Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Raya Pagerwesi: Pengertian, Makna, dan Tradisinya!

Kompas.com - 24/05/2023, 15:58 WIB
Alinda Hardiantoro,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Ritual itu bertujuan untuk memagari diri dengan ilmu pengetahuan dan keteguhan iman.

Baca juga: Ramai soal Gelang Tridatu, Apakah Boleh Dipakai oleh Selain Umat Hindu?

Untuk mendapatkan tuntunan dalam mendalami ilmu pengetahuan, maka yang dimuliakan dan dipuja adalah Ida Sanghyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Sanghyang Pramesti Guru.

Dia adalah guru dari alam semesta yang dapat membimbing manusia ke jalan yang benar dalam memahami pengetahuan hidup.

Sang Hyang Pramesti Guru adalah sebutan lain untuk Dewa Siwa. Dalam Tri Murti dewa Siwa adalah sebagai pelebur, melebur segala sifat-sifat buruk.

Baca juga: 40 Link Twibbon dan Ucapan Hari Raya Galungan dan Kuningan 2023

Tradisi hari raya Pagerwesi

Pelaksanaan upacara Pagerwesi sesungguhnya titik beratnya pada para pendeta atau rohaniawan pemimpin agama.

Dalam lontar Sundarigama disebutkan:

"Sang Purohita ngarga apasang lingga sapakramaning ngarcana paduka Prameswara. Tengahiwengi yoga samadhi ana labaan ring Sang Panca Maha Bhuta, sewarna anut urip gelarakena ring natar sanggah. (Sang Pendeta hendaknya ngarga dan mapasang lingga sebagaimana layaknya memuja Sang Hyang Prameswara (Pramesti Guru). Tengah malam melakukan yoga samadhi, ada labaan (persembahan) untuk Sang Panca Maha Bhuta, segehan (terbuat dari nasi) lima warna menurut uripnya dan disampaikan di halaman sanggah (tempat persembahyangan))," bunyi lontar itu.

Tradisi hari raya Pagerwesi dilakukan dengan meditasi (yoga dan samadhi) pada tengah malam.

Hakikat pelaksanaan upacara Pegerwesi lebih ditekankan pada pemujaan oleh para pendeta dengan melakukan upacara Ngarga dan Mapasang Lingga.

Meskipun hakikat hari raya Pagerwesi adalah pemujaan bagi para pendeta namun umat juga wajib ikut merayakan sesuai dengan kemampuan.

Baca juga: Sejarah Candi Borobudur, Lokasi Perayaan Hari Raya Waisak 2023

Banten atau sesajen yang dihaturkan adalah "Sesayut Panca Lingga". Sedangkan perlengkapannya terdiri dari Daksina, Suci Praspenyeneng dan Banten Penek.

Banten yang paling inti perayaan Pegerwesi bagi umat kebanyakan adalah natab Sesayut Pagehurip, Prayascita, Dapetan dilengkapi dengan daksina, canang, dan sodaan.

Tata pelaksanaan hari raya Pagerwesi mulai dari sanggah atau Merajan yang dilakukan di pekarangan rumah, hingga ke pura-pura besar lainnya seperti pura Kahyangan Jagat.

Sedangkan untuk di lingkungan desa pakraman, umat juga melakukan persembahyangan pura Kahyangan Tiga.

Namun, perayaan ini disesuaikan dengan desa, kala, dan patra daerah masing-masing. Beberapa daerah di Bali memiliki caranya sendiri dalam merayakan hari raya Pagerwesi.

Baca juga: Sejarah Masa Lalu Penajam Paser Utara, dari Kisah Dua Suku Paser hingga Kerajaan Adat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com