Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Retinopati Hipertensi: Gejala, Faktor Risiko, dan Pengobatannya

Kompas.com - 10/06/2023, 21:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.comRetinopati hipertensi adalah masalah pada retina mata dan pembuluh darah di sekitar retina yang diakibatkan oleh tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Hipertensi akan menyebabkan penyempitan di pembuluh yang kemudian menghambat darah mengalir ke mata, bahkan bisa menyebabkan pembuluh darah pecah.

Oleh karena itu, retinopati hipertensi dapat menyebabkan kehilangan penglihatan atau kebutaan.

Baca juga: Kenapa Hipertensi Disebut Silent Killer?

Lantas apa saja gejala, stadium, faktor risiko, komplikasi, dan pengobatannya?

Gejala retinopati hipertensi

Dikutip dari MedicalNewsToday, orang yang menderita retinopati hipertensi terkadang tidak memiliki gejala.

Namun, terdapat beberapa gejala potensial yang patut diwaspadai, antara lain:

  • Masalah penglihatan
  • Sakit kepala
  • Mata bengkak
  • Pecah pembuluh darah di mata.

Stadium retinopati hipertensi

Untuk menilai tingkat keparahan retinopati hipertensi bisa menggunakan sistem klasifikasi Keith Wagener Barker (KWB).

KWB mengategorikan tanda-tanda umum penyakit ini menjadi empat tingkatan, yakni:

  • Tingkat 1: Pada tingkat ini, ada sedikit penyempitan arteri retina
  • Tingkat 2: Penyempitan arteri semakin bertambah, dokter menyebut arteriovenous nicking (AV)
  • Tingkat 3: Terjadi penyempitan arteri hingga menyebabkan pendarahan. Selain itu, juga muncul eksudat keras seperti plak yang terdiri dari lipid dan protein yang bocor keluar dari retina
  • Tingkat 4: Terjadi pembengkakan cakram optik dan biasanya masalah penglihatan semakin parah. Penderita juga berisiko terkena penyakit jantung, penyakit ginjal, dan stroke.

Baca juga: Hipertensi pada Lansia: Gejala, Pencegahan, dan Pengobatan

Selain klasifikasi KWB, juga terdapat sistem klasifikasi Scheie yang mempunyai dua komponen utama.

Dua komponen utama tersebut yakni stadium dari retinopati hipertensi (mirip dengan KWB) dan stadium lebih lanjut arterioklerosis.

Arteriorklerosis mengacu pada keadaan di mana dinding arteri mengeras dan menebal yang dibagi menjadi lima tahap secara umum yakni:

  • Tahap 0: Tidak ada kelainan
  • Tahap 1: Pelebaran refleks cahaya dari permukaan retina, ini berhubungan pada jumlah cahaya yang dipantulkan di pusat retina
  • Tahap 2: Kelainan bertambah dengan persilangan arteriovenosa, pola di mana arteriol bersilangan dengan vena
  • Tahap 3: Arteriol muncul sebagai kabel tembaga
  • Tahap 4: Arteriol muncul sebagai perak.

Selain itu, terdapat klasifikasi satu lagi yang disebut dengan Penilaian Wong dan Mitchell yang mempunyai klasifikasi sederhana.

Klasifikasi ini mempunyai tiga tingkat yang memungkinkan dokter lebih mudah digunakan, antara lain:

  • Ringan: Muncul gejala-gejala seperti penyempitan arteriolar, nicking arteriovenosa, dan kabel tembaga arteriol
  • Sedang: Muncul berbagai gejala tambahan seperti pendarahan retina, bintik-bintik kapas, atau bocor dari retina
  • Ganas: Muncul beberapa gejala lain yakni pembengkakan cakram optik.

Faktor risiko

Selain hipertensi yang merupakan penyebab dan faktor risiko utama, juga terdapat berbagai faktor-faktor tertentu yang dapat membuat seseorang berisiko tinggi menderita retinopati hipertensi, termasuk:

  • Penyakit ginjal
  • Penyakit jantung
  • Aterosklerosis
  • Diabetes
  • Kolesterol tinggi
  • Merokok
  • Berat badan berlebih atau obesitas
  • Diet tinggi makanan olahan dan garam
  • Konsumsi alkohol berlebih.

Baca juga: Ampuh Redakan Hipertensi, Apa Itu Diet DASH?

Halaman:

Terkini Lainnya

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Tren
China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

Tren
Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Tren
Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Tren
Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Tren
Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Tren
Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Tren
Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Tren
Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Tren
Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Tren
Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tren
Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Tren
Apa Itu Tapera, Manfaat, Besaran Potongan, dan Bisakah Dicairkan?

Apa Itu Tapera, Manfaat, Besaran Potongan, dan Bisakah Dicairkan?

Tren
Cara Memadankan NIK dan NPWP, Terakhir Juni 2024

Cara Memadankan NIK dan NPWP, Terakhir Juni 2024

Tren
Rekan Kerja Sebut Penangkapan Pegi Salah Sasaran, Ini Alasannya

Rekan Kerja Sebut Penangkapan Pegi Salah Sasaran, Ini Alasannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com