Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Kerusuhan antara PSHT dan Brajamusti di Tamansiswa Yogyakarta

Kompas.com - 06/06/2023, 10:15 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (Polda DIY) mengungkap awal mula penyebab peristiwa bentrokan di Jalan Tamansiswa, Kota Yogyakarta, DIY, Minggu (4/6/2023) malam.

Kericuhan tersebut melibatkan dua kelompok, yakni anggota perguruan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan suporter klub sepak bola PSIM Yogyakarta, Brajamusti.

Kabidhumas Polda DIY Kombes Pol Nugroho Arianto mengatakan, kerusuhan dilatarbelakangi penganiayaan terhadap simpatisan PSHT oleh simpatisan Brajamusti di Parangtritis, Bantul, beberapa waktu lalu.

"Bahwa benar peristiwa yang terjadi pada Minggu tanggal 4 Juni 2023, pukul 17.00 WIB di salah satu jalan di Yogyakarta, terjadi sesuatu gesekan. Hal ini dilatarbelakangi oleh perkara yang sebelumnya terjadi di Bantul yang berkaitan dengan penganiayaan terhadap salah satu simpatisan dari PH yang dilakukan oleh simpatisan dari BI yang terjadi pada Minggu tanggal 28 Mei 2023 di Parangtritis, Bantul," kata Nugroho, dikutip dari tayangan YouTube Polda DIY.

Baca juga: Mengenal PSHT dan Deretan Aksinya di Yogyakarta

Untuk perkara penganiayaan tersebut, Nugroho menyebutkan bahwa hal itu sudah ditangani kepolisian dan telah ditetapkan sebanyak tiga tersangka.

Nugroho menyatakan, upaya mempertemukan kedua kelompok tersebut sudah dilakukan.

Hingga akhirnya didapati kabar bahwa kelompok simpatisan PSHT mendatangi markas simpatisan Brajamusti pada Minggu (4/6/2023) sore.

"Mendapat informasi tersebut, maka dari jajaran kepolisian Polresta Yogyakarta, dengan Polda DIY telah melakukan upaya-upaya pengamanan dengan maksud tidak terjadi suatu gesekan," ujarnya.

Baca juga: Rusuh Suporter di Semarang, Ini Alasan Polisi Tembakkan Gas Air Mata

PSHT dan Brajamusti sepakat damai

Pengurus peguruan bela diri PSHT dan pengurus suporter klub sepak bola PSIM, Brajamusti sepakat untuk berdamai. Keduanya juga meminta saling meminta maaf atas peristiwa yang terjadi.KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA Pengurus peguruan bela diri PSHT dan pengurus suporter klub sepak bola PSIM, Brajamusti sepakat untuk berdamai. Keduanya juga meminta saling meminta maaf atas peristiwa yang terjadi.

Pada kesempatan yang sama, Dirreskrimum Polda DIY Kombes Nuredy Irwansyah Putra mengatakan, pihaknya masih melakukan pendalaman terkait peristiwa yang terjadi pada Minggu malam.

Disebutkan, kedua kelompok diketahui saling lempar batu.

"Sehingga kemudian mengakibatkan masyarakat sekitar juga ikut dalam hal tersebut dan sampai saat ini masih kita lakukan penyelidikan lebih mendalam terkait dengan kasus tersebut," kata Nuredy.

Baca juga: Sejarah Pendopo Tamansiswa yang Ditangisi Ibu-ibu Usai Bentrok Dua Kelompok Massa di Yogyakarta

Usai kericuhan itu, pihak PSHT dan Brajamusti sepakat berdamai. Keduanya juga saling meminta maaf. Momen kesepakatan damai tersebut berlangsung di Mapolda DIY, Senin.

"Terkait masalah tadi malam itu kita dan pihak BI (Brajamusti) sudah sepakat untuk saling berdamai, tidak ada masalah," jelas Ketua Cabang PSHT Bantul Tri Jaka Santosa.

"Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya khususnya kepada warga Yogyakarta, kepada seluruh warga PSHT. Kami ingin menyampaikan kita semua sudah berdamai, kita sudah sepakat paseduluran sak lawase," terang Biro Hukum Brajamusti, Baskoro.

Baca juga: Mengenal PSHT, Organisasi Silat di Indonesia yang Usianya 100 Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Berapa Lama Durasi Jalan Kaki untuk Mengecilkan Perut Buncit?

Berapa Lama Durasi Jalan Kaki untuk Mengecilkan Perut Buncit?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 28-29 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 28-29 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Tanda Kolesterol Tinggi yang Kerap Diabaikan | Bantah Bunuh Vina, Pegi Tetap Diancam Hukuman Mati

[POPULER TREN] Tanda Kolesterol Tinggi yang Kerap Diabaikan | Bantah Bunuh Vina, Pegi Tetap Diancam Hukuman Mati

Tren
Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Tren
Kekuasaan Sejarah

Kekuasaan Sejarah

Tren
Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Tren
Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Tren
Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Tren
Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Tren
Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Tren
Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Tren
Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Tren
Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Tren
Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Tren
Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com