Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bom Meledak di Soekarno-Hatta 20 Tahun Silam, 10 Orang Terluka, 1 di Antaranya Diamputasi

Kompas.com - 26/04/2023, 18:15 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Korban yang luka-luka berada di sekitar bangku yang posisinya antara pintu masuk restoran cepat saji KFC dan Skycafe.

Adapun dua korban luka berat, Yuli dan Miniarti, langsung dilarikan ke RSU Tangerang untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Namun, karena terlampau parah, kaki kiri Yuli pun harus diamputasi. Sementara Miniarti, mengalami luka di kepala dan kakinya.

Delapan korban lainnya dibawa ke RS di Pantai Indah Kapuk (PIK). Mereka adalah Sulastri, Sumiati, Desi Ratna, Joveneiel Jaya, Sumartini, Roswati, Silvia Magdalena, dan Jihan Jaya.

Para korban yang masih satu keluarga besar rencananya akan berangkat ke Samarinda, Kalimantan Timur.

Menggunakan pesawat Lion Air JTI 760 dan dijadwalkan berangkat pukul 07.00 WIB, nahas, sebuah bom menunda keberangkatan para korban.

Baca juga: 4 Kasus Bom Panci di Indonesia, Mulai dari Gereja Katedral Makassar hingga Cicendo

Bom mengandung TNT, dicurigai ulah GAM

Diberitakan Harian Kompas, 2 Mei 2003, Kepala Badan Reserse Kriminal Polri saat itu, Komisaris Jenderal Erwin Mappaseng menerangkan, bom yang meledak di Bandara Soekarno-Hatta mengandung trinitrotoluene (TNT) dalam jumlah yang sangat sedikit. 

Bukan hanya itu, polisi juga sudah meyakini siapa pelakunya dan mempublikasikan dua sketsa wajah terduga pelaku kasus peledakan bom di fasilitas publik tersebut.

Erwin menjelaskan, keduanya diduga meletakkan tas berisi rangkaian bom yang meledak di ruang publik Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta.

Kedua orang itu masing-masing mengenakan topi pet dan kopiah. Menurut Erwin, sketsa dibuat berdasarkan keterangan beberapa saksi di lokasi kejadian.

Analisis awal dari Kapolri kala itu, Jenderal Da'i Bachtiar, terdapat tiga kelompok yang diduga melakukan peledakan bom.

Salah satu kelompok yang dicurigai, yakni Gerakan Aceh Merdeka (GAM), meski hal itu langsung dibantah oleh pihak GAM.

Ditemukan pula indikasi, ada rombongan GAM yang akan berangkat ke Jenewa, Swiss, dan menginap di Hotel Quality yang berada di bandara, beberapa hari sebelum bom meledak.

Keterangan dari dua orang saksi mengungkapkan, rombongan tersebut dipimpin Sofyan Ibrahim Tiba, salah seorang negosiator GAM dalam perundingan perdamaian.

Kedua saksi juga menuturkan, dua orang yang ciri-cirinya mirip dengan sketsa wajah polisi, sempat masuk ke kamar nomor 42 yang dihuni rombongan tersebut.

(Sumber: Kompas.com/Ahmad Naufal Dzulfaroh, Dandy Bayu Bramasta | Editor: Inten Esti Pratiwi, Sari Hardiyanto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com