Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Cuaca Panas Ekstrem Landa Jambore Pramuka Dunia di Korsel...

Kompas.com - 04/08/2023, 19:15 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jambore Pramuka Dunia atau World Scout Jamboree ke-25 diadakan di SaeManGeum, Provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan (Korsel) pada 1 sampai 12 Agustus 2023.

Acara empat tahunan itu mengumpulkan anak-anak berusia minimal 18 tahun perwakilan regu pramuka dari seluruh dunia. Mereka akan berkemah selama lebih dari seminggu untuk mempelajari nilai kepramukaan.

Tahun ini, diperkirakan 43.000 anggota pramuka muda dari 158 negara hadir di Korea Selatan. 

Namun, baru dibuka pada Selasa (1/8/2023), ratusan peserta jambore dilaporkan terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Mereka menderita serangan panas akibat cuaca panas ekstrem di lokasi acara.

Tidak hanya itu, para peserta juga mengeluhkan tenda tempat mereka tidur yang digenangi air banjir sehingga kurang layak pakai.

Baca juga: Mengenal Bapak Pramuka Dunia Baden Powell yang Lahir pada 22 Februari 1857


Peserta alami gejala serangan panas

Jambore Pramuka Dunia 2023 diadakan di luar ruangan, tepatnya di wilayah seluas 8,8 km persegi sekitar 180 km barat daya ibu kota Seoul.

Diberitakan The Guardian, Kamis (3/8/2023), ribuan peserta dari seluruh dunia berkemah dalam tenda di tengah lapangan yang memiliki sedikit rimbunan pohon sebagai peneduh alami.

Padahal, Korea Selatan saat ini sedang mengalami musim panas. Suhu di sana berkisar antara 35 hingga 38 derajat celsius. Selain itu, hujan hanya turun sebentar sehingga cuaca tetap terasa panas.

Kondisi panas yang ekstrem menyebabkan setidaknya 400 peserta jambore dilarikan ke rumah sakit pada Selasa (1/8/2023). Mereka mengalami gejala serangan panas, seperti sakit kepala, pusing, dan kelelahan.

Pada Rabu (2/8/2023), terdapat 207 kasus korban serangan panas lainnya. Di antara para korban, 39 orang masih dirawat di institusi medis hingga hari Kamis (3/4/2023).

Akibat kondisi tersebut, panitia jambore terpaksa membatalkan serangkaian acara dalam kegiatan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Lahirnya Gerakan Pramuka di Indonesia 14 Agustus 1961

Fasilitas dan makanan dikeluhkan

Tangkap layar kondisi lokasi kemah Jambore Pramuka Dunia 2023 di Korea Selatan [WSBureau Inc. - JP POUTEAU].Jean-Pierre Pouteau Tangkap layar kondisi lokasi kemah Jambore Pramuka Dunia 2023 di Korea Selatan [WSBureau Inc. - JP POUTEAU].
Dilansir dari Koran Seoul (3/8/2023), panitia menyelenggarakan sebanyak 25.000 tenda untuk tempat berkemah para peserta jambore.

Namun, banjir akibat hujan deras yang melanda wilayah tersebut sebelum jambore dimulai membuat air menggenang. Air hujan tidak bisa mengalir karena lokasi perkemahan datar tanpa lereng.

Akibatnya, peserta jambore terpaksa tinggal di tenda yang dibangun di atas lumpur. 

Tidak hanya itu, para peserta mengeluhkan tidak adanya listrik serta AC dan kipas angin yang disediakan di tengah cuaca panas.

Baca juga: 16 Orang di Korsel Meninggal Dunia akibat Gelombang Panas

Diberitakan media lokal Chosun Ilbo, peserta jambore juga kesulitan saat akan ke kamar mandi. Sebab, jumlah toilet dan kamar mandi yang tersedia hanya sedikit dan tidak setara dengan jumlah peserta.

Selain itu, lokasinya juga jauh sehingga mereka harus mengantre lama.

Mereka juga mengeluhkan makanan yang tidak layak makan. Para peserta seharusnya menerima telur rebus dari panitia, tetapi justru telur berjamur yang diterima peserta.

Mereka memang dapat memasak makanan sendiri atau beli di toko serba ada. Namun, barang-barang yang dijual dihargai terlalu mahal.

Selain itu, fasilitas dapur untuk mencuci piring juga belum tersedia dengan baik. Tempat sampah bahkan tidak dibersihkan sehingga penuh dan dikerubungi serangga.

Baca juga: Ramai soal IPB Buka Jalur Prestasi Pramuka, Bagaimana Ketentuannya?

Pemerintah berusaha memperbaiki

Menteri Dalam Negeri Korea Selatan Lee Sang-min mendesak pihak penyelenggara segera melakukan langkah untuk mengatasi cuaca panas. Langkah itu, seperti pemberian fasilitas sebagai tempat berteduh, tambahan AC, serta shuttle bus.

“Untuk mencegah dan menanggulangi penyakit akibat panas, kami telah menyiagakan tenaga medis tambahan, termasuk sekitar 30 dokter dan 60 perawat,” kata sekretaris jenderal panitia penyelenggara acara Choi Chang-haeng.

Untuk mengantisipasi adanya pasien, lebih banyak tempat tidur dengan pendingin akan dipasang di klinik kesehatan. Enam helikopter juga disiagakan untuk membawa pasien darurat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 15-16 Mei 2024

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 15-16 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Potensi Cuaca Ekstrem 14-15 Mei | Dampak Berhenti Minum Teh Sebulan

[POPULER TREN] Potensi Cuaca Ekstrem 14-15 Mei | Dampak Berhenti Minum Teh Sebulan

Tren
Saat Real Madrid Daftar Jadi Polisi, Tak Ingin Menyerah sampai 'Juara'

Saat Real Madrid Daftar Jadi Polisi, Tak Ingin Menyerah sampai "Juara"

Tren
NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com