Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuhan Berantai di Bekasi dan Peran Para Tersangka

Kompas.com - 24/01/2023, 09:15 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Polisi masih terus mendalami kasus pembunuhan berantai di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.

Pembunuhan berantai itu terungkap dari kasus keracunan yang menimpa sekeluarga pada 12 Januari 2023.

Sebanyak 9 orang menjadi korban pembunuhan berantai yang tersebar di Cianjur, Garut, dan Bekasi.

Hingga kini, polisi telah menetapkan tiga orang tersangka dalam kasus tersebut, yakni Wowon Erawan alias Aki, Solihin Alias Duloh, dan M Dede Solehudin.

Ketiganya dijerat Pasal 340, 338 dan 339 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) terkait pembunuhan berencana.

Baca juga: Perjalanan Kasus Pembunuhan Berantai Wowon dkk di Bekasi


Baca juga: 4 Fakta Kasus Pembunuhan Berantai Wowon dkk di Bekasi

Lantas, bagaimana peran para pelaku dalam pembunuhan berencana tersebut?

Berikut eran para tersangka:

Wowon

Tiga tersangka penipuan dan pembunuhan berencana asal Cianjur yang ditahan polisi pertengahan Januari 2023. Dari kiri: Solihin alias Duloh (63), Wowon Erawan alias Aki (60), dan M Dede Solehudin (35).Polda Metro Jaya Tiga tersangka penipuan dan pembunuhan berencana asal Cianjur yang ditahan polisi pertengahan Januari 2023. Dari kiri: Solihin alias Duloh (63), Wowon Erawan alias Aki (60), dan M Dede Solehudin (35).
Wowon merupakan pelaku utama dalam pembunuhan ini.

Ia bertugas mencari korban yang ingin kaya.

Ia kemudian menyusun dan menyuruh dua tersangka lainnya untuk melakukan pembunuhan tiga korban di Bekasi.

Selain merencanakan, Wowon juga diketahui mendanai aksi pembunuhan tersebut.

Baca juga: 5 Pembunuh Berantai Paling Kejam di Muka Bumi

Solihin

Tiga tersangka penipuan dan pembunuhan berencana asal Cianjur yang ditahan polisi pertengahan Januari 2023. Dari kiri: Solihin alias Duloh (63), Wowon Erawan alias Aki (60), dan M Dede Solehudin (35).Polda Metro Jaya Tiga tersangka penipuan dan pembunuhan berencana asal Cianjur yang ditahan polisi pertengahan Januari 2023. Dari kiri: Solihin alias Duloh (63), Wowon Erawan alias Aki (60), dan M Dede Solehudin (35).

Sementara itu, Solihin bertugas sebagai pencari rumah kontrakan di Bekasi untuk dijadikan tempat eksekusi para korban.

Ia juga menyuruh pelaku Dede menggali lubang untuk mengubur para korban.

Solihin diketahui mengantar para korban pindah dari Cianjur ke rumah kontrakan di Bekasi.

Ia juga membeli dan meracik racun ke dalam kopi untuk para korban.

Diketahui, delapan dari sembilan korban pembunuhan berantai dieksekusi oleh Solihin.

Baca juga: Teka-teki Dugaan Kasus Polisi Tembak Polisi

Tiga tersangka penipuan dan pembunuhan berencana asal Cianjur yang ditahan polisi pertengahan Januari 2023. Dari kiri: Solihin alias Duloh (63), Wowon Erawan alias Aki (60), dan M Dede Solehudin (35).Polda Metro Jaya Tiga tersangka penipuan dan pembunuhan berencana asal Cianjur yang ditahan polisi pertengahan Januari 2023. Dari kiri: Solihin alias Duloh (63), Wowon Erawan alias Aki (60), dan M Dede Solehudin (35).

M Dede Solehudin

Pelaku Dede berperan sebagai penggali lubang di dekat sumur rumah kontrakan di Bekasi.

Ia juga membeli kopi saset untuk dicampur dengan racun.

Terakhir, Dede membantu Solihin menyeduh kopi dan mencampurkan racun yang disuguhkan kepada korban.

Posko pengaduan korban

Kendati sudah ada 9 korban yang ditemukan, polisi masih terus mengembangkan kasus ini.

Polda Metro Jaya juga telah membuka posko pengaduan laporan bagi warga yang menjadi korban penipuan dan kehilangan anggota keluarganya usai kontak dengan pelaku di Cianjur, Jawa Barat.

Baca juga: 5 Kasus Pembunuhan Dunia yang Belum Terpecahkan

Kompas.com/Anggara Kusumaatmaja Infografik: Menelusuri Jejak Pembunuhan Berantai di Cianjur-Garut-Bekasi

(Sumber: Kompas.com/Tria Sutrisna | Editor: Ambranie Nadia Kemala Movanita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com