Karena, apabila tidak diobati, maka kuman TBC bisa menyebar ke organ lainnya dan bisa berakibat fatal.
Lebih lanjut, Erlang menyampaikan bahwa TBC kelenjar dan TBC paru sama-sama disebabkan oleh infeksi kuman. Oleh karena itu, penyakit ini bisa menular kepada orang lain.
"Kuman TBC biasanya menular lewat droplet dan inhalasi, jadi lewat udara pasien TBC seperti saat batuk," ungkapnya.
Ia juga mengungkapkan, TBC merupakan salah satu penyebab kematian dan pengobatannya membutuhkan waktu yang cukup lama, minimal 6 bulan.
Baca juga: 5 Penyakit Endemik di Indonesia, dari Malaria, DBD hingga TBC
Dilansir dari Kompas.com (28/3/2021), pengobatan TBC di Indonesia bisa dilakukan secara gratis dan ditanggung oleh pemerintah. Penyakit ini bisa sembuh apabila diobati sampai tuntas.
TBC di luar paru seperti TBC kelenjar dapat diobati dengan kombinasi obat antibiotik. Obat TBC yang jamak diberikan antara lain:
Setelah beberapa minggu meminum obat, penyakit TBC kebanyakan sudah tidak menular dan penderita merasakan kondisi tubuhnya sudah jauh lebih baik.
Kendati demikian, pasien TBC kelenjar harus tetap menyelesaikan pengobatan sampai batas waktu yang sudah direkomendasikan dokter.
Apabila pengobatan tidak tuntas, bakteri penyebab TBC bisa resisten atau kebal obat.
Pasien TBC resisten obat perlu mengulangi pengobatan dari awal dengan masa pengobatan yang lebih lama dan dengan obat yang lebih keras.
Selain itu, TBC kelenjar dapat dicegah dengan cara: