Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Insomnia, Ini 4 Macam Gangguan Tidur pada Lansia, Apa Saja?

Kompas.com - 04/05/2023, 20:15 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Orang tua atau lansia diketahui memiliki kecenderungan lebih rentan mengalami insomnia.

Dalam sebuah studi yang bertajuk Insomnia in the Older Adult, lansia cenderung memiliki lebih banyak gangguan komorbiditas atau penyakit bawaan hingga mengonsumsi banyak obat.

Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko insomnia atau gangguan tidur.

Penuaan juga dikaitkan dengan sejumlah perubahan dalam kontinuitas tidur. Banyak lansia yang mengalami kesulitan tidur, susah nyenyak, atau bangun terlalu dini.

Faktor-faktor seperti lingkungan kamar tidur, obat-obatan, hingga gangguan medis dan kejiwaan pada lansia juga dapat meningkatkan risiko insomnia.

Baca juga: Mengapa Lansia Cenderung Lebih Mudah Mengalami Insomnia? Berikut Alasannya

Namun selain insomnia, lansia juga berisiko lebih tinggi mengalami gejala gangguan tidur lainnya.

Bahkan, beberapa pasien lansia dapat mengalami insomnia bersamaan dengan masalah gangguan tidur lain.

Dilansir Sleep Foundation, berikut ini beberapa gangguan tidur yang berisiko dialami oleh lansia:

1. Gangguan tidur ritme sirkadian

ilustrasi gangguan tidur pada lansia.Freepik/nongsurachi ilustrasi gangguan tidur pada lansia.

Ketika ritme sirkadian seseorang tidak selaras dengan lingkungan luarnya, mereka mungkin mengalami gangguan tidur ritme sirkadian (circadian rhythm sleep disorders).

Orang tua atau lansia berisiko lebih tinggi mengalami gangguan ini karena mekanisme internal yang mengatur ritme sirkadian memburuk seiring bertambahnya usia.

Gangguan fase tidur-bangun yang lebih lanjut sangat umum terjadi pada lansia. Mereka secara rutin merasa lelah di sore hari, dan secara alami akan bangun antara pukul 03.00 dan 05.00.

Bahkan jika mereka tidur lebih lambat dari biasanya, mereka sering bangun lebih pagi karena siklus tidur-bangun mereka.

Baca juga: 4 Tips Sederhana Mengatasi Insomnia pada Lansia, Apa Saja?

2. Gangguan pernapasan terkait tidur

Gangguan pernapasan yang berkaitan dengan tidur, seperti sleep apnea obstruktif dan sleep apnea sentral, sangat umum terjadi pada lansia.

Gangguan ini berisiko lebih tinggi pada pasien panti jompo lansia dengan kondisi demensia. Selain itu, obesitas, alkohol, dan merokok juga dapat menyebabkannya.

Gangguan pernapasan yang berhubungan dengan tidur sering menyebabkan lansia mendengkur berat, yang dapat menyebabkan gairah malam hari dan menghasilkan perasaan kantuk yang berlebihan di siang hari.

Gangguan tersebut juga dianggap sebagai prediktor untuk kondisi medis lainnya, seperti gagal jantung kongestif, infark miokard, dan stroke.

Baca juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Gangguan Tidur Mengigau

3. Gerakan tungkai berkala dan sindrom kaki gelisah

ilustrasi gangguan tidur pada lansia.iStockphoto/amenic181 ilustrasi gangguan tidur pada lansia.

Periodic limb movements (gerakan tungkai berkala) adalah gerakan lengan dan kaki yang tidak disengaja dan berulang selama tidur, dan terjadi lebih dari 15 kali per jam tidur.

Sedangkan restless legs syndrome (sindrom kaki gelisah) adalah gangguan neurologis, ditandai dengan keinginan yang kuat untuk menggerakkan kaki saat tubuh sedang istirahat.

Kedua kondisi tersebut dapat menyebabkan terbangun di malam hari yang menyebabkan penderitanya terjaga dan kelelahan keesokan harinya.

Studi telah menunjukkan tingkat prevalensi untuk kondisi ini hampir dua kali lipat seiring bertambahnya usia.

Baca juga: Alasan Perlunya Batasi Akses Media Digital Anak, Hindari Obesitas hingga Gangguan Tidur

4. Gangguan perilaku tidur REM

Orang umumnya bermimpi paling banyak selama fase tidur REM. Mereka yang mengalami gangguan perilaku tidur REM secara fisik akan mewujudkan impian mereka.

Hal ini menyebabkan gerakan acak yang berpotensi penderitanya berisiko mendapatkan cedera tubuh. Gangguan ini terbukti sangat umum terjadi pada pria lanjut usia.

Selain itu, ada juga hubungan antara gangguan ini dan kondisi neurologis degeneratif seperti penyakit parkinson dan demensia lewy body.

Tindakan mungkin termasuk mengunci jendela, meletakkan kasur di lantai, dan mengeluarkan benda berbahaya dari kamar tidur yang dapat menyebabkan cedera.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com