Dilansir dari Healthline, kopi mengandung kafein yang diketahui dapat meningkatkan kewaspadaan. Kafein dalam kopi bekerja dengan menghalangi efek adenosin, yaitu zat kimia otak yang dapat membuat Anda merasa lelah.
Pada saat yang sama, hal itu juga akan memicu pelepasan adrenalin, hormon "fight-or-flight" yang berkaitan dengan peningkatan energi.
Pada dosis yang lebih tinggi, kopi dapat menimbulkan efek yang lebih jelas seperti kecemasan, kegelisahan, dan rasa gugup berlebih.
Sedangkan pada dosis sedang, kopi dapat menyebabkan pernapasan menjadi lebih cepat dan meningkatkan tingkat stres saat dikonsumsi dalam sekali duduk.
Untuk itu, jika Anda merasa gugup atau gelisah, sebaiknya berhenti atau kurangi asupan kafein Anda.
Kopi dikenal sebagai minuman berkafein yang dapat membuat seseorang lebih terjaga. Namun, perlu diketahui terlalu banyak kafein juga dapat menyebabkan seseorang sulit untuk tidur.
Studi menemukan, asupan kafein yang lebih tinggi tampaknya dapat meningkatkan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk tertidur. Sehingga hal ini juga dapat mengurangi waktu tidur total, terutama pada orang tua.
Sebaliknya, kafein dalam jumlah rendah atau sedang tampaknya tidak terlalu memengaruhi tidur pada orang yang sudah terbiasa "tidur nyenyak", atau mereka yang mengaku menderita insomnia. Selain itu, efek dari kafein juga dapat memakan beberapa jam untuk hilang.
Penelitian telah menunjukkan, kafein tetap berada di dalam tubuh dalam sementara waktu, atau rata-rata lima jam setelah meminumnya. Namun, hal ini juga tergantung pada setiap individu.
Sehingga, penting bagi Anda untuk memperhatikan jumlah dan waktu dalam minum kopi untuk mengoptimalkan tidur.
Banyak orang menemukan bahwa secangkir kopi di pagi hari membantu buang air besar. Efek pencahar dalam kopi dikaitkan dengan pelepasan gastrin, hormon yang diproduksi perut yang mempercepat aktivitas di usus besar.
Terlebih lagi, kopi tanpa kafein juga terbukti dapat menghasilkan respons yang serupa.
Hal ini dikarenakan, kafein dapat merangsang pergerakan usus dengan meningkatkan gerakan peristaltik, yaitu kontraksi yang menggerakkan makanan melalui saluran pencernaan Anda.
Rhabdomyolysis adalah kondisi yang sangat serius di mana serat otot yang rusak memasuki aliran darah dan bisa menyebabkan gagal ginjal dan masalah lainnya.
Penyebab umum rhabdomyolysis meliputi trauma, infeksi, penyalahgunaan obat, ketegangan otot, dan gigitan ular atau serangga berbisa. Selain itu, ada beberapa laporan tentang rhabdomyolysis terkait asupan kafein yang berlebihan, meskipun hal ini relatif jarang terjadi.
Dalam satu kasus, seorang wanita mengalami mual, muntah, dan urine berwarna gelap setelah meminum 32 ons (1 liter) kopi yang mengandung sekitar 565 mg kafein. Untungnya, dia pulih setelah dirawat dengan obat-obatan dan cairan.
Perlu diketahui bahwa ini adalah dosis kafein yang besar untuk dikonsumsi dalam waktu singkat, terutama bagi seseorang yang tidak terbiasa minum kopi atau sangat sensitif terhadap efeknya.
Terlepas dari semua manfaat kesehatan kafein, tidak dapat disangkal bahwa itu dapat membentuk kebiasaan atau kecanduan untuk terus meminumnya.
Tinjauan menunjukkan, meskipun kafein memicu bahan kimia otak tertentu seperti yang dilakukan kokain dan amfetamin. Namun kafein tidak menyebabkan kecanduan klasik seperti yang dilakukan obat-obatan ini.