Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya Penipuan Berkedok Undangan Pernikahan dan Cara Mengantisipasinya

Kompas.com - 28/01/2023, 20:05 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Ia menjelaskan, penipu dapat memperoleh kredensial m-banking lantaran APK yang digunakan untuk mengelabuhi korban hanya bisa mencuri SMS OTP.

Dalam hal ini, Alfons mencontohkan kasus penipuan mengatasnamakan BRI dengan dalih bank ini akan menetapkan biaya transfer bulanan senilai Rp 150.000.

Sebagian nasabah BRI yang mendapatkan pesan tersebut lantas memberikan kredensial m-banking mereka.

"Karena diancam akan dikenai biaya transfer bulanan Rp. 150.000," tutur Alfons.

Baca juga: Tukang Becak Tipu Teller BCA Senilai Rp 345 Juta, Ini Kronologinya

Masyarakat harus amankan m-banking

Berkaca dari perkembangan modus pembobolan m-banking yang belakangan beredar, Alfons meminta masyarakat untuk mengamankan m-banking mereka.

Salah satu caranya dengan mengganti password dan PIN persetujuan transaksi sesegera mungkin jika merasa m-banking sudah bocor.

"Jika anda masih ragu, pertimbangkan untuk mengganti akun m-banking atau memilih penyedia m-banking yang memberikan pengamanan lebih baik," saran Alfons.

"Sebenarnya, jika bank menerapkan sistem dan prosedur dengan baik dan cerdik, penjahat akan kesulitan mengambil alih akun m-banking sekalipun berhasil mendapatkan semua kredensial dan OTP persetujuan transaksi," sambungnya.

Baca juga: Hati-hati Penipuan, Jangan Berikan Kode OTP kepada Siapa Pun!

Perlu keamanan lebih

Alfons juga meminta bank yang bertanggung jawab atas m-banking untuk menerapkan verifikasi What You Have untuk perpindahan akun m-banking ke ponsel baru atau nomor ponsel baru.

Bank disarankan tidak hanya mengandalkan verifikasi What You Know saja untuk memindahkan akun m-banking ke ponsel atau nomor ponsel baru.

"Verifikasi What You have ini contohnya adalah verifikasi kartu ATM, KTP asli, fisik pemilik rekening. Sedangkan verifikasi What You Know adalah user ID, password, PIN persetujuan transaksi dan kode OTP," terang Alfons.

Baca juga: Presdir BCA Tegaskan Data Rekening Pribadi Menjadi Tanggung Jawab Nasabah

Ia juga berharap, pemerintah dan regulator yang mengatur lembaga finansial untuk menentukan standar pengamanan transaksi finansial digital yang ketat dan aman.

Dengan begitu, m-banking tidak mudah dieksploitasi dan kepercayaan masyarakat terhadap sektor keuangan digital tidak turun.

"Padahal pemerintah sangat berkepentingan terhadap digitalisasi dalam sektor finansial karena akan memberikan efek berganda bagi perkembangan ekonomi Indonesia.," pungkasnya.

Baca juga: Ramai soal Bjorka, Ini Daftar Hacker Terkenal di Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com