Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisakah Memeriksakan Ikan Sakit ke Dokter Hewan?

Kompas.com - 04/08/2023, 16:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan warganet yang menanyakan apakah bisa membawa ikan sakit ke dokter hewan, viral di media sosial.

Unggahan itu ditayangkan di akun ini pada Rabu (2/8/2023).

Pengunggah menanyakan hal tersebut lantaran ikan miliknya mengalami masalah di bagian mulutnya.

Mulut ikan pengunggah terlihat bengkak lantaran sering menabrak kaca akuarium akibat kaget melihat manusia yang lewat di depan akuarium.

CW // SENSITIVE CONTENT

Sender mau nanya tapi jangan diketawain, kalau ke dokter hewan itu bisa bawa ikan gak sih? Kasian ikan sender jadi sumbing gara-gara tiap liat org liat dia nubruk kaca aquarium mulu :( terus sender sebel bgt kalau ada yg liat terus blg ‘kenapa ga digoreng aja’. Soalnya sender taunya kedokter hewan org bawanya anabul,” tulis pengunggah.

Hingga Jumat (4/8/2023), unggahan itu sudah tayang lebih dari 300.400 kali dan mendapat 7.645 suka.

Lantas, bisakah membawa hewan peliharaan ikan ke dokter hewan?

Baca juga: Apakah Ikan Bisa Merasakan Haus? Berikut Penjelasan Ilmiahnya


Penjelasan dokter hewan

Dokter hewan dari Radhiyan Pet and Care Radhiyan Fadiar Sahistya mengatakan, bahwa dokter hewan menerima dan mau memeriksa serta mengobati ikan yang sakit.

“Kami sering menerima pasien ikan,” ucap Radhiyan kepada Kompas.com, Jumat (4/8/2023).

Kendati demikian, menurutnya tidak semua dokter hewan mau menerima pasien ikan.

“Pada dasarnya setiap dokter hewan sudah dibekali terkait ilmu tentang ikan selama perkuliahan. Tapi pada praktiknya tidak semua dokter hewan mau menerima pasien ikan,” ungkapnya.

Bahkan ia menjelaskan, terdapat dokter hewan yang mengerucutkan hanya menerima hewan tertentu saja.

“Contoh hanya menerima kucing atau anjing saja,” katanya.

Baca juga: Viral, Video Ikan Kiamat Muncul di Perairan Taiwan, Pertanda Gempa?

Menurut Radhiyan, selama ini ikan yang dibawa ke tempat praktik miliknya memiliki beragam gangguan kesehatan.

“Ada kasus ikan yang whitespot, ektoparasit, swim bladder disease, ataupun kasus-kasus operasi,” sebutnya.

Untuk kasus bibir sumbing seperti yang diceritakan oleh pengunggah, dokter hewan akan memastikan penyebabnya terlebih dahulu agar tidak salah dalam penanganan.

“Apakah karena luka, tumor/kanker, atau lainnya,” tuturnya.

Jika hanya luka kecil di bibir, akan diberikan obat-obatan yang sesuai. Sedangkan jika ada kerusakan secara anatomi, maka akan dilakukan tindakan operasi.

Baca juga: Ikan Bisa Berjalan di Atas Lumpur, Spesies Apa Itu?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Tren
10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

Tren
Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Tren
Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Tren
Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Tren
Profil Joko Pinurbo, Penyair Karismatik yang Meninggal di Usia 61 Tahun

Profil Joko Pinurbo, Penyair Karismatik yang Meninggal di Usia 61 Tahun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com