Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengulik Sekte Kelaparan di Kenya, 89 Anggota Tewas hingga Disamakan dengan Teroris

Kompas.com - 28/04/2023, 17:15 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kepolisian Kenya menemukan 89 jenazah terkubur di Hutan Shakahola dekat Kota Malindi.

Para korban diyakini tewas setelah mematuhi pimpinan sekte yang meminta pengikutnya untuk mati kelaparan agar bisa "bertemu Yesus".

Dilansir dari Kompas.com, polisi menemukan kuburan itu di lokasi di mana 15 anggota jemaat Good News International Church (Gereja Internasional Kabar Baik) pekan lalu diselamatkan dalam keadaan hidup.

Anehnya, anggota yang berhasil diselamatkan justru menolak bantuan. Hal ini lantaran mereka percaya akan masuk surga jika membiarkan dirinya mati kelaparan.

Kepercayaan itu datang dari ajaran sang kepala gereja, Pendeta Makenzie Nthenge.

Makenzie Nthenge saat ini ditahan bersama 14 jemaat lainnya, sambil menunggu panggilan sidang.

Meski begitu, ia membantah melakukan kejahatan dan berkeras telah menutup gerejanya pada 2019.

Baca juga: Seluk-Beluk Sekte JMS, Viral Berkat Serial Dokumenter In The Name of God: A Holy Betrayal di Netflix


Good News International Church

Gereja yang awalnya bernama Good News International Ministries itu didirikan oleh Makenzie Nthenge pada 17 Agustus 2003 untuk mengajarkan agama Katolik. Kantor pusat gereja berada di daerah Malindi Furunzi.

Gereja tersebut memiliki cabang di berbagai wilayah Kenya, seperti di Nairobi, Watamu, Malindi, Kitale, Machakos, Naivasha, Mombasa, Mwea, Lunga Lunga, dan Matano Manne dengan lebih dari 3.000 jemaat.

BBC melaporkan, Nthenge mengatakan dia sudah menutup Good News International Church empat tahun lalu setelah hampir dua dekade beroperasi.

Namun kenyataannya tidak seperti itu. Video saat ia berkhotbah masih bisa diakses di saluran YouTube gerejanya. Salah satu video diambil pada Januari 2020.

Saluran YouTube ini memiliki ribuan penonton yang video-videonya juga dibagikan melalui halaman Facebook.

Video yang dibuat cukup kontroversial. Misalnya, pengusiran setan di mana para pengikutnya menggeliat seperti tersiksa.

Nthenge juga menyebarkan gagasan bahwa pendidikan formal adalah setan dan dibuat untuk memeras uang. Selain itu, ia juga mendorong para ibu untuk tidak meminta bantuan medis selama persalinan dan tidak memvaksin anak-anak mereka.

Pria itu memiliki keyakinan akan adanya "Tata Dunia Baru", di mana seharusnya pemerintahan dunia bersikap otoriter. Dia juga sangat skeptis terhadap teknologi modern.

Baca juga: Arkeolog Temukan Tulang Manusia Purba dan Hewan di Situs Berusia 7.000 Tahun, Kuak Ritual Sekte

Ajakan puasa hingga mati

Dalam video yang dibuat, Nthenge tidak secara langsung memerintahkan orang untuk berpuasa hingga meninggal dunia. Namun, para mantan anggota gereja mengklaim bahwa mereka dipaksa berpuasa sebagai bagian dari kepatuhan mereka terhadap ajarannya.

Mereka diajak mengorbankan apa yang mereka sayangi, termasuk nyawa.

Sebelum muncul kasus kematian akibat kelaparan ini, Nthenge pernah dituduh mendorong anak-anak untuk tidak bersekolah usai mengklaim Alkitab tidak mengakui pendidikan. Akibatnya, ia ditangkap pada 2017.

The East African memberitakan, ia kembali ditangkap pada April 2023 setelah dua anak mati kelaparan dalam pengawasan orang tua mereka.

Nthenge membantah tuduhan tersebut dan dibebaskan dengan jaminan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 909 Tewas dalam Bunuh Diri Massal di Jonestown

Pemerintah Kenya akhirnya bertindak

Diperkirakan ada lebih dari 4.000 gereja yang terdaftar di negara Afrika Timur yang berpenduduk sekitar 50 juta orang itu.

Masih dari The East African, beberapa pengkhotbah meminta pengikutnya menyumbang untuk gereja, di mana uang yang terkumpul justru digunakan untuk kepentingan pribadi.

Beberapa gereja juga secara terang-terangan melakukan kontrol atas kehidupan anggotanya, bahkan memutarbalikkan Alkitab.

"Sebagian besar pendeta gadungan ini tidak pernah menginjakkan kaki di perguruan tinggi teologi mana pun", kata Stephen Akaranga, seorang profesor agama di Universitas Nairobi, kepada AFP.

Atas kejadian ini, Presiden William Ruto akan menindak gerakan keagamaan di Kenya bahkan menyamakan mereka dengan teroris.

Para pemuka agama juga mendorong adanya regulasi terkait agama di Kenya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

Tren
Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

Tren
Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com