Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Arindra Karamoy
Dosen

Pengajar Paruh Waktu FIKOM Universitas Multimedia Nusantara

Politik Virtual, Propaganda, dan Literasi Media

Kompas.com - 01/02/2023, 09:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Berbagai macam propaganda dalam bentuk misinformasi dan disinformasi. Misinformasi didefinisikan sebagai informasi yang tidak benar atau menyesatkan. Terlepas dari niat apa pun, informasi yang salah tidak akurat, atau informasi yang salah menyebabkan orang salah informasi.

Disinformasi adalah bagian dari misinformasi. Misinformasi didefinisikan sebagai informasi palsu yang sengaja dibuat dan sengaja disebarkan untuk memengaruhi opini publik atau menyesatkan kebenaran.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa penyebaran misinformasi dalam aktivitas politik yang meluas menjelang pemilu sayangnya telah menjadi fenomena umum di sebagian besar masyarakat demokratis. Sejak tahun 2014 dan memuncak tahun 2019, penggunaan ruang virtual untuk pertarungan politik semakin nyata. Ia menjadi salah satu ruang - bahkan mungkin ruang utama - untuk dimenangkan.

Pentingnya Literasi Media

Pertarungan tersebut menimbulkan masalah yaitu semakin terbelahnya masyarakat pemilih di Indonesia. Pertarungan tidak berhenti di ruang virtual tapi juga dalam kehidupan nyata. Kehidupan secara sosial menjadi tidak nyaman, bahkan sejak dari lingkungan sosial terkecil yaitu keluarga.

Parahnya, pertarungan atau pembelahan tersebut terus berlangsung saat pemilu sudah selesai. Kita saling tuduh, tidak percaya, dan curiga. Berbagai propaganda bermodus penyesatan informasi dalam berbagai format kemungkinan besar akan terjadi kembali dalam Pemilu 2024, bahkan sudah akan dimulai sejak tahun 2023. Kemungkinan dengan menggunakan teknologi yang lebih canggih dibanding lima atau 10 tahun lalu.

Oleh karena itu, kita perlu tingkatkan literasi media yaitu kemampuan untuk menerapkan keterampilan berpikir kritis pada media massa (dan media sosial), sehingga menjadi warga negara yang lebih sadar dan bertanggung jawab— baik sebagai orang tua, pemilih, pekerja — dalam masyarakat yang digerakkan oleh media (Turow, 2020).

Caranya bisa dimulai dengan mempertanyakan konten-konten yang mencurigakan. Di saat kita membaca, menonton atau mendengar suatu konten dalam media - termasuk media sosial - yang membuat emosi kita sangat tergugah atau terguncang, seperti terlalu sedih, sesuatu yang too good to be true, atau juga sangat marah, kita perlu curiga terhadap konten tersebut.

Lalu, teliti lagi siapa pembuat konten tersebut. Jika pembuat konten tidak jelas asal usulnya, perlu dicurigai. Kemudian, selalu periksa ulang dengan berbagai media atau konten lainnya. Jika konten tersebut hanya satu-satunya yang membuat berita atau informasi tersebut, konten tersebut lagi-lagi perlu diwaspadai.

Yang terakhir, selalu menahan diri untuk tidak langsung membagikan suatu konten dan selalu periksa ulang konten tersebut seperti yang sudah dijelaskan di atas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Tren
Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com