Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peristiwa Bersejarah di Hotel Majapahit Lokasi Deklarasi Anies-Cak Imin, Perobekan Warna Biru Bendera Belanda

Kompas.com - 02/09/2023, 15:45 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur menjadi saksi bisu Anies Baswedan dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin resmi menjadi pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden di Pemilu 2024.

Hotel yang berlokasi di Jalan Tunjungan, Genteng, Kecamatan Genteng, Surabaya dan merupakan bangunan cagar budaya itu dipilih menjadi tempat deklarasi Anies-Cak Imin, Sabtu (2/9/2023).

Pemilihan Hotel Majapahit sebagai lokasi deklarasi bukan tanpa alasan.

Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda menjelaskan, hotel yang dulunya bernama Hotel Yamato itu dipilih sebagai lokasi deklarasi karena hendak mengambil semangat peristiwa bersejarah pada 1945.

"Di situlah arek-arek Suroboyo menunjukkan aksi heroik dengan merobek bendera Belanda agar Merah Putih bisa berkibar di Nusantara," tuturnya, dilansir dari Kompas.com, Sabtu (2//2023).

Menurutnya, pasangan Anies-Muhaimin akan mewarisi semangat rakyat Surabaya dalam menghadapi pertarungan di Pilpres 2024.

Lantas, seperti apa peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di Hotel Majapahit?

Baca juga: PKB Finalisasi Duet Anies-Cak Imin Hari Ini, Kapan Deklarasi?

Hotel Majapahit dan peristiwa sejarahnya

Peristiwa bersejarah di Hotel Majapahit Surabaya terjadi setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya pada 19 September 1945.

Saat itu, Hotel Majapahit masih bernama Hotel Yamato. Sehingga, peristiwa bersejarah itu dikenal dengan sebutan Insiden Hotel Yamato.

Dilansir dari Kompas.com (19/9/2021), kala itu arek-arek Surabaya menggeruduk hotel yang menjadi tempat penginapan kaum elite Belanda.

Mereka merobek warna biru bendera Belanda menyisakan warna merah putih serupa bendera Indonesia.

Peristiwa itu dipicu tindakan Belanda yang mengibarkan benderanya di Hotel Yamamoto setelah Indonesia mengumumkan kemerdekaannya.

Baca juga: Pertempuran Surabaya, Cikal Bakal Hari Pahlawan Nasional

Tindakan tersebut dinilai bentuk provokasi dan menyulut amarah pemuda di Surabaya.

Sebab, mulai 1 September 1945, bendera Merah Putih seharusnya dikibarkan secara terus menerus di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Surabaya.

Hal itu sebagaimana instruksi Sukarno, presiden saat itu dalam maklumat 31 Agustus 1945.

Insiden Hotel Yamamoto itu sendiri bermula pada 18 September 1945 saat datang para opsir Sekutu dan Belanda dari Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) ke Surabaya.

Mereka kemduian menempati Hotel Yamato yang kala itu menjadi penginapan kaum elite Belanda.

Sejak saat itu, Hotel Yamato dijadikan sebagai markas Bantuan Rehabilitasi untuk Tawanan Perang dan Interniran.

Namun, pada 19 September 1945 pukul 21.00, sekelompok orang Belanda yang dipimpin WVC Ploegman mengibarkan bendera Belanda tanpa persetujuan pemerintah daerah Surabaya.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Insiden Hotel Yamato, Latar Belakang, dan Detail Peristiwanya

Peristiwa perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato

Menanggapi pengibaran bendera Belanda, Wakil Residen Surabaya, Soedirman menggelar perundingan dengan Ploegman untuk menurunkan bendera Belanda dan mengibarkan bendera Merah Putih di Hotel Yamato.

Namun, permintaan itu ditolak oleh Ploegman.

Bahkan, Ploegman mengeluarkan pistol hingga memicu terjadinya perkelahian yang berujung tewasnya Ploegman karena dicekik seorang pemuda Surabaya bernama Sidik. Sidik juga turut tewas di tangan tentara Belanda.

Massa di luar hotel yang mengetahui situasi perundingan tidak berjalan dengan baik segera mendobrak pintu masuk Hotel Yamato.

Sebagian pemuda bertindak heroik dengan naik ke atas hotel untuk menurunkan bendera Belanda.

Dikutip dari Kompas.com (25/3/2022), sosok Hariyono yang merupakan pengawal Soedirman nekat memanjat tiang bendera Belanda itu. Hariyono memanjat tiang itu bersama Kusno Wibowo.

Keduanya lalu menurunkan bendera Belanda untuk diganti dengan bendera merah putih. Namun, karena tidak membawa bendera Indonesa, mereka akhirnya merobek bagian berwarna biru bendera Belanda yang memiliki triwarna (merah, putih, biru).

Bendera yang sudah dirobek dan menyisakan warna merah dan putih itu kemudian dinaikkan kembali ke puncak tiang diiringi teriakan "Merdeka!".

Baca juga: Mengenang 75 Tahun Insiden Penyobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato

Pertempuran 10 November 1945 pecah

Insiden Hotel Yamato itu berlanjut dengan pertempuran demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Pertempuran rakyat Surabaya melawan AFNEI terjadi pada 27 OKtober 1945.

Awalnya, terjadi serangan-serangan kecil, tapi lama kelamaan berubah menjadi serangan umum yang memakan banyak korban.

Hingga akhirnya Jenderal DC Hawthorn meminta Presiden Sukarno untuk meredakan situasi dengan mengadakan gencatan senjata.

Namun, genjatan senjata gagal dilakukan. Sebaliknya, seorang perwira Inggris, Brigadir Jenderal Mallaby justru tewas dalam pertempuran yang disusul dikeluarkannya ultimatum 10 November 1945 oleh Inggris.

Akibat kejadian itu, pertempuran yang dikenal dengan Peristiwa 10 November 1945 pun pecah.

Baca juga: Sejarah dan Isi Perjanjian Renville, Upaya Belanda untuk Menguasai Indonesia

Sejarah singkat Hotel Majapahit

Dilansir dari laman Hotel Majapahit, bangunan penginapan itu didirikan pada 1910. Saat itu namanya adalah Hotel Oranje.

Hotel Oranje dibangun atas kepemilikan Lukas Martin Serkies, pebisnis asal Amerika.

Lokasi pembangunan berada di tanah seluas 1000 meter persegi di Jalan Tunjungan yang dibeli Lucas.

Desain bangunan dipercayakan kepada pria berkebangsaan Inggris yang bernama James Apfrey dengan langgam Art Noveau.

Pada masa pendudukan Jepang, 1942, hotel tersebut berganti nama menjadi Hotel Yamato.

Belasan tahun setelah itu, sebuah grup pengusaha lokal membeli Hotel Yamato dan mengubah nama hotel menjadi Hotel Majapahit.

Restorasi besar-besaran kemudian dilakukan pada 1986 selama 2 tahun.

Setelah itu, hotel kembali dibuka dengan nama Mandarin Oriental Hotel Majapahit, Surabaya.

(Sumber: Kompas.com/Ardito Ramadhan, Dandy Bayu Bramasta, Verelladevanka Adryamarthanino | Editor: Irfan Maullana, Rizal Setyo Nugroho, Widya Lestari Ningsih).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

6 Olahraga yang Ampuh Menurunkan Kolesterol Tinggi, Apa Saja?

6 Olahraga yang Ampuh Menurunkan Kolesterol Tinggi, Apa Saja?

Tren
PKS Disebut 'Dipaksa' Berada di Luar Pemerintahan, Ini Alasannya

PKS Disebut "Dipaksa" Berada di Luar Pemerintahan, Ini Alasannya

Tren
Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Hitam Selama Sebulan

Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Hitam Selama Sebulan

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 16-17 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 16-17 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

Tren
Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com