Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Akan "Persulit" Mobil BBM, Pengamat: Impossible

Kompas.com - 14/06/2023, 16:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan pemerintah akan "mempersulit" masyarakat yang tetap menggunakan kendaraan dengan bahan bakar minyak (BBM).

Menurutnya, upaya ini dilakukan untuk memperbaiki kualitas udara di Indonesia.

"Kita juga secara bertahap akan mempersulit tanda kutip mobil-mobil combustion (BBM), dengan demikian air quality kita semakin membaik," kata Luhut, dikutip dari Kompas.com, Senin (12/6/2023).

"Sehingga keluarga kita akan mendapat air quality seperti negara tetangga kita," sambungnya.

Selain itu, langkah ini juga dilakukan untuk mengejar target 10 persen populasi Indonesia yang menggunakan mobil listrik pada 2030.

Baca juga: Diincar Indonesia, Perusahaan Mobil Listrik Tesla Buka Kantor di Malaysia, Apa Kata Luhut?

Impossible

Menanggapi hal itu, pengamat kebijakan publik Universitas Trisakti Trubus Rahardiansyah menilai upaya tersebut merupakan satu hal yang tak mungkin.

"Bukan hanya tidak tepat, tapi satu hal yang impossible di tengah situasi sekarang," kata Trubus kepada Kompas.com, Rabu (14/6/2023).

Pasalnya, infrastruktur kendaraan mobil listrik di Indonesia saat ini masih belum banyak, baik di pusat maupun di daerah.

Apalagi, kendaraan-kendaraan konvensional berbasis BBM saat ini masih terus diproduksi dan dijual di Indonesia.

"Kalau memang pemerintah mau mengurangi, ya stop dulu industri-industri kendaraan BBM, supaya masyarakat beralih," ujarnya.

Namun, hal ini tentu harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi public distrust.

Baca juga: Peminat Kendaraan Listrik Masih Rendah, Apa Penyebabnya?

Selain insentif, Trubus menilai pemerintah semestinya juga menyiapkan tempat penjualan atau penukaran mobil konvensional.

"Insentifnya hanya harganya lebih murah, tapi sementara mobil yang ada tidak ada tempat menjual atau menukarnya, ya susah juga. Artinya, masyarakat masa suruh berkorban terus," jelas dia.

Dibandingkan mempersulit kendaraan BBM, ia menyebut pemerintah perlu memaksimalkan transportasi publik.

Selain terjangkau, transportasi publik ini harus memberikan kenyamanan dan keamanan kepada pengguna, sehingga masyarakat akan beralih dari kendaraan pribadi.

Dengan transportasi publik, pemerintah juga bisa menggunakannya sebagai role model kendaraan listrik.

"Kalau memang mau seperti itu bisa, jadikan dulu satu daerah pilot project, kemudian daerah lain tinggal meniru. Jika diberlakukan secara serentak, ya tidak bisa," tandasnya.

Baca juga: Penjelasan Ahli soal Risiko Mobil Listrik jika Terendam Banjir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Tren
Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Tren
Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Tren
Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Tren
Kevin Sanjaya Resmi Nyatakan Pensiun Dini dari Bulu Tangkis, Ini Alasannya

Kevin Sanjaya Resmi Nyatakan Pensiun Dini dari Bulu Tangkis, Ini Alasannya

Tren
Serba-serbi Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024: Prodi, Formasi, dan Penempatan

Serba-serbi Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024: Prodi, Formasi, dan Penempatan

Tren
Siasat SYL 'Peras' Pejabat Kementan, Ancam Copot Jabatan, dan Paksa Mengundurkan Diri

Siasat SYL "Peras" Pejabat Kementan, Ancam Copot Jabatan, dan Paksa Mengundurkan Diri

Tren
Cara Daftar Sekolah Kedinasan STMKG, STIN, dan STIS 2024

Cara Daftar Sekolah Kedinasan STMKG, STIN, dan STIS 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com