Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara Maju Kembali ke Teks Cetak dan Biasakan Siswa Tulis Tangan

Kompas.com - 13/09/2023, 08:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Pembelajaran tatap muka harus diutamakan

Penelitian yang dilakukan oleh Institut Karolinska Swedia pada Agustus 2023 membuktikan peralatan digital justru dinilai lebih merugikan bagi pembelajaran siswa.

“Kami yakin fokusnya harus kembali pada perolehan pengetahuan melalui buku teks cetak dan keahlian guru, dibandingkan memperoleh pengetahuan terutama dari sumber digital yang tersedia secara bebas dan belum diperiksa keakuratannya,” kata institut tersebut.

Tak hanya pemerintah Swedia, UNESCO juga melaporkan adanya kekhawatiran penggunaan teknologi bagi pendidikan.

Badan di bawah PBB ini juga mendesak sejumlah negara anggotanya untuk menerapkan teknologi yang sesuai dalam pendidikan.

Ini berarti, pendidikan berbasis digital seharusnya tidak boleh menggantikan pembelajaran tatap muka antara guru dan murid demi mendapatkan pendidikan berkualitas.

Meski begitu, internet yang cepat dan penggunaan perangkat elektronik tetap dapat digunakan dalam pembelajaran.

Baca juga: Mengembangkan Kompetensi Digital Pekerja

Siswa sulit mengenal informasi akurat

Dampak lain dari penggunaan gadget adalah siswa dinilai mengalami kesulitan dalam mengenali informasi yang akurat dan terverifikasi. 

Kajian Institut Karolinska menjelaskan, terjun langsung ke dunia digital untuk mencari informasi menjadikan seseorang sulit memastikan keakuratan konten yang diakses.

Menurut mereka, mendidik anak-anak mengenal informasi akurat tetap harus dari buku ataupun teks-teks cetak lainnya. Hal itu membuat murid belajar mengenai pentingnya mengenal informasi yang sudah diverifikasi dan dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Menurut Institut Karolinska, mendidik anak-anak mengenal informasi akurat tetap harus dari buku ataupun teks-teks cetak lainnya.

”Murid diajak aktif bertanya kepada guru untuk mengajarkan mengenai individu atau kelompok yang bisa dijadikan sebagai narasumber,” penjelasan Institut Karolinska dikutip dari Kompas.id.

Selanjutnyam setelah terbiasa membaca, memilih, dan memilah informasi dari teks cetak serta bertanya kepada guru, murid-murid belajar menerapkannya di dunia digital.

Hal ini bisa memberi mereka landasan yang kuat dalam memastikan informasi digital yang mereka akses terverifikasi dan tidak gampang dipengaruhi oleh orang-orang terkenal di internet, misalnya para buzzer atau pendengung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com