Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Kecanduan Makan Sabun Sulit Disembuhkan, Ini Kata Psikolog

Kompas.com - 09/05/2023, 06:15 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Kaitan stres dengan perilaku makan sabun

Ratna mengatakan, kondisi stres pada seseorang akan memengaruhi cara berpikirnya. Cara berpikir tersebut menjadi tidak sesuai logika atau bisa disebut dengan irasional.

“Ketika pikirannya sudah irasional, itu akan menggerakan perasaan menjadi seperti tidak berfungsi,” katanya.

Selain itu, memakan benda-benda aneh juga sebagai mekanisme diri seseorang dari sesuatu yang menekan yakni stres untuk menstabilkan mentalnya.

Sehingga dianggap oleh dirinya menjadi hal yang lumrah, biasa, dan normal untuk melakukan hal aneh seperti makan sabun. 

Baca juga: Benarkah Merokok Bisa Redakan Stres? Berikut Penjelasannya

Juga bisa terjadi pada ibu hamil

Lebih lanjut, Ratna juga mengatakan perilaku memakan benda-benda tidak lazim juga bisa terjadi pada ibu yang sedang hamil.

“Hal itu dikarenakan bisa jadi ibu hamil kekurangan mineral atau nutrisi untuk kebutuhan diri dan anak yang dikandungnya sehingga asupan makanan yang tinggi, namun makanan yang pada umumnya dikonsumsi tidak tertarik untuk dimakan menurutnya,” terangnya.

Oleh karena itu, sang ibu mencoba mencari makanan lain termasuk benda aneh-aneh.

“Makanya kalau hamil terutama trimester awal, ibu hamil “mengidam” untuk makan yang aneh-aneh. Kalau makan rujak tengah malam, itu masih mending normal,” jelasnya.

Cara meredakan stres

Ratna mengatakan, stres juga bisa menyebabkan munculnya perilaku makan sabun atau pica eating disorder.

Oleh karena itu, meredakan stres dengan cara yang baik dapat membantu terhindar dari kecanduan makan sabun.

Berikut cara meredakan stres yang mudah untuk dilakukan:

  • Berhitung 1 sampai 10 detik dalam diri sendiri sebelum marah karena stres
  • Menarik nafas dengan panjang dan dalam
  • Melakukan butterfly hug, memeluk dan menepuk diri sendiri
  • Mencari tempat nyaman untuk bersantai sementara
  • Menghirup udara segar, memandang pepohonan hijau
  • Mengambil jeda sejenak dari hingar-bingar kesibukan dunia
  • Merefleksikan diri, berbicara dengan diri sendiri bahwa banyak yang juga merasakan hal serupa
  • Memiliki keyakinan bahwa masalah hanya terjadi sementara
  • Melakukan kegiatan atau hobi sesuai minat dan bakat
  • Berolahraga secara rutin
  • Bermeditasi, seperti melakukan yoga
  • Berbicara dengan orang lain sebagai support system yang bisa dipercaya, seperti keluarga.

"Jika tidak ada yang bisa dipercayai, maka datang ke profesional (psikolog atau psikiater)," tandasnya.

Baca juga: Redakan Kecemasan, Peluk Diri Sendiri dengan Butterfly Hug

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Tren
UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Tren
Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com