Berikut cara menerapkan shokuiku berdasarkan prinsip-prinsipnya:
Alih-alih menghitung kalori, shokuiku mendorong agar fokus pada perasaan terhadap makanan tertentu.
Hal ini melibatkan rasa lapar dan nafsu makan, serta belajar untuk mengenali kapan mulai merasa kenyang.
Shokuiku juga memasukkan konsep yang disebut hara hachi bun me, yaitu gagasan bahwa seseorang harus berhenti makan ketika merasa sudah 80 persen kenyang.
Berhenti makan sebelum 100 persen kenyang ini akan membantu mencegah makan berlebihan sembari memastikan tubuh telah mendapat cukup makanan untuk memenuhi kebutuhan.
Baca juga: Ramai soal Gerakan Absurd Bikin Perut Buncit Jadi Kempes, Bagaimana Menurut Pakar?
Shokuiku menekankan pentingnya makanan utuh, seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Makanan utuh sendiri berasal dari bahan pangan alami yang tidak mengalami pengurangan jumlah kandungan karena proses memasak.
Sebab, makanan tersebut kaya akan nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh, termasuk protein, serat, lemak sehat, serta mikronutrien.
Menurut shokuiku, membatasi konsumsi makanan olahan perlu dilakukan lantaran biasanya mengandung banyak kalori, sodium, dan gula tambahan.
Berbeda dengan sebagian besar diet di Amerika dan Eropa yang fokus pada pembatasan bahan pangan tertentu, shokuiku menyorot pentingnya menikmati beragam makanan.
Idealnya, menurut pola makan ala Jepang ini, makanan harus terdiri dari beberapa jenis sayuran ditambah nasi dan sumber protein.
Bukan hanya itu, shokuiku juga mendorong untuk mencoba menyiapkan makanan dengan cara berbeda, seperti memanggang, menggoreng, atau merebus.
Selain memberikan rezeki, shokuiku mengajarkan bahwa makanan harus dipandang sebagai sumber kenikmatan.
Menurut prinsip shokuiku, makanan juga dapat membantu memperkuat hubungan sosial dan meningkatkan kesejahteraan emosional serta mental.
Oleh karena itu, jika memiliki waktu, penting untuk duduk dan berbagi makanan dengan orang lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.