Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusuh Suporter di Semarang, Ini Alasan Polisi Tembakkan Gas Air Mata

Kompas.com - 18/02/2023, 14:15 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

 KOMPAS.com - Bentrok suporter dengan polisi terjadi saat pertandingan BRI Liga 1 pekan ke-25 yang mempertemukan PSIS Semarang dengan Persis Solo di Stadion Jatidiri, Semarang, Jumat (17/2/2023).

Bentrokan terjadi di luar stadion saat seribuan lebih suporter tuan rumah memaksa masuk ke stadion dan dihadang aparat kepolisian.

Laga berjuluk derbi Jateng itu sebenarnya sudah diumumkan digelar tanpa kehadiran penonton karena alasan faktor keamanan.

Namun, para suporter PSIS Semarang tetap nekat berdatangan ke stadion untuk menonton laga yang berakhir dengan skor 1-1.

Baca juga: Kenapa Suporter Tim Sepak Bola Cenderung Agresif?

Bagaimana kronologinya?

Mengutip dari Kompas.com Jumat (17/2/2023), suporter PSIS Semarang datang menggunakan atribut tim kesayangan.

Mereka memadati area luar stadion dan mencoba masuk.

Aparat kepolisian kemudian melakukan penghadangan.

Aksi saling dorong sempat terjadi sebelum bentrokan pecah. Massa melempari polisi dengan batu dan benda-benda yang ada di sekitarnya.

Polisi berupaya menenangkan massa, namun situasi semakin tidak kondusif.

Hal itu membuat polisi akhirnya menyemprotkan water cannon dan menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.

Massa pun langsung panik dan lari berhamburan.

Tembakan gas air mata itu juga berdampak pada pertandingan di dalam stadion.

Angin yang berembus kencang membawa gas air mata terbawa masuk ke stadion dan mengganggu jalannya pertandingan.

Pertandingan sempat dihentikan karena mata wasit dan pemain sempat terasa perih.

"Pertandingan sempat terhenti di menit 73 karena gas air mata masuk ke lapangan," ujar Yura, salah seorang petugas di lokasi.

Baca juga: Kronologi Kerusuhan Suporter dan Polisi Saat Laga PSIS Vs Persis Solo

Halaman:

Terkini Lainnya

Gempa M 5,0 Guncang Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,0 Guncang Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
6 Cara Intermittent Fasting, Metode Diet Isa Bajaj yang Berhasil Turun Berat Badan 12 Kg

6 Cara Intermittent Fasting, Metode Diet Isa Bajaj yang Berhasil Turun Berat Badan 12 Kg

Tren
Sidang SYL: Beli Kado dan Renovasi Rumah Pribadi dari Uang Kementan

Sidang SYL: Beli Kado dan Renovasi Rumah Pribadi dari Uang Kementan

Tren
Rincian Formasi CPNS Sekolah Kedinasan 2024, STAN Terbanyak

Rincian Formasi CPNS Sekolah Kedinasan 2024, STAN Terbanyak

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Disiarkan di RCTI, Kick Off 20.00 WIB

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Disiarkan di RCTI, Kick Off 20.00 WIB

Tren
Berawal dari Cabut Gigi, Perempuan Ini Alami Infeksi Mulut hingga Meninggal Dunia

Berawal dari Cabut Gigi, Perempuan Ini Alami Infeksi Mulut hingga Meninggal Dunia

Tren
Ramai soal Kepribadian Kucing Ditentukan oleh Warna Bulunya, Pakar: Tidak Selalu Kucing 'Oren' Barbar

Ramai soal Kepribadian Kucing Ditentukan oleh Warna Bulunya, Pakar: Tidak Selalu Kucing "Oren" Barbar

Tren
8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Tren
Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Tren
Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Tren
Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Tren
Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN]  Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

Tren
PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

Tren
Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com