Lantas, benarkah anjuran soal tidak membeli beras yang terbungkus karung goni untuk menghindari kotoran tikus dan hewan lain?
Baca juga: Merespons Bank Dunia, Wapres Sebut Harga Beras di Indonesia Fluktuatif
Guru Besar Hama Tanaman dari Fakultas Pertanian UGM, Prof. Dr. Ir. FX. Wagiman, S.U, menegaskan bahwa anjuran dalam TikTok tersebut tidaklah benar.
Menurut dia, tikus masuk gudang beras, mengonsumsi beras, serta mengontaminasi dengan urine dan fesesnya bisa jadi hal benar.
Urine atau kencing tikus yang menjadi media perkembangan bakteri Leptospirosis juga benar.
"Yang tidak benar adalah imbauan tersebut tidak didasari data pendukung," tegas Wagiman saat dihubungi Kompas.com, Jumat (23/12/2022).
Wagiman mengatakan, informasi tersebut hanya sepotong dan berdasarkan asumsi "jika" selama ada tikus di dalam gudang tempat penyimpanan beras.
"Tidak ada data pendukung insiden tikus di gudang mana, kapan, seberapa parah kontaminan urine (dan) feses tikus," terangnya.
Baca juga: Tanda-tanda Tikus Masuk Rumah, Salah Satunya adalah Bau Amis Ikan
Dia menambahkan, umumnya kemasan beras saat ini berbahan dasar plastik. Sebab, karung goni saat ini sudah jarang ditemui untuk mengemas beras.
Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), karung goni sendiri merupakan karung yang terbuat dari kain goni, bahan dengan tekstur kasar.
Imbauan atau anjuran tersebut, kata dia, tampaknya menggeneralisasi informasi terbatas terkait insiden serupa di suatu tempat dan waktu tertentu.
Padahal, belum tentu setiap beras kemasan goni di dalam gudang sudah pasti terkontaminasi urine tikus.
"Saya belum menemukan ada hasil riset bahaya kemasan goni terkontaminasi urine tikus terkait kesehatan," tandas Wagiman.
"Kalau banjir, urine tikus menularkan atau menyebarkan Leptospirosis, banyak informasinya," tambah dia.
Baca juga: Kenapa Harga Beras di Indonesia Paling Mahal Se-Asia Tenggara? Ini Penjelasan Bank Dunia
Sebelum diolah, seperti menurut laman AKG FKM UI, beras harus dicuci terlebih dahulu untuk menghilangkan kelebihan pati dan membersihkan kotoran-kotoran yang mungkin menempel.
Penelitian Food Department of Agricultural (FDA) juga menunjukkan, mencuci beras sebelum dimasak dapat mengurangi kandungan arsenik.
Meski begitu, mencuci beras secara berlebihan juga tidak baik. Sebab, bisa menghilangkan vitamin B yang larut dalam air.
Oleh karena itu, berikut cara mencuci beras yang tepat agar menghilangkan kotoran tanpa mengikis vitamin: