Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah dan Alasan China Kerap Pinjamkan Panda ke Negara Lain, Disebut Jadi Pion Diplomatik

Kompas.com - 25/05/2023, 12:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

Dikutip dari ABC, kebijakan tersebut lantaran keberadaan panda yang semakin langka.

Selain itu, biaya pinjaman panda disebut diperlukan untuk keperluan konservasi dan penelitian terkait panda.

Tujuan China menyewakan panda

Pengamat dari Universitas Oxfors, Kathleen Buckingham dan Paul Jepson mengatakan, peminjaman panda saat ini dilakukan bertepatan dengan kesepakatan perdagangan yang ditandatangani China, seperti dengan Skotlandia, Kanada, dan Perancis.

Richard McGregor dari Lowy Institue menilai, panda raksasa adalah alat diplomatik yang diberikan kepada mitra yang layak sebagai tanda persahabatan.

Selain itu, studi Universitas Oxford tahun 2013 juga menemukan, bahwa peinjaman panda kepada negara-negara yang telah menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan China.

Baca juga: Ramai soal Panda Merah Berdiri dan Angkat Tangan agar Terlihat Menakutkan, Benarkah?

Pinjaman juga diberikan kepada negara yang memasok sumber daya alam dan teknologi maju ke negara tersebut.

Sebagai contoh, Kebun Binatang Adelaide Australia, mendapat pinjaman panda Wang Nang dan Fu Ni tak lama setelah setuju untuk memasok uranium ke China pada tahun 2006.

Sementara itu, Profesor Studi China dan Direktur Institut Lau China Kerry Brown mengatakan, panda memiliki kepentingan simbolis tertentu yang melekat pada nama yang diberikannya.

Sebagai contoh, panda raksasa yang diberikan ke Taiwan pada 2008 diberikan nama Tuan Tuan dan Yuan Yuan, kombinasi nama ini memiliki arti "reuni" dalam bahasa China.

Menurut Brown, hal itu sebagai ekspresi keinnginan China agar bisa bersatu kembali dengan Taiwan.

Selain itu, pada 1957, hadiah panda untuk Uni Soviet disebut dengan Ping Ping dan An An yang memiliki arti perdamaian dalam bahasa China.

Baca juga: Panda Raksasa yang Diberikan ke Taiwan oleh China Mati Setelah Menderita Kejang

Kontroversi

Namun kebijakan "politik panda" ini menarik banyak kontroversi  dari beragam kalangan.

Pada 2010 sepasang anak panda yang lahir di AS, dikembalikan ke China, hanya dua hari setelah China menyatakan kemarahan atas pertemuan Barack Obama dengan Dalai Lama.

Kebun Binatang Nasional di Washington telah meminta perpanjangan kesepakatan peminjaman untuk satu anak, tetapi China menolak dan kedua anak tetap dibawa kembali.

Saat itu, orang-orang menafsirkan hal ini sebagai tindakan hukuman.

Direktur Kampanye dari Badan Amal Kesejahteraan Hewan Skotlandia Ross Minett mengatakan, apa yang dilakukan China sebagai eksploitasi.

"Panda itu dieksploitasi sebagai pion diplomatik dalam kesepakatan komersial," katanya.

Baca juga: Bambu Bukan Hanya Makanan Panda, 7 Hewan Ini juga Memakannya

Negara yang mendapat pinjaman panda dari China

Berikut ini sejumlah negara yang mendapat pinjaman panda dari China:

  • Australia
  • Austria
  • Belgia
  • KanadaFinlandia
  • Perancis
  • Jerman
  • Indonesia
  • Jepang
  • Malaysia
  • Meksiko
  • Belanda
  • Singapura
  • Korea Selatan
  • Spanyol
  • Thailand
  • Skotlandia
  • Amerika Serikat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Adakah Manfaat Berhenti Minum Kopi?

Adakah Manfaat Berhenti Minum Kopi?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 31 Mei-1 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 31 Mei-1 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Bayi Tertabrak Fortuner, Orangtua Bisa Dipidana? | Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri

[POPULER TREN] Bayi Tertabrak Fortuner, Orangtua Bisa Dipidana? | Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri

Tren
Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com