Pelaku mengatakan kepada temannya bahwa korban hanya mengalami kecapekan. Selain itu, pelaku juga meminta temannya itu membeli bunga dan air untuk menyiram korban yang sudah terbaring kaku itu.
“Pelaku sambil mengatakan ‘mungkin besok bangun, setelah matahari terbit’,” kata Kusumo.
“Selanjutnya pelaku mengemasi sisa miras, memasukkan ke dalam tas ransel miliknya, serta mengambil barang korban, seperti handphone, uang Rp 142.000, dan sepeda motor,” imbuhnya.
Pelaku kemudian mengajak temannya ke masjid terdekat dengan alasan mencegah datangnya musibah. Ia juga menutup pintu ruko dan menguncinya dari luar.
Setelah itu, pelaku mengajak temannya minum kopi di salah satu warung yang tidak jauh dari lokasi ruko korban.
Di sana, ia meminta rekannya itu untuk tidak menceritakan peristiwa yang baru saja terjadi.
Baca juga: Kronologi Tewasnya Seorang Pria di Ancol, Dikeroyok Sekuriti, Dituduh sebagai Maling
Tewasnya korban baru diketahui oleh keluarganya setelah mencari selama empat hari, tepatnya pada Jumat (4/8/2023).
Saat itu pihak keluarga melihat korban sudah dalam kondisi membusuk di atas kasur di kamarnya.
“Korban selanjutnya dilakukan otopsi di RS Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong. Jenazah mengalami pembusukan, kematian akibat pankreatitis sehingga mati lemas,” ucapnya.
Setelah jenazah korban ditemukan, polisi bertindak cepat melakukan penyelidikan dan akhirnya menangkap pelaku di rumahnya pada Sabtu (5/8/2023).
(Sumber: Kompas.com/Andhi Dwi Setiawan | Editor: Pythag Kurniati, Andi Hartik)