KOMPAS.com - Seseorang yang tertusuk paku berisiko mengalami penyakit tetanus, terutama apabila kondisi pakunya sudah berkarat.
Dikutip dari WHO, tetanus merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh spora bakteri Clostridium tetani.
Spora ini dapat ditemukan di mana saja, terutama di tanah, abu, alat berkarat seperti paku, jarum, kawat berduri, serta saluran usus atau kotoran hewan dan manusia.
Spora C. tetani dapat bertahan selama bertahun-tahun dan sangat tahan terhadap panas dan sebagian besar antiseptik.
Bakteri tetanus dapat masuk ke dalam tubuh seseorang melalui luka terbuka di kulit, misalnya akibat:
Baca juga: Gejala Sifilis, Infeksi Menular Seksual yang Mulai Marak di Indonesia
Masa inkubasi dari tetanus diketahui bervariasi, yakni antara tiga sampai 21 hari setelah infeksi. Namun, sebagian besar kasus terjadi dalam 14 hari.
Tetanus didiagnosis berdasarkan gambaran klinis dan bisa tidak memerlukan pengecekan laboratorium. Berikut ini beberapa gejala seseorang mengalami tetanus:
Baca juga: Waspada Saat Muncul Garis Merah di Kulit, Bisa Jadi Tanda Infeksi Ini
Faktor risiko merupakan berbagai hal yang bisa menyebabkan seseorang menderita penyakit infeksi ini.
Dilansir dari MayoClinic, berikut faktor risiko tetanus:
Jika tidak segera ditangani, tetanus dapat menyebabkan komplikasi penyakit atau masalah kesehatan lain seperti:
Baca juga: Cara Mengatasi Cantengan agar Infeksi Tak Makin Parah
Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pencegahan utama tetanus yakni dengan menjalani vaksinasi.
Vaksinasi tersebut agar tubuh membuat antibodi untuk melawan racun tetanus.
Selain itu, terdapat beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan guna menghindari paparan infeksi tetanus, yaitu:
Dilansir dari MedicalNewsToday, dokter kemungkinan akan meresepkan penisilin atau metronidazol untuk mengobati tetanus.
Antibiotik ini mencegah bakteri berkembang biak dan menghasilkan racun saraf yang menyebabkan kejang dan kekakuan otot.
Bagi pasien yang alergi terhadap penisilin atau metronidazol, dapat diberikan tetrasiklin sebagai gantinya.
Dalam mengobati kejang otot dan kekakuan, pasien dapat diresepkan beberapa obat, antara lain:
Baca juga: Ramai soal Penularan Kutil Kelamin Melalui Benda, Ini Kata Dokter
Selain dengan obat, dokter juga dapat melakukan atau merekomendasikan pengobatan lainnya seperti:
Jika menurut dokter luka rawan tetanus sangat besar, mereka mungkin akan mengangkat otot yang rusak dan terinfeksi sebanyak mungkin melalui pembedahan yang disebut dengan debridemen.
Debridemen adalah tindakan membuang jaringan yang mati atau terkontaminasi, serta membuang benda asing dari tubuh.
Dalam kasus luka rawan tetanus, benda asing tersebut mungkin berupa kotoran atau pupuk kandang.
Seorang penderita tetanus membutuhkan asupan kalori harian yang tinggi karena aktivitas otot yang meningkat.
Beberapa pasien mungkin memerlukan dukungan ventilator untuk membantu pernapasan jika pita suara atau otot pernapasan mereka terpengaruh.
Baca juga: Apakah Penyakit Antraks Bisa Menular Antarmanusia?
Jika seseorang menginjak paku, penderita sebaiknya melakukan langkah-langkah berikut untuk membersihkan dan membalut lukanya:
Baca juga: Bisa Menular, Ini Penyebab, Gejala, Pencegahan, dan Pengobatan Kudis
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.