Sayangnya, lahan konsensi itu berada di bawah lokasi yang tumpang tindih, yakni wilayah IUP seluas 100 hektar milik PT PETS dengan operasi produksi antara 2020-2023 dan kontrak karya Generasi V seluas 14.570 milik PT Gorontalo Sejahtera Minim (GSM) dengan operasi 2013-2049.
Kerusuhan dan pembakaran ini pun disesalkan oleh Penjabat Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya.
"Saya terus terang saja menyesalkan adanya pengrusakan dan pembakaran yang dilakukan oleh massa," kata Ismail, dikutip dari Kompas.com, Kamis (21/9/2023).
"Sudah dilakukan upaya dialog oleh Pak Kapolda ternyata massa aksi tidak bersedia dan melakukan pengrusakan," sambungnya.
Menurutnya, kantor bupati adalah pusat pelayanan dan pemerintahan. Apalagi, kantor tersebut dibangun menggunakan pajak dan retribusi daerah yang keduanya bersumber dari rakyat.
Ismail berpesan kepada warga agar berpikir tenang dan tidak terpengaruh isu liar dalam kondisi saat ini.
"Kami berharap mereka mereka yang melakukan provokasi, pengrusakan dan pembakaran kantor Bupati untuk dilakukan langkah-langkah hukum," pungkasnya.
Baca juga: Mengapa Sepak Bola Kerap Diwarnai Kerusuhan?
(Sumber: Kompas.com/Rosyid A Azhar | Editor: Khairina, Ardi Priyatno Utomo)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.