Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Air Rebusan Daun Salam Bisa Menurunkan Asam Urat?

Kompas.com - 06/01/2023, 06:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Air rebusan daun salam disebut sebagai salah satu herbal yang bermanfaat untuk menurunkan asam urat.

Menurut peneltian dalam Jurnal Pharmacy (2015), manfaat daun salam untuk menurunkan kadar asam urat berasal dari kandungan flavonoid dan tanin.

Daun Syzygium polyanthum ini juga mengandung minyak atsiri yang terdiri dari eugenol dan sitral sebagai diuretik atau peluruh kencing, serta analgesik atau penghilang nyeri.

Dikutip dari India Herald, konsumsi daun salam untuk menurunkan asam urat dilakukan dengan cara:

  • Pilih 15 lembar daun salam dan cuci dengan bersih
  • Rebus 3 gelas air putih hingga mendidih
  • Masukkan 15 lembar daun salam dalam air mendidih
  • Kemudian, rebus daun salam hingga menyisakan satu gelas air.

Lalu, benarkah air rebusan daun salam bisa menurunkan asam urat?

Berikut penjelasan dari dokter penyakit dalam serta guru besar Universitas Indonesia (UI):

Baca juga: Sayuran yang Sebaiknya Dihindari Penderita Asam Urat, Apa Saja?

Penjelasan dokter

Saat dikonfirmasi, Dokter Penyakit Dalam Andi Khomeini Takdir Haruni mengungkapkan, memang ada yang membolehkan konsumsi rebusan daun salam untuk pasien asam urat.

Namun sebagai obat herbal, daun salam membutuhkan uji klinis ke level fitofarmaka apabila ingin dibawa ke ranah pelayanan medis.

Fitofarmaka sendiri merupakan obat herbal yang sudah terbukti secara ilmiah berguna menyembuhkan penyakit atau meredakan gejala masalah kesehatan tertentu.

"Saran saya kalau ada pengobatan tradisional seperti ini yang dilakukan pasien, sebaiknya dikomunikasikan dengan dokter dan tim yang merawat," ujar Andi kepada Kompas.com, Kamis (5/1/2023).

Dengan begitu, kata Andi, dokter akan memantau apakah rebusan daun salam menunjang pemulihan pasien atau sebaliknya.

Apabila ternyata menurunkan kadar asam urat pasien, Andi mengatakan bahwa konsumsi rebusan daun salam boleh dilanjutkan sembari tetap observasi dan evaluasi. 

"Tapi kalau tidak ya memang kita tidak menganjurkan untuk dilanjutkan," ungkap dia.

Baca juga: 5 Manfaat Daun Salam: Antibakteri hingga Cegah Diabetes dan Kanker

Belum terbukti bisa turunkan asam urat

Senada, Guru Besar pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam menjelaskan, rebusan daun salam tergolong herbal.

Artinya, hingga saat ini belum ada bukti yang membenarkan bahwa daun salam dapat menurunkan kadar asam urat.

"Kalau memang sudah berfungsi seperti itu (terbukti menurunkan asam urat) mungkin sudah kita bilang sebagai fitofarmaka, bukan herbal lagi atau herbal terstandar," ujar Ari, saat dihubungi Kompas.com, Kamis.

Ari pun tidak melarang orang dengan kadar asam urat tinggi untuk mengonsumsi rebusan daun salam.

Namun begitu, penderita masih tetap perlu untuk memeriksakan kadar asam urat dan tidak hanya mengandalkan daun salam.

"Jadi ini yang memang perlu diperhatikan masyarakat, kalau memang punya masalah dengan asam urat, disebutkan ini bisa menurunkan asam urat, tetap harus pemeriksaan kadar asam urat tersebut," jelas dia.

Baca juga: Cara Makan Ikan yang Aman untuk Penderita Asam Urat

Apakah daun salam justru menaikkan asam urat?

Di sisi lain, Ari menyangkal anggapan bahwa rebusan daun salam turut menaikkan kadar asam urat. Sebab, daun salam bukanlah bahan makanan dengan kandungan purin yang tinggi.

Purin adalah hasil metabolisme protein yang dapat membentuk kristal asam urat.

Jika kadarnya tinggi, asam urat dapat menumpuk pada sendi-sendi tangan dan menyebabkan penyakit asam urat atau gout.

"Jadi kalau rebusan daun salam sih rasanya tidak, bukan komponen atau bahan yang bisa meningkatkan asam urat," kata dia.

Menurut dia, bahan makanan yang jelas mengandung purin, antara lain:

  • Jero-jeroan
  • Seafood atau makanan laut
  • Daging merah
  • Keju.

"Ya itu yang memang mengandung purin, sehingga bisa meningkatkan asam urat," tutur Ari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Tren
Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Tren
4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

Tren
SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

Tren
Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Tren
Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Tren
Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Tren
Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Tren
Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Tren
Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Tren
Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Tren
Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Tren
Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com