Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Unggahan soal Benjolan di Leher Disebut Salah Satu Tanda TBC Kelenjar, Berbahayakah Penyakit Itu?

Kompas.com - 14/06/2023, 17:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan yang bernarasi benjolan di leher adalah tanda penyakit TBC kelenjar ramai di media sosial.

Unggahan itu dibuat oleh akun Twitter ini pada Selasa (13/6/2023).

Narasi dalam unggahan itu menjelaskan bahwa adik pengunggah memiliki benjolan di leher dan dinyatakan terkena TBC kelenjar.

"Tolong beri sender info apapun ttg ini, soalnya dari dokternya cmn dikasih obat dan gaada dikasih tau buat ini itu, cmn sender yg masih ga tenang krna hbs search gugel:((," tulis pengunggah.

Hingga Rabu (14/6/2023) sore, unggahan itu sudah dilihat sebanyak 43.500 kali dan mendapatkan lebih dari 80 komentar dari warganet.

Lantas, apa itu TBC kelenjar dan benarkah penyakit mematikan?

Baca juga: Ramai soal Mencium Hajar Aswad Bisa Tertular HIV, Covid-19, dan TBC, Ini Kata Dokter


Penjelasan dokter

Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr Erlang Samudero mengatakan, benjolan di leher memiliki banyak penyebab, mulai dari tumor, penyebaran kanker infeksi, dan TBC kelenjar (tuberkulosis).

"Ada banyak penyebab, salah satunya memang karena TBC kelenjar. Namun perlu dilakukan biopsi untuk memastikan penyebabnya secara pasti," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (14/6/2023).

TBC kelenjar getah bening adalah jenis tuberkulosis ekstra paru (extrapulmonary TB), yang menyerang kelenjar getah bening.

TBC kelenjar merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (M.tb) atau bakteri penyebab tuberkulosis.

Bakteri tersebut menyerang kelenjar getah bening pada tubuh manusia, ditandai dengan pembesaran atau pembengkakan pada area tertentu.

"Gejalanya adalah muncul benjolan di leher yang apabila masih meradang biasanya akan berwarna kemerahan dan akan terasa nyeri," kata Erlang.

Selain di leher, TBC kelenjar juga bisa muncul di ketiak dan selangkangan.

Baca juga: Ramai soal Mandi Malam Hari Sebabkan Paru-paru Basah, Ini Kata Dokter

Ilustrasi benjolan di leher, penyebab benjolan, kenapa ada benjolan di leherShutterstock/HENADZI KlLENT Ilustrasi benjolan di leher, penyebab benjolan, kenapa ada benjolan di leher

TBC kelenjar bisa menular

Erlang mengungkapkan, TBC kelenjar merupakan penyakit menular dan pembesaran kelenjar leher merupakan salah satu manifestasi penyakit tuberkulosis.

"Akan tetapi, perlu dilihat apakah pengidap TBC kelenjar itu memiliki TBC di paru juga atau tidak," ungkapnya.

Karena, apabila tidak diobati, maka kuman TBC bisa menyebar ke organ lainnya dan bisa berakibat fatal.

Lebih lanjut, Erlang menyampaikan bahwa TBC kelenjar dan TBC paru sama-sama disebabkan oleh infeksi kuman. Oleh karena itu, penyakit ini bisa menular kepada orang lain.

"Kuman TBC biasanya menular lewat droplet dan inhalasi, jadi lewat udara pasien TBC seperti saat batuk," ungkapnya.

Ia juga mengungkapkan, TBC merupakan salah satu penyebab kematian dan pengobatannya membutuhkan waktu yang cukup lama, minimal 6 bulan.

Baca juga: 5 Penyakit Endemik di Indonesia, dari Malaria, DBD hingga TBC

Pengobatan TBC kelenjar

Dilansir dari Kompas.com (28/3/2021), pengobatan TBC di Indonesia bisa dilakukan secara gratis dan ditanggung oleh pemerintah. Penyakit ini bisa sembuh apabila diobati sampai tuntas.

TBC di luar paru seperti TBC kelenjar dapat diobati dengan kombinasi obat antibiotik. Obat TBC yang jamak diberikan antara lain:

  • Isoniazid
  • Rifampicin
  • Pirazinamid
  • Etambutol

Setelah beberapa minggu meminum obat, penyakit TBC kebanyakan sudah tidak menular dan penderita merasakan kondisi tubuhnya sudah jauh lebih baik.

Kendati demikian, pasien TBC kelenjar harus tetap menyelesaikan pengobatan sampai batas waktu yang sudah direkomendasikan dokter.

Apabila pengobatan tidak tuntas, bakteri penyebab TBC bisa resisten atau kebal obat.

Pasien TBC resisten obat perlu mengulangi pengobatan dari awal dengan masa pengobatan yang lebih lama dan dengan obat yang lebih keras.

Selain itu, TBC kelenjar dapat dicegah dengan cara:

  • Menjaga sistem daya tahan tubuh tetap prima
  • Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
  • Menjalani gaya hidup sehat
  • Mengonsumsi asupan bergizi cukup dan seimbang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com