Di awal 1500-an, wanita di Eropa mulai menunda pernikahan di pertengahan usia 20 tahunan. Keputusan ini berbeda dari sebelumnya di mana anak remaja mulai menikah saat sudah mampu menjadi ibu.
Para wanita di era baru ini mulai tertarik membangun rumah tangga yang mandiri. Mereka tidak ingin tinggal di rumah mertua. Untuk itu, pekerjaan menjadi fokus utama mereka agar mendapatkan uang.
Akibatnya, banyak wanita kemudian tidak menikah sehingga otomatis tidak punya anak.
Pilihan pribadi, kondisi ekonomi, budaya, dan masalah kemandulan juga menjadi penyebab fenomena ini muncul. Diperkirakan 22 persen warga Perancis saat itu memilih tidak menikah dan tidak punya anak.
Meski childfree banyak dipilih di negara barat, hal kebalikannya justru berlaku di negara koloni.
Para penjajah mendorong rakyat jajahannya untuk memiliki anak dan meningkatkan populasi warga. Tindakan ini dilakukan untuk menambah tenaga kerja anak-anak. Sementara itu, budak wanita yang disiksa dan diperkosa juga rentan hamil dan memiliki anak.
Baca juga: Kasus Kembali Ditemukan, Bagaimana Cara Mencegah Gagal Ginjal Akut pada Anak?
Seperti banyak orang memilih memiliki anak, ada banyak orang juga yang memilih childfree. Keputusan ini tergantung keinginan seseorang terhadap perannya sebagai orang tua.
Ada banyak alasan seseorang memutuskan tidak mempunyai anak, salah satunya termasuk gangguan kesehatan yang diderita orang tersebut.
Fairy God Boss (18/3/2022) mengumpulkan beberapa hal yang menyebabkan seseorang secara sadar memilih childfree, yaitu:
Tidak semua orang ingin menjadi orang tua. Ada sebagian orang yang merasa senang tanpa anak.
Orang tipe ini sadar kalau mereka tidak menyukai dan tidak mampu merawat anak. Mereka akan memilih yang paling terbaik, yaitu tidak punya anak daripada anaknya tidak terurus.
Pekerjaan yang menyita banyak waktu dan sulit diraih akan membuat seseorang enggan memfokuskan kepada hal lain.
Banyak orang tidak mau melepaskan pekerjaan yang dijalaninya dengan susah payah. Hal ini membuat mereka memilih untuk menginvestasikan waktu dan perhatian ke dalam pekerjaan daripada anak.
Pertimbangan kondisi lingkungan sering menjadi alasan seseorang tidak punya anak.
Sumber daya yang langka, banyak polusi dan limbah, serta perubahan iklim menjadi alasan mereka tidak ingin sang anak tumbuh dalam lingkungan buruk itu.