Di wilayah selatan Busan, lokasi Jambore Pramuka Dunia ke-25 berlangsung, sekitar 400 peserta mengalami gejala sakit kepala terkait gelombang panas pada hari pembukaannya, Selasa.
"Sebagian besar dari mereka mengalami gejala ringan, seperti sakit kepala sementara, dan tidak ada yang dirawat sebagai pasien serius," kata panitia penyelenggara dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Channel News Asia.
Panitia mengatakan, ada enam helikopter dan 70 tempat tidur rumah sakit yang siap untuk memindahkan pasien jika terjadi keadaan darurat.
Sekitar 43.000 orang dari seluruh dunia direncanakan untuk ambil bagian dalam festival berkemah yang akan berlangsung hingga 12 Agustus 2023.
Baca juga: Pembelajaran SD di Korea Selatan: Hanya Ada 4 Mapel, Tidak Ada PR
Pemerintah Korsel memperkirakan suhu tinggi akan bertahan dengan kelembapan yang menekan untuk beberapa hari mendatang.
Presiden Yoon Suk Yeol pada hari Selasa mendesak para pejabat untuk meningkatkan langkah-langkah guna mencegah korban lebih lanjut.
Cuaca ekstrem telah berdampak di sebagian besar Asia musim panas ini.
Beberapa bagian China dan Jepang telah menghadapi gelombang panas dan hujan lebat, sehingga menyebabkan tanah longsor dan banjir bandang.
Para ilmuwan memahami dengan jelas bahwa krisis iklim yang disebabkan oleh manusia membuat cuaca ekstrem menjadi lebih sering dan lebih intens.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.