Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terapkan Inovasi PLTS, Stasiun Batang Raih Rekor MURI

Kompas.com - 31/12/2019, 11:56 WIB
Mela Arnani,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Stasiun Batang mendapatkan pengharagaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas inovasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

PLTS dengan sistem on grid ini berfungsi mendukung operasional kebutuhan listrik stasiun.

Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional 4 Semarang Krisbiyantoro mengatakan, Stasiun Batang menjadi stasiun yang pertama kali menerapkan penggunaan PLTS.

Kendati begitu, ke depannya PT KAI akan mengembangkan inovasi ini ke stasiun lain.

"Bahkan di perkantoran KAI," kata Krisbiyantoro saat dihubungi Kompas.com, Senin (30/12/2019) malam.

Ia menjelaskan, sistem on grid buatan Jerman merupakan teknologi baru yang mengombinasikan sumber listrik yang dihasilkan PLN dan sumber listrik dari panel surya.

"Keduanya mampu menyuplai secara bergantian kebutuhan listrik dengan kondisi cuaca pada saat itu," ujar Krisbiyantoro.

Baca juga: KA Bandara Beroperasi, Waktu Tempuh Stasiun Solo Balapan-Bandara Adi Soemarmo 19 Menit

Tenaga listrik yang dihasilkan PLTS ini digunakan untuk kebutuhan listrik Stasiun Batang, kecuali pengendalian wesel dan sinyal stasiun.

Panel surya ini, lanjut Krisbiyantoro, mampu menghasilkan listrik hingga 6.000 watt.

Tak dipungkiri, biaya untuk kebutuhan listrik pun dapat ditekan hingga separuhnya.

"Efisiensi biaya pun bisa ditekan hingga 50 persen di musim penghujan ini dan akan lebih besar lagi bila penggunaan di musim kemarau," tutur dia.

Krisbiyantoro menambahkan, perawatan PLTS pun cukup mudah dan cepat, sehingga menghemat tenaga perawatan yang dapat dialokasikan ke perawatan lain.

Pemasangan PLTS di Stasiun Batang membutuhkan waktu pengerjaan selama 14 hari, mulai dari perakitan hingga pengoperasiannya.

Baca juga: Ada Gangguan Sinyal, 4 KA Terlambat Berangkat dari Stasiun Bandung

Stasiun Batang

Stasiun Batang menjadi salah satu stasiun yang masuk Daerah Operasional 4 Semarang.

Stasiun yang terletak di Batang, Jawa Tengah ini masuk kategori stasiun kelas III.

Lokasinya berada tidak jauh dari pantai.

Saat ini, Stasiun Batang melayani penurunan dan keberangkatan penumpang dengan dua kereta, yaitu KA Kaligung dan KA Menoreh.

Baca juga: Libur Natal dan Tahun Baru, Stasiun Senen Kebanjiran Warga yang Datang ke Jakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com