Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bom Meledak di Soekarno-Hatta 20 Tahun Silam, 10 Orang Terluka, 1 di Antaranya Diamputasi

KOMPAS.com - Sebuah bom meledak di area Terminal 2F Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, pada 27 April 2003, tepat 20 tahun lalu.

Ledakan ini merupakan kedua kalinya peristiwa pengeboman dalam sepekan setelah beberapa hari sebelumnya terjadi di belakang Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat.

Harian Kompas, 28 April 2003, melaporkan, ledakan membuat kaca tempered setebal 10 cm, kaca plafon, dan kaca pembatas Skycafe setebal 10 cm pecah berantakan.

Namun, bom berdaya ledak rendah ini tak mengganggu jadwal penerbangan.

Lampu sempat padam, tiba-tiba ada ledakan

Dikutip dari Kompas.com (26/4/2022), saksi mata bernama Asun mengatakan, lampu di kawasan bandara sempat padam beberapa saat sebelum ledakan.

Setelah lampu kembali menyala, tiba-tiba terdengar ledakan yang memekakkan telinga.

Asun mengaku, dirinya melihat beberapa orang yang berada di depan kios Trias Cafe menjerit-jerit karena terluka.

Sementara itu, Supriyadi, seorang pedagang parfum menuturkan, tak berapa lama setelah ledakan, ada asap tebal di lokasi kejadian.

Dia juga menyaksikan beberapa korban ledakan berjatuhan dan berteriak-teriak meminta tolong.

Mereka cukup lama berada di wilayah itu sampai akhirnya petugas Gegana Polri tiba dan memastikan area aman dari kemungkinan bom lainnya.

Saksi mata lain, sopir taksi bernama Suyatno menjelaskan, ia menurunkan penumpang persis di seberang lokasi kejadian.

"Pas ketika mobil berhenti, terdengar ledakan amat keras. Saya kaget, tetapi tenang saja karena berpikir itu ban pesawat mungkin meletus," katanya.

Beberapa saat setelah ledakan terjadi, polisi kemudian menutup area publik sepanjang 25 meter antara pintu masuk 3EF dan pintu masuk 4FE.

10 orang terluka

Meski tak berimbas pada jadwal penerbangan, ledakan bom di Bandara Soekarno-Hatta 20 tahun silam telah melukai 10 orang, dua di antaranya terluka berat.

Dilansir dari Kompas.com (27/4/2023), bom diletakkan di bawah bangku yang lokasinya di depan sebuah kios makanan dan minuman, Trias Cafe.

Korban yang luka-luka berada di sekitar bangku yang posisinya antara pintu masuk restoran cepat saji KFC dan Skycafe.

Adapun dua korban luka berat, Yuli dan Miniarti, langsung dilarikan ke RSU Tangerang untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Namun, karena terlampau parah, kaki kiri Yuli pun harus diamputasi. Sementara Miniarti, mengalami luka di kepala dan kakinya.

Delapan korban lainnya dibawa ke RS di Pantai Indah Kapuk (PIK). Mereka adalah Sulastri, Sumiati, Desi Ratna, Joveneiel Jaya, Sumartini, Roswati, Silvia Magdalena, dan Jihan Jaya.

Para korban yang masih satu keluarga besar rencananya akan berangkat ke Samarinda, Kalimantan Timur.

Menggunakan pesawat Lion Air JTI 760 dan dijadwalkan berangkat pukul 07.00 WIB, nahas, sebuah bom menunda keberangkatan para korban.

Bom mengandung TNT, dicurigai ulah GAM

Diberitakan Harian Kompas, 2 Mei 2003, Kepala Badan Reserse Kriminal Polri saat itu, Komisaris Jenderal Erwin Mappaseng menerangkan, bom yang meledak di Bandara Soekarno-Hatta mengandung trinitrotoluene (TNT) dalam jumlah yang sangat sedikit. 

Bukan hanya itu, polisi juga sudah meyakini siapa pelakunya dan mempublikasikan dua sketsa wajah terduga pelaku kasus peledakan bom di fasilitas publik tersebut.

Erwin menjelaskan, keduanya diduga meletakkan tas berisi rangkaian bom yang meledak di ruang publik Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta.

Kedua orang itu masing-masing mengenakan topi pet dan kopiah. Menurut Erwin, sketsa dibuat berdasarkan keterangan beberapa saksi di lokasi kejadian.

Analisis awal dari Kapolri kala itu, Jenderal Da'i Bachtiar, terdapat tiga kelompok yang diduga melakukan peledakan bom.

Salah satu kelompok yang dicurigai, yakni Gerakan Aceh Merdeka (GAM), meski hal itu langsung dibantah oleh pihak GAM.

Ditemukan pula indikasi, ada rombongan GAM yang akan berangkat ke Jenewa, Swiss, dan menginap di Hotel Quality yang berada di bandara, beberapa hari sebelum bom meledak.

Keterangan dari dua orang saksi mengungkapkan, rombongan tersebut dipimpin Sofyan Ibrahim Tiba, salah seorang negosiator GAM dalam perundingan perdamaian.

Kedua saksi juga menuturkan, dua orang yang ciri-cirinya mirip dengan sketsa wajah polisi, sempat masuk ke kamar nomor 42 yang dihuni rombongan tersebut.

(Sumber: Kompas.com/Ahmad Naufal Dzulfaroh, Dandy Bayu Bramasta | Editor: Inten Esti Pratiwi, Sari Hardiyanto)

https://www.kompas.com/tren/read/2023/04/26/181500065/bom-meledak-di-soekarno-hatta-20-tahun-silam-10-orang-terluka-1-di

Terkini Lainnya

Viral, Video Balita Ketumpahan Minyak Panas di Yogyakarta, Ini Kronologinya

Viral, Video Balita Ketumpahan Minyak Panas di Yogyakarta, Ini Kronologinya

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Ceknya

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Ceknya

Tren
Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal Usul Kehidupan di Bumi

Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal Usul Kehidupan di Bumi

Tren
3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] ICC Ajukan Surat Penangkapan Pemimpin Israel dan Hamas | Mengintip Jasa 'Santo Suruh' yang Unik

[POPULER TREN] ICC Ajukan Surat Penangkapan Pemimpin Israel dan Hamas | Mengintip Jasa "Santo Suruh" yang Unik

Tren
Kronologi Singapore Airlines Alami Turbulensi, 1 Penumpang Meninggal

Kronologi Singapore Airlines Alami Turbulensi, 1 Penumpang Meninggal

Tren
Kronologi Makam Mahasiswi UMY Dibongkar Sehari Usai Dimakamkan

Kronologi Makam Mahasiswi UMY Dibongkar Sehari Usai Dimakamkan

Tren
4 Korupsi SYL di Kementan: Beli Durian Rp 46 Juta dan Gaji Pedangdut

4 Korupsi SYL di Kementan: Beli Durian Rp 46 Juta dan Gaji Pedangdut

Tren
Penyebab Kelebihan Berat Badan dan Obesitas pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Penyebab Kelebihan Berat Badan dan Obesitas pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Tren
Ada 'Andil' AS di Balik Kecelakaan Heli yang Menewaskan Presiden Iran

Ada "Andil" AS di Balik Kecelakaan Heli yang Menewaskan Presiden Iran

Tren
Kata Psikolog soal Pria Kuntit dan Teror Perempuan di Surabaya Selama 10 Tahun

Kata Psikolog soal Pria Kuntit dan Teror Perempuan di Surabaya Selama 10 Tahun

Tren
Geliat Bursa Pilkada Jateng 2024, Sudah Ada Tiga Nama yang Berpeluang Maju

Geliat Bursa Pilkada Jateng 2024, Sudah Ada Tiga Nama yang Berpeluang Maju

Tren
Daftar Harga Sapi dan Kambing untuk Idul Adha 2024

Daftar Harga Sapi dan Kambing untuk Idul Adha 2024

Tren
Bobby Nasution, 2020 Daftar PDI-P, 2024 Pindah ke Gerindra

Bobby Nasution, 2020 Daftar PDI-P, 2024 Pindah ke Gerindra

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke