Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Efek Samping Penggunaan Obat Penurun Berat Badan Orlistat, Apa Saja?

Kompas.com - 25/09/2023, 07:15 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Obesitas adalah kondisi seseorang ketika memiliki berat badan berlebih karena penumpukan lemak berlebih di dalam tubuh.

Obesitas atau kelebihan berat badan terjadi karena asupan kalori yang masuk ke tubuh lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah kalori yang keluar atau dibakar oleh tubuh, menurut Siloam Hospitals (29/3/2023).

Obesitas menjadi salah satu kondisi serius yang harus segera ditangani karena bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit lainnya.

Baca juga: Tabel Berat Badan yang Disarankan untuk Perempuan Menurut Kemenkes

Ada banyak cara untuk menurunkan berat badan untuk mencegah terjadinya obesitas, seperti olahraga rutin, menjaga pola makan, menerapkan gaya hidup sehat, serta mengonsumsi obat penurun berat badan.

Dilansir dari verywellhealth (14/8/2023), salah satu obat untuk penderita obesitas yang banyak digunakan untuk menurunkan berat badan adalah orlistat. Obat ini telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk obat diet dan obesitas untuk menurunkan berat badan.

Selain itu, obat ini juga bisa menurunkan risiko terkena diabetes tipe 2.

Jika orlistat cocok, Anda mungkin akan kehilangan setidaknya 5 persen berat badan dalam satu tahun. Orlistat juga telah terbukti mengurangi Body Mass Index (BMI), lingkar pinggang, kolesterol, dan kadar low-density lipoprotein (LDL).

Baca juga: Tabel Berat Badan yang Disarankan untuk Pria Menurut Kemenkes


Baca juga: Tabel Berat Badan Ideal Pria dan Wanita yang Direkomendasikan Kemenkes

Apa itu obat penurun berat badan orlistat?

Orlistat adalah obat yang digunakan untuk membantu menurunkan berat badan. Meski begitu, penggunaan obat ini juga harus bersamaan dengan diet rendah kalori dan peningkatan aktivitas fisik seperti olahraga yang teratur, dilansir dari drugs.

Cara kerja orlistat adalah dengan menghambat enzim pemecah lemak, sehingga lemak tidak dapat dicerna dan diserap oleh tubuh. Dengan begitu, lemak yang dikonsumsi akan dibuang dan berat badan diharapkan akan berkurang.

Orlistat hanya boleh digunakan untuk orang dewasa yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas.

Anda tidak boleh menggunakan orlistat jika memiliki alergi terhadapnya, menderita sindrom malabsorpsi (ketidakmampuan menyerap makanan dan nutrisi dengan baik), atau jika Anda sedang hamil.

Baca juga: Disebut Bisa Picu Obesitas jika Berlebihan, Berapa Baiknya Konsumsi Probiotik Sehari?

Efek samping orlistat

Perut buncit bisa jadi tanda obesitas hingga penyakit hati.pexels.com Perut buncit bisa jadi tanda obesitas hingga penyakit hati.

Penggunaan orlistat dapat menimbulkan beberapa efek samping.

Efek samping orlistat ini umumnya disebabkan oleh tindakan pemblokiran lemaknya. Ini adalah tanda bahwa obat tersebut bekerja dengan baik.

Kendati demikian, efek samping ini biasanya bersifat sementara dan mungkin berkurang jika Anda terus menggunakan obat ini. Beberapa efeknya meliputi:

  • Tinja berminyak atau berlemak
  • Ada bercak berminyak pada pakaian dalam Anda
  • Minyak berwarna oranye atau cokelat di tinja Anda
  • Pembuangan gas dan minyak
  • Mencret, atau kebutuhan mendesak untuk pergi ke kamar mandi, dan ketidakmampuan mengontrol buang air besar
  • Peningkatan jumlah buang air besar
  • Sakit perut, mual, dan sakit pada dubur.  

Namun, apabila Anda memiliki tanda-tanda reaksi alergi terhadap orlistat seperti gatal-gatal, sulit bernapas, pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan, maka segera hentikan pemakaian obat.

Berikut beberapa efek samping lebih lanjut terkait penggunaan obat diet orlistat:

  • Sakit perut yang parah
  • Sakit parah di punggung bagian bawah
  • Ada darah dalam urin, nyeri atau sulit buang air kecil
  • Terlalu sedikit atau tidak buang air kecil
  • Bengkak di kaki atau pergelangan kaki
  • Merasa lelah atau sesak napas
  • Mual
  • Sakit perut bagian atas
  • Gatal-gatal
  • Rasa lelah
  • Kehilangan nafsu makan
  • Urine berwarna gelap
  • Tinja berwarna tanah liat
  • Penyakit kuning (kulit atau mata menguning).

Baca juga: Pengobatan Pasien Obesitas, Apakah Ditanggung BPJS Kesehatan?

Berapa dosis pemakaian yang dianjurkan?

Ada banyak penyebab yang bisa mendasari kenapa kita bisa obesitas. Namun, utamanya adalah jumlah kalori yang Anda makan lebih banyak dari pada yang Anda bakar melalui aktivitas harian dan olahraga.iStockphoto/Nattakorn Maneerat Ada banyak penyebab yang bisa mendasari kenapa kita bisa obesitas. Namun, utamanya adalah jumlah kalori yang Anda makan lebih banyak dari pada yang Anda bakar melalui aktivitas harian dan olahraga.

Gunakan orlistat persis seperti yang diarahkan pada label, atau sesuai anjuran dokter dan jangan digunakan dalam jumlah yang lebih besar atau lebih kecil atau lebih lama dari yang disarankan.

Orlistat biasanya diminum 3 kali sehari setiap kali makan makanan utama yang mengandung sedikit lemak (tidak lebih dari 30 persen kalori untuk makanan tersebut). Selain itu, obat ini juga dapat diminum setelah makan atau hingga 1 jam setelah makan.

Jika Anda melewatkan makan atau makan makanan yang tidak mengandung lemak, lewati dosis makanan tersebut.

Penting untuk diketahui bahwa kandungan lemak dalam makanan harian Anda tidak boleh lebih dari 30 persen dari total asupan kalori harian Anda. Misalnya, jika Anda mengonsumsi 1.200 kalori per hari, tidak lebih dari 360 kalori tersebut harus berbentuk lemak.

Baca juga: Banyak Kasus Obesitas Berujung Kematian, Apa Sebabnya?

Apa yang terjadi jika melewatkan satu dosis?

Ambil dosis yang terlewat segera setelah Anda ingat, tapi tidak lebih dari 1 jam setelah makan.

Jika sudah lebih dari satu jam sejak makan terakhir Anda, lewati dosis yang terlewat dan minum obat pada waktu yang dijadwalkan berikutnya. Selain itu, jangan minum obat tambahan untuk mengganti dosis yang terlewat.

Di sisi lain, Anda juga harus menghindari makan makanan berlemak tinggi karena ini dapat mengalami efek samping yang tidak menyenangkan pada perut atau usus.

Baca juga: Pengobatan Pasien Obesitas, Apakah Ditanggung BPJS Kesehatan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com