Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Semana Santa, Tradisi Paskah di Larantuka yang Lestari dari Abad ke Abad

Kompas.com - 07/04/2023, 18:45 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

"Pada Kamis (6/4/2023) pagi, (dilakukan) devosi Muda Tuan di mana persiapan Arca Bunda dikeluarkan dan ditahtakan di Kapela," terangnya.

Dia mengimbuhkan, tradisi Semana Santa dilanjutkan pada hari ini, Jumat (7/4/2023), berupa Cium Tuan, yaitu salib Tuan Ana (Tuhan Yesus) dan Tuan Ma (Bunda Maria) oleh para peziarah.

Prosesi kemudian berlanjut dengan mengantarkan Tuan Menino (bayi Yesus) melalui laut ke persinggahannya.

"Dan prosesi Tuan Ma dan Tuan Ana menuju gereja yang dilanjutkan dengan perayaan peringatan wafat Tuhan," kata dia.

Adapun pada sore hari, diadakan lamentasi atau perenungan terhadap penderitaan, kematian, dan penguburan Yesus, dan dilanjutkan dengan prosesi keliling yang dinamakan prosesi Jumat Agung.

"Puncaknya kita merayakan Paskah Tuhan (pada Minggu) di mana Tuhan sudah bangkit alleluya," ungkap Rin.

Baca juga: Link Twibbon Paskah 2022 dan Waktu yang Tepat Ucapkan Selamat Paskah

Sejarah Semana Santa di Larantuka

Dikutip dari Kompas.com (6/4/2023), sejarah tradisi Semana Santa bermula sekitar 500 tahun lalu ketika seorang pemuda dari Suku Resiona sedang bermain di pinggir laut.

Keturunan Raja Larantuka, Don Andre Martinus Diaz Viera de Godinho, menyebut bahwa pemuda Resiona itu melihat sesosok dewi yang berjalan di atas air.

Pemuda Resiona tersebut kemudian bertanya kepada sosok dewi itu, tetapi malah dijawab dengan bahasa yang asing.

Sang pemuda lalu melaporkan hal yang dialaminya kepada para tetua suku. Namun, saat mereka kembali ke tempat tersebut, hanya ada sebuah patung perempuan berparas syahdu.

Patung perempuan tersebut lalu mereka bawa ke korke (rumah adat). Seiring waktu, masyarakat Larantuka termasuk rajanya mulai menyembah figur perempuan tersebut lantaran dianggap selalu mendatangkan keberuntungan.

Bersama dengan datangnya bangsa Portugis di Flores, datang pula misionaris yang menyebarkan agama Katolik.

Raja Larantuka lalu mengajak misionaris tersebut melihat figur suci yang kini telah dikenal sebagai Tuan Ma.

Setelah menyadari bahwa tulisan di dekat figur tersebut berbunyi "Santa Maria Reinha Rosari", sang misionaris langsung berlutut saat menyadari bahwa figur itu ternyata adalah Bunda Maria.

Singkat cerita, pada 1650, Raja Larantuka Ola Adobala kemudian dibaptis dan menyerahkan kekuasaannya kepada Tuan Ma.

Pada 1665, putra dari Ola Adobala, Don Gaspar I pun mulai mengarak patung Tuan Ma keliling Larantuka, yang melahirkan tradisi Semana Santa yang masih tetap bertahan hingga saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com