[POPULER TREN] Kenapa Kerap Kecelakaan di Underpass Kentungan, Sleman? | Rawon Sup Terbaik Dunia Versi Taste Atlas

KOMPAS.com - Sejumlah berita menghiasi laman Tren sepanjang Minggu (30/7/2023) hingga Senin (31/7/2023).

Berita perihal kerap terjadi kecelakaan di Underpass Kentungan Sleman, DIY, banyak mendapat perhatian pembaca.

Apa penyebab kerapnya terjadi kecelakaan di lokasi tersebut?

Selanjutnya, berita populer lainnya ada mengenai sup terbaik di dunia versi Taste Atlas yang memasukkan kuliner rawon dari Jawa Timur.

Berikutnya ada berita cacing purba 46.000 tahun yang bisa dihidupkan kembali setelah beku.

Populer Tren

Selengkapnya berikut ini berita Populer Tren sepanjang Minggu (30/7/2023) hingga Senin (31/7/2023).

1. Apa penyebab kerap kecelakaan di Underpass Kentungan?

Kepolisian resor Kota Sleman, Yogyakarta melakukan penelurusan penyebab kecelakaan di underpass Kentungan, Jalan Kaliurang, Caturtunggal, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Sebab lokasi tersebut kerap terjadi kecelakaan. Pada Rabu (26/7/2023), topik perihal underpass Kentungan sempat ramai menjadi topik perbincangan warganet Twitter karena hal serupa.

"[Breaking News] 3x laka di tempat yg sama dalam beberapa jam. Underpas kentungan. Pertama md (meninggal dunia), Ke 2 dan ke 3 luka-luka," tulis pemilik akun ini.

Selengkapnya bisa disimak di sini: 

Kerap Terjadi Kecelakaan di Underpass Kentungan Sleman, Apa Penyebabnya?

2. Rawon jadi sup terbaik dunia versi Taste Atlas

Taste Atlas merilis daftar 10 Best Rated Soups in the World atau 10 sup terbaik di dunia, pada Jumat (28/7/2023).

Rawon, masakan asal Indonesia menjadi pemuncak dalam daftar tersebut.

Kuliner itu mengungguli sejumlah masakan dari negara lain, di antaranya ramen dari Jepang, dan tom kha gai asal Thailand.

Selengkapnya bisa disimak di sini: 

10 Sup Terbaik di Dunia Versi Taste Atlas, Rawon Peringkat Pertama

3. Cacing purba 46.000 berhasil dihidupkan kembali

Seekor cacing purba berhasil dihidupkan kembali setelah 46.000 ribu tahun membeku di lapisan permafrost Siberia.

Cacing tersebut diberi nama Panagrolaimus kolymaensis. Cacing ini merupakan makhluk miskropkopis yang sangat tangguh dan sebelumnya belum pernah diketahui secara sains.

Dalam studi yang terbit pada Kamis (27/7/2023), P. kolymaensis ditemukan di kedalaman 40 meter di lapisan es tepi sungai Kolyma yang berada di timur laut Siberia.

Dikutip dari IFLScience, tanah beku di daerah itu menjadi tempat penyimpanan harta karun penemuan kuno dan tak terduga, mulai dari DNA dan virus kuno hingga seekor beruang utuh.

Selengkapnya bisa disimak di sini: 

Cacing Purba Berhasil Dihidupkan Kembali Setelah 46.000 Tahun Membeku

4. Mengenal karakter Kurikulum Merdeka

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah membuat terobosan melalui Kurikulum Merdeka.

Kurikulum Merdeka dirancang sebagai bagian dari upaya Kemendikbudristek untuk mengatasi krisis belajar yang kemudian semakin diperparah karena pandemi Covid-19.

Menurut penjelasan di pengantar buku Kajian Akademik Kemendikbudristek, krisis tersebut ditandai oleh rendahnya hasil belajar peserta didik, bahkan dalam hal yang mendasar seperti literasi membaca.

Selain itu, krisis belajar juga ditandai oleh ketimpangan kualitas belajar antarwilayah dan antarkelompok sosial-ekonomi.

Selengkapnya bisa disimak di sini: 

Mengenal Karakteristik Kurikulum Merdeka, 3 Poin Kunci untuk Transformasi

5. Video viral disebut kegiatan aliran sesat di Bandung

Sebuah video yang merekam aktivitas tidak biasa dari bangunan di wilayah Gegerkalong, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat, viral di media sosial.

Video tersebut salah satunya diunggah oleh akun Twitter ini, Sabtu (29/7/2023) pagi, bersama dengan sebuah pesan terusan WhatsApp.

Dinarasikan, aktivitas tidak biasa tersebut merupakan bagian dari aliran sesat yang sudah ada sejak sebelum pandemi Covid-19.

Jajaran kepolisian pun disebut sempat berjaga di kawasan tersebut.

Selengkapnya bisa disimak di sini: 

Video Viral Disebut Kegiatan Aliran Sesat di Gegerkalong Bandung, Ini Kata Polisi