Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Banyak Nama "Kim" di Korea? Ternyata Ini Alasan dan Sejarahnya

Kompas.com - 19/06/2023, 09:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kim menjadi nama yang paling populer dan banyak digunakan oleh orang di Korea Selatan (Korsel).

Menurut catatan Britannica, sekitar 20 persen atau 10 juta dari 49,3 juta penduduk Korsel memakai nama keluarga "Kim". 

Sebut saja pesohor dengan nama lahir Kim ada tiga personel BTS seperti Jin dengan lahir Kim Seok-jin, Kim Nam-joon dengan nama panggung RM, dan Kim Tae-hyung yang memiliki nama panggung V. 

Selain itu, ada bintang film Kim Tae-ri, Kim Ji Won, dan Kim Soo Hyun.

Deretan tersebut bisa bertambah panjang jika penguasa Korea Utara ikut ditambahkan dari Kim Il-sung, Kim Jong-il, dan Kim Jong-un. 

Drama Queen of Tears dibintangi oleh Kim Ji Won dan Kim Soo Hyun. Banyak orang Korea punya nama Kim, ini alasan dan sejarahnyaKamjagiya Korea!/Medio by KG Media Drama Queen of Tears dibintangi oleh Kim Ji Won dan Kim Soo Hyun. Banyak orang Korea punya nama Kim, ini alasan dan sejarahnya

Selain Kim, nama lainnya yang tidak kalah populer di Negeri Ginseng adalah Lee dan Park.

Bila ditotal secara keseluruhan, hampir separuh orang Korsel mempunyai nama Kim, Lee, dan Park. 

Lantas, kenapa banyak orang Korea Selatan memiliki nama Kim, apa alasannya dan bagaimana sejarahnya?

Baca juga: Rating Drama Korea My Perfect Stranger Kian Melonjak

Sejarah nama Kim di Korea

Sejarah Korea sebelumnya terbagi menjadi Guguryeo, Baekje dan Silla. Wikipedia Sejarah Korea sebelumnya terbagi menjadi Guguryeo, Baekje dan Silla.

Dikutip dari Medium, nama keluarga Kim bisa dirunut sejak masa Kerajaan Silla yang berkuasa sejak 57 sebelum masehi hingga tahun 935 Masehi. 

Pada masa itu, ada 3 kerajaan besar di semenanjung Korea yakni Guguryeo, Baekje, dan Silla.

Setelah konflik selama berabad-abad, Silla menyatukan ketiga kerajaan pada tahun 668 Masehi hingga diambil alih oleh dinasti baru bernama Goryeo (918–1392).

Kim adalah nama keluarga kerajaan atau bangsawan

 

Nama keluarga Kim yang berarti "emas" di Silla kemudian diserap ke dalam monarki dan diberi status bangsawan oleh keluarga Wang yang berkuasa.

Ketika kedua kerajaan ini bersatu, penggabungan yang dihasilkan menyebabkan nama Kim menjadi salah satu nama keluarga paling populer.

Dinasti Goryeo digantikan oleh Joseon (1392–1897), ketika Yi (Lee) Seonggye, seorang jenderal Goryeo, menggulingkan keluarga Wang.

Joseon bertahan hingga tahun 1897 (1910 dengan nama berbeda), ketika negara itu dianeksasi oleh Jepang.

Selama pemerintahan 500 tahun, keluarga Yi (Lee) menjadi salah satu keluarga terpadat di negara itu. Lee masih merupakan nama keluarga terpadat kedua di Korea Selatan, terhitung 15 persen dari populasi.

Baca juga: Kim Min Gue Siap Tunjukkan Sisi Lain di Fan Meeting Hari Ini

Reformasi penamaan budak

Dikutip dari Onlyou, pada puncak Dinasti Joseon, jumlah budak mencapai 60 persen dari populasi penduduk.

Selama periode ini, nama keluarga adalah simbol kekuasaan dan kelas, dan hanya bangsawan yang memiliki nama keluarga. Sebaliknya, budak tidak diberi nama resmi termasuk nama keluarga karena nama keluarga saat itu dinilai sebuah kemewahan. 

Namun, sistem ini ditinggalkan setelah dua perang berturut-turut melawan Dinasti Qing dan Jepang.

Konflik ini menghabiskan kekayaan dinasti dan membuat Joseon kekurangan uang.

Kurangnya sumber daya mendorong monarki untuk mereformasi sistem penamaannya, yang memberikan hak kepada budak dan rakyat jelata untuk membeli nama keluarga dan meningkatkan status sosial mereka.

Dokumen ini dikeluarkan untuk mantan budak sebagai tanda mereka telah memiliki nama keluargaMuseum Nasional Korea Dokumen ini dikeluarkan untuk mantan budak sebagai tanda mereka telah memiliki nama keluarga

 

Reformasi ini dimaksudkan untuk menghasilkan lebih banyak pendapatan pajak karena budak tidak perlu membayar pajak sebelum perubahan karena kurangnya nama keluarga.

Mayoritas populasi budak memilih untuk membeli nama keluarga yang berpengaruh, seperti Kim, untuk memamerkan status tinggi mereka.

Kim yang awalnya diperuntukkan hanya bagi anggota keluarga kerajaan atau bangsawan, selanjutnya bisa dimiliki oleh siapa saja. 

 

Sementara yang lain memilih untuk mengadopsi nama keluarga dari majikan mereka sebelumnya.

Keputusan ini menyebabkan peningkatan ukuran keluarga untuk keluarga kuat yang memiliki banyak budak.

Pendudukan Jepang di semenanjung Korea

Pada tahun 1910, setelah perang berkepanjangan, Korea dianeksasi dan dijajah oleh Jepang.

Untuk mengontrol semenanjung secara efektif, Jepang mengamanatkan setiap orang dewasa untuk melaporkan nama belakang mereka ke administrasi kolonial.

Undang-undang ini mendorong mereka yang tidak memiliki nama keluarga untuk memilih nama belakang, dan lagi-lagi nama Kim yang banyak dipilih.

Hal tersebut kemudian menambah jumlah nama belakang Kim yang pada saat itu sudah populer.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com