Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita WNI Melahirkan di Jepang, Dapat Bantuan Uang Rp 43 Juta dan Biaya Pascapersalinan

Kompas.com - 02/09/2023, 20:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

Selama sepekan itu, bidan yang sudah ditunjuk pihak rumah sakit juga akan membantu menjelaskan prosedur yang harus dilakukan setelah keluar dari rumah sakit.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Gandi (@gandishrtnh)

Baca juga: Rahasia Orang Jepang Bisa Berumur Panjang

Besaran uang yang diterima saat lahiran di Jepang

Gandi mengaku tahu bahwa dirinya akan mendapatkan sejumlah uang saat melahirkan ketika mendaftarkan kehamilan ke Ward Office (kantor pemerintahan lokal setempat).

"Ada section khusus untuk ibu, anak dan bayi. Di sana dijelaskan akan mendapatkan apa saja dan harus mengurus apa saja untuk calon orangtua," ujarnya.

Berikut rincian uang yang diterima Gandi ketika melahirkan di Jepang:

  1. Childbirth and Childcare Lump-Sum Grant 420.000 Yen (Rp 43 juta).
  2. Uang hadiah untuk ibu senilai 50.000 Yen (Rp 5 juta) yang diberikan setelah melahirkan
  3. Uang hadiah untuk kelahiran bayi sebesar 50.000 Yen (Rp 5 juta) dan diberikan setelah melahirkan.
  4. Uang bulanan untuk bayi 15.000 Yen (Rp 1,5 juta) yang diberikan 4 bulan sekali secara langsung.

Gandi mengatakan, khusus untuk uang hadiah ibu dan kelahiran bayi, diberikan oleh pemerintah lokal Kyoto sehingga besarannya berbeda untuk masing-masing wilayah.

Selain mendapat bantuan uang, Gandi juga memperoleh goody bag yang berisi peralatan untuk ibu hamil setelah pulang dari persalinan.

Peralatan itu di antaranya gantungan kunci kehamilan, majalah, kupon checkup kehamilan, dan buku KIA kalau di Indonesia (KIA juga tersedia beberapa bahasa termasuk Bahasa Indonesia).

Baca juga: Etnomatematika Jepang

Syarat mendapat uang bantuan melahirkan di Jepang

Tidak semua WNI yang berada di Jepang mendapat bantuan uang ketika melahirkan di Negeri Matahari Terbit.

Ibu hamil harus memenuhi beberapa syarat agar berhak mendapat bantuan tersebut.

"Syaratnya tentu harus memiliki status residency yang jelas. Saya memiliki status ijin tinggal student visa, di mana visa saya memungkinkan untuk membawa anak atau suami dengan visa dependent," terang Gandi.

Selain itu, ibu hamil juga wajib memiliki National Health Insurance.

Berdasarkan pengalaman Gandi, dia juga harus mendaftarkan kehamilan di Ward Office sehingga diberi buku KIA (Mother and Child Handbook) atau boshi techo.

Gandi juga harus melaporkan kelahiran anak ke Ward Office dalam kurun waktu 14 hari setelah kelahiran dengan membawa berkas berikut:

  • Dokumen yang perlu dibawa saat melaporkan kelahiran.
  • Formulir laporan kelahiran anak yang diisi oleh rumah sakit tempat melahirkan.
  • Paspor ayah dan ibu.
  • Child Handbook (boshi techo).
  • Residence Card Pemohon.

"Setelah melaporkan kelahiran, maka anak juga didaftarkan ke National Health Insurance," jelas Gandi.

Baca juga: Mengapa Orang Jepang Jarang Ada yang Gemuk? Ini Alasannya

Proses pencairan biaya bantuan dari Jepang

Setelah melaporkan kelahiran, Gandi mengurus sisa pencairan uang Lump Sum. Ini bisa dilakukan jika biaya tersebut masih tersisa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

Tren
Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com