, Jawa pada Kamis (21/9/2023).
PLTS Terapung Cirata dibangun di areal seluas sekitar 250 hektar. Pembangkit ini berada di atas Waduk Cirata yang memiliki luas kurang-lebih 6.200 hektar.

Dikutip dari Kompas TV (18/8/2022), proyek ini diperkirakan mampu memproduksi listrik berkapasitas 145 Mega Watt ac (MWac).

PLTS ini terdiri dari 13 blok dengan lebih dari 340.000 panel surya. Kapasitas listrik sebesar itu dapat mengaliri listrik ke lebih dari 50.000 rumah di wilayah Indonesia.

Pembangunan PLTS Terapung Cirata mendapat sokongan dana dari tiga lembaga keuangan internasional, yaitu Sumitomo Mitusi Banking Corp, Societe Generale, dan Standard Charter Bank.

Zulkifli Zaini dalam Deklarasi Financial Close di Jakarta pada Selasa (3/8) mengungkapkan, nilai investasi proyek ini mencapai 129 juta dollar AS atau setara Rp 1,9 triliun dengan kurs mata uang terbaru.

PLTS Terapung Cirata diklaim menjadi salah satu PLTS dengan tarif listrik jauh lebih murah dibandingkan PLTS skala besar lainnya, yakni 5,81 cent AS atau sekitar Rp 17,0814 per kWh.

PLTS Terapung Cirata akan beroperasi dengan menyerap lebih dari 1.400 tenaga kerja lokal.

Baca juga: Rekor Muri: Katedral Jakarta, Gereja Katolik Pertama yang Seluruh Sumber Listriknya dari Energi Surya

Halaman:

Terkini Lainnya

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Tren
Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Tren
Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com