Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Kondisi Rusia Saat Pemberontakan Wagner Group Terjadi...

Kompas.com - 27/06/2023, 12:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Yevgeny Prigozhin pemimpin kelompok tentara bayaran Wagner Group mendeklarasikan pemberontakan terhadap pemerintah Rusia, Jumat (23/6/2023) malam.

Prigozhin menyatakan, pemberontakan ini dilakukan karena tentara Rusia menyerang kamp Wagner dan membunuh anak buahnya.

Dalam aksinya, Grup Wagner menguasai markas tentara Rusia di Kota Rostov-on-Don, Rusia.

Kelompok tersebut juga bergerak menuju Moskwa bahkan mampu mencapai lokasi yang hanya berjarak 199 kilometer dari ibu kota dalam waktu 24 jam.

Selama pemberontakan terjadi, pasukan Rusia mengetatkan keamanan sekitar ibu kota Moskwa.

Baca juga: Sejarah Wagner Group, Tentara Bayaran yang Kini Balik Menyerang Rusia


Baca juga: 5 Dampak Perang Rusia-Ukraina bagi Indonesia, Apa Saja?

Kondisi Rusia selama pemberontakan Wagner terjadi

Dilansir dari Insider, Wagner Group menguasai markas besar tentara Rusia di Distrik Militer Selatan, Kota Rostov-on-Don, Rusia pada Sabtu (24/6/2023) pagi.

Markas ini penting bagi Rusia karena merupakan pusat komando dalam perang melawan Ukraina.

Puluhan tentara Wagner kemudian bergerak ke utara melalui Kota Voronezh dan menuju ibu kota Moskwa menggunakan mobil SUV dan tank.

Baca juga: Alasan Wagner Menghentikan Serangan di Rusia dan Kembali ke Pangkalan

Dikutip dari AP, warga sekitar Kota Rostov-on-Don dan wilayah Lipetsk, yang berada di jalan menuju Moskwa, tampak tidak terpengaruh oleh aktivitas tentara Wagner.

Bahkan, warga Rostov-on-Don tampak menyemangati pasukan Wagner.

Saat pasukan Wagner bergerak, pasukan Rusia yang dipersenjatai dengan senapan mesin mendirikan pos pemeriksaan di pinggiran Moskwa.

Tentara Rusia menyiapkan kendaraan lapis baja dan pasukan di tepi selatan kota, seperti diberitakan AP.

Baca juga: Mengapa Respons Dunia terhadap Konflik Rusia-Ukraina dan Palestina-Israel Berbeda?

Sekitar 3.000 tentara dari Republik Rakyat Chechnya, wilayah federal Rusia, ditarik dari pertempuran Ukraina ke ibu kota pada Sabtu (24/6/2023) dini hari.

Tenrara Rusia juga menggali jalan raya untuk memperlambat pawai pasukan Wagner.

Dikutip dari Kyiv Independent, dua unit pasukan lintas udara dari Divisi Serangan Lintas Udara ke-76 Rusia tiba di Moskwa dengan pesawat angkut Il-76 untuk melindungi ibu kota.

Baca juga: Perbandingan Kekuatan Pasukan Wagner Vs Militer Rusia

Keadaan warga Rusia

Ilustrasi Lapangan Merah Rusia.Pixabay/AKuptsova Ilustrasi Lapangan Merah Rusia.
Diberitakan Sky News, pemerintah menutup Lapangan Merah pusat Moskwa sebagai tindakan pencegahan anti-teror.

Sayangnya, lokasi ini merupakan wilayah yang ramai akan turis.

Para turis tampak kecewa akibat penutupan ini meskipun mereka akhirnya mengetahui alasannya.

Sementara penduduk sekitar Moskwa dan wilayah yang dilewati pasukan Wagner terlihat terguncang.

Ada yang mempertimbangkan pindah ke kota lain, tidak ingin terlibat konflik politik, mengeluhkan reaksi pemerintah, bahkan mengutuk perang yang terjadi dengan Ukraina.

Selain itu, polisi berpakaian preman memeriksa dokumen orang-orang yang berada di pusat kota.

Baca juga: Alasan Wagner Menghentikan Serangan di Rusia dan Kembali ke Pangkalan

Akhir pemberontakan

Pasukan Wagner terlihat melakukan perjalanan di dekat Yelets, sebuah kota yang hanya berjarak sekitar 386 kilometer dari ibu kota Moskwa.

Konvoi mereka berusaha ditahan oleh tembakan helikopter tentara Rusia.

Akhirnya pada Sabtu (24/6/2023), Yevgeny Prigozhin memutuskan mundur dan memerintahkan pasukannya kembali ke markas mereka.

Dia mengatakan, tentara Wagner berhasil maju dalam jarak 199 kilometer dari Moskwa selama 24 jam terakhir.

Diberitakan CNA, langkah-langkah keamanan masih dilakukan di Moskwa pada Minggu (25/6/2023) meskipun lebih sedikit polisi yang berjaga.

Sementara warga mulai bersikap santai dan tidak merasa terancam meskipun nasib pasukan Prigozhin masih belum jelas.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Perang Rusia-Ukraina Dimulai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Bobby Nasution, 2020 Daftar PDI-P, 2024 Pindah ke Gerindra

Bobby Nasution, 2020 Daftar PDI-P, 2024 Pindah ke Gerindra

Tren
Mobil Selebgram Zoe Levana Masuk Jalur Busway, Bisa Didenda Rp 50 Juta

Mobil Selebgram Zoe Levana Masuk Jalur Busway, Bisa Didenda Rp 50 Juta

Tren
Mirip di Taiwan, Sidang Paripurna Indonesia Juga Pernah Ricuh hingga Terjadi Insiden Palu Hilang

Mirip di Taiwan, Sidang Paripurna Indonesia Juga Pernah Ricuh hingga Terjadi Insiden Palu Hilang

Tren
5 Temuan TNI AL soal Kasus Kematian Lettu Eko Damara

5 Temuan TNI AL soal Kasus Kematian Lettu Eko Damara

Tren
35 Ucapan dan Twibbon Hari Waisak 23 Mei 2024

35 Ucapan dan Twibbon Hari Waisak 23 Mei 2024

Tren
Rombongan Presiden Iran Ini Sempat Hidup Sejam Usai Helikopter Jatuh

Rombongan Presiden Iran Ini Sempat Hidup Sejam Usai Helikopter Jatuh

Tren
Mei Diklaim Bulan Terlama dan Bulan Saat Uang Habis-habisan, Apa Penyebabnya?

Mei Diklaim Bulan Terlama dan Bulan Saat Uang Habis-habisan, Apa Penyebabnya?

Tren
Pendaftaran Akun PPDB DKI Jakarta 2024 Dibuka, Klik Sidanira.jakarta.go.id

Pendaftaran Akun PPDB DKI Jakarta 2024 Dibuka, Klik Sidanira.jakarta.go.id

Tren
13 Manfaat Daun Kelor, Ampuh Kontrol Gula Darah dan Atasi Kolesterol

13 Manfaat Daun Kelor, Ampuh Kontrol Gula Darah dan Atasi Kolesterol

Tren
Pekerja yang Terkena PHK Masih Menerima Manfaat JKN Selama 6 Bulan, Ini Syaratnya

Pekerja yang Terkena PHK Masih Menerima Manfaat JKN Selama 6 Bulan, Ini Syaratnya

Tren
Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?

Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?

Tren
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC)? Berikut Tugas dan Wewenangnya

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC)? Berikut Tugas dan Wewenangnya

Tren
ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

Tren
Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Tren
Cerita di Balik Jasa 'Santo Suruh' yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Cerita di Balik Jasa "Santo Suruh" yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com