Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemu Sebut Tidak Butuh Pemerintah dan Hendak Jual Nikuba Rp 15 Miliar ke Luar Negeri, Ini Respons BRIN

Kompas.com - 10/07/2023, 13:15 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penemu Niku Banyu (Nikuba) Aryanto Misel mengatakan bahwa dirinya tidak membutuhkan pemerintah maupun Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Pernyataan tersebut ia utarakan dalam sebuah wawancara dengan stasiun TV berita nasional yang rekamannya beredar di media sosial.

Diketahui, Aryanto menggagas sebuah alat yang mampu mengubah air menjadi bahan bakar untuk kendaraan. Alat ini dinamai Nikuba dan mulai dikenal sejak 2022 lalu.

Nikuba juga telah digunakan oleh Kodam III/Siliwangi sebagai bahan bakar untuk sepeda motor Bintara Pembina Desa (Babinsa).

Atas temuan tersebut, ia diundang untuk mempresentasikan Nikuba oleh industri otomotif di kota Milan, Italia pada 16 Juni 2023.

Baca juga: Penemu Nikuba Diundang ke Italia, BRIN: Kami Tidak Memberi Pengakuan

Alasan penemu Nikuba tidak butuh pemerintah dan BRIN

Dalam video yang beredar di media sosial, Aryanto membeberkan alasannya mengapa ia tidak membutuhkan pemerintah dan BRIN terkait Nikuba yang sudah dilirik negara lain.

Melalui rekaman wawancara yang diunggah ulang akun Twitter ini, Aryanto awalnya mengatakan bahwa ia merasa tidak sayang bila teknologi untuk mengembangkan Nikuba jatuh ke tangan negara lain.

Sebabnya, ia membutuhkan dana untuk melanjutkan riset dan tidak mau didanai oleh pihak manapun.

Setelah itu, ketika ditanya soal langkah yang bisa dilakukan pemerintah dan BRIN atas Nikuba, Aryanto berujar bahwa ia tidak membutuhkan kedua pihak ini.

Ia beralasan dirinya sudah "dibantai" oleh pemerintah dan BRIN dan berencana menjual Nikuba Rp 15 miliar ke industri otomotif di Milan.

"Wah, saya nggak butuh mereka, Pak. Nggak butuh saya sudah "dibantai" habis. Nggak mau," ujar Aryanto.

"Itu (Nikuba) mau saya tawarkan Rp 15 miliar," tambahnya.

Lantas, apa jawaban BRIN soal pernyataan Aryanto?

Baca juga: Ramai soal Nikuba, Mungkinkah Air Bisa Diubah Jadi Bahan Bakar?

Jawaban BRIN

Kompas.com menghubungi Kepala BRIN Laksana Tri Handoko soal pernyataan Aryanto yang menyatakan dirinya tidak membutuhkan pemerintah dan BRIN.

Handoko mengatakan bahwa BRIN akan menggelar pertemuan dengan media untuk merespons pernyataan Aryanto.

"Nanti Rabu akan ada tamu media di BRIN," kata Handoko kepada Kompas.com, Senin (10/7/2023).

Saat ditanya apakah BRIN masih akan menawari Aryanto untuk bekerja sama mengembangkan BRIN, Handoko tidak memberi jawaban.

Terpisah, keterangan BRIN yang diterima Kompas.com, Senin (10/7/2023), menyampaikan bahwa pertemuan BRIN dengan media untuk merespons pernyataan Aryanto bakal dihelat Kamis (13/7/2023).

"Betul (ada agenda membahas pernyataan Aryanto) untuk menjawab semua ini. Nanti kami agendakan untuk temu media. Hari Kamis," kata keterangan tersebut.

Baca juga: Benarkah Teknologi Nikuba Bisa Mengubah Air Menjadi Bahan Bakar?

BRIN: kami tidak memberi pengakuan

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Handoko mengatakan, pihaknya tidak dalam posisi memberi pengakuan atas suatu temuan saat ditanya soal ketertarikan negara lain terhadap Nikuba.

Kendati demikian, ia menegaskan bahwa BRIN dapat memfasilitasi masyarakat yang memiliki ide inovasi.

Fasilitas tersebut diberikan BRIN kepada masyarakat melalui Fasilitasi Inovasi Akar Rumput (FIAR).

"Tetapi bukan memberi pengakuan," tandas Handoko, Kamis (6/7/2023).

"Yang terpenting, BRIN mendorong inventor atau inovator untuk bisa membuktikan secara ilmiah agar bisa diterima oleh komunitas," sambungnya.

Baca juga: Viral, Video Matahari Terbit dan Bulan Tenggelam dalam Waktu Bersamaan di Papua, Ini Penjelasan BRIN

Sebelumnya, pada Rabu (5/7/2023), Handoko juga sudah mengajak Aryanto untuk mengembangkan Nikuba secara bersama-sama.

Pasalnya, Nikuba adalah bahan bakar berbasis hidrogen yang memiliki banyak variasi dan temuan.

Ia menjelaskan, dalam ranah sains diperlukan kehati-hatian hingga temuan dapat dibuktikan secara saintifik.

"Kalau di sains, kita harus cukup berhati-hati, jadi kita akan melihat bersama-sama, kita kembangkan sampai terbukti secara saintifik bisa diterima oleh komunitas ilmiah," ujar Handoko.

Baca juga: Teknologi Konversi Air Jadi Bahan Bakar ‘Nikuba’ Bukan Barang Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya

Harga dan Cara Beli Tiket Fanmeeting Byeon Wooseok di Jakarta

Harga dan Cara Beli Tiket Fanmeeting Byeon Wooseok di Jakarta

Tren
Soal Kasus Fat Cat di China, Polisi Sebut Mantan Pacar Tidak Bersalah

Soal Kasus Fat Cat di China, Polisi Sebut Mantan Pacar Tidak Bersalah

Tren
Meteor Biru Melintasi Langit Spanyol dan Portugal, Ini Penjelasan Badan Antariksa Eropa

Meteor Biru Melintasi Langit Spanyol dan Portugal, Ini Penjelasan Badan Antariksa Eropa

Tren
7 Orang Dekat SYL yang Disebut Dapat Duit dari Kementan

7 Orang Dekat SYL yang Disebut Dapat Duit dari Kementan

Tren
Penjelasan TNI AL soal Lettu Eko Disebut Akhiri Hidup karena Judi

Penjelasan TNI AL soal Lettu Eko Disebut Akhiri Hidup karena Judi

Tren
Ada 2 WNI, Ini Daftar Penumpang Singapore Airlines yang Alami Turbulensi

Ada 2 WNI, Ini Daftar Penumpang Singapore Airlines yang Alami Turbulensi

Tren
Angka Kematian akibat Kecelakaan di Swedia Terendah, Apa Rahasianya?

Angka Kematian akibat Kecelakaan di Swedia Terendah, Apa Rahasianya?

Tren
Viral, Video Balita Ketumpahan Minyak Panas di Yogyakarta, Ini Kronologinya

Viral, Video Balita Ketumpahan Minyak Panas di Yogyakarta, Ini Kronologinya

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Ceknya

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Ceknya

Tren
Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal-usul Kehidupan di Bumi

Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal-usul Kehidupan di Bumi

Tren
3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] ICC Ajukan Surat Penangkapan Pemimpin Israel dan Hamas | Mengintip Jasa 'Santo Suruh' yang Unik

[POPULER TREN] ICC Ajukan Surat Penangkapan Pemimpin Israel dan Hamas | Mengintip Jasa "Santo Suruh" yang Unik

Tren
Kronologi Singapore Airlines Alami Turbulensi, 1 Penumpang Meninggal

Kronologi Singapore Airlines Alami Turbulensi, 1 Penumpang Meninggal

Tren
Kronologi Makam Mahasiswi UMY Dibongkar Sehari Usai Dimakamkan

Kronologi Makam Mahasiswi UMY Dibongkar Sehari Usai Dimakamkan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com