Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Unggahan soal Jangan Beli Beras dalam Bungkus Karung Goni karena Tercemar Kotoran Tikus

Kompas.com - 23/12/2022, 17:25 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang mengimbau agar tak membeli beras dengan bungkus karung goni, ramai di media sosial TikTok.

Diunggah oleh akun ini pada Senin (19/12/2022), pengunggah menyertakan empat gambar dengan narasi menyambung.

Gambar pertama bertuliskan narasi bahwa masyarakat wajib membeli beras yang terbungkus plastik.

Pada gambar kedua pengunggah mengatakan untuk tidak membeli beras berbungkus karung goni.

"Pernah bayangkan jika selama di gudang ada tikus dan kecoa???" begitu narasi gambar ketiga yang menjadi alasan larangan pembelian beras dalam karung goni.

"Goni plastik pasti tidak aman dari kencing dan kotoran tikus," tambah dia pada gambar keempat.

Gambar keempat disertai pula dengan keterangan leptospirosis, yaitu penyakit akibat kontak dengan kencing tikus atau hewan yang terinfeksi bakteri Leptospira sp.

Biasanya, bakteri ini menghantui masyarakat di wilayah banjir atau banyak genangan.

Baca juga: Hati-hati, Ini 6 Gejala Leptospirosis hingga Penyebabnya


Komentar warganet

Unggahan TikTok terkait larangan membeli beras berbungkus karung goni pun menuai beragam komentar pengguna.

Beberapa mengatakan bahwa beras pasti pernah dibungkus dengan karung goni. Sementara warganet lain menyebut, di dalam karung goni umumnya beras dibungkus lagi dengan plastik.

"Sebagai anak petani semua beras dari penggilingan juga pake karung goni mba, baru itu dikemas-kemas lagi," tulis salah satu warganet.

"Dipikir dari sawah gak pake karung, baru dipacking ulang setelah diproses pabrikan, makanya dicuci dulu," kata warganet lain.

"Tapi aku beli di dalam goni ada lapisan plastiknya," ujar warganet lain.

"Kemasan karung gak akan salah kalo di dalamnya ada dobelan plastiknya," kata warganet lainnya.

Hingga Jumat (23/12/2022) siang, unggahan ini sudah ditonton lebih dari 832.000 kali dan disukai lebih dari 15.000 pengguna TikTok.

Lantas, benarkah anjuran soal tidak membeli beras yang terbungkus karung goni untuk menghindari kotoran tikus dan hewan lain?

Baca juga: Merespons Bank Dunia, Wapres Sebut Harga Beras di Indonesia Fluktuatif

Penjelasan pakar

Ilustrasi beras dalam karung goni.Unsplash/Caelen Cockrum Ilustrasi beras dalam karung goni.
Guru Besar Hama Tanaman dari Fakultas Pertanian UGM, Prof. Dr. Ir. FX. Wagiman, S.U, menegaskan bahwa anjuran dalam TikTok tersebut tidaklah benar.

Menurut dia, tikus masuk gudang beras, mengonsumsi beras, serta mengontaminasi dengan urine dan fesesnya bisa jadi hal benar.

Urine atau kencing tikus yang menjadi media perkembangan bakteri Leptospirosis juga benar.

"Yang tidak benar adalah imbauan tersebut tidak didasari data pendukung," tegas Wagiman saat dihubungi Kompas.com, Jumat (23/12/2022).

Wagiman mengatakan, informasi tersebut hanya sepotong dan berdasarkan asumsi "jika" selama ada tikus di dalam gudang tempat penyimpanan beras.

"Tidak ada data pendukung insiden tikus di gudang mana, kapan, seberapa parah kontaminan urine (dan) feses tikus," terangnya.

Baca juga: Tanda-tanda Tikus Masuk Rumah, Salah Satunya adalah Bau Amis Ikan

Dia menambahkan, umumnya kemasan beras saat ini berbahan dasar plastik. Sebab, karung goni saat ini sudah jarang ditemui untuk mengemas beras.

Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), karung goni sendiri merupakan karung yang terbuat dari kain goni, bahan dengan tekstur kasar.

Imbauan atau anjuran tersebut, kata dia, tampaknya menggeneralisasi informasi terbatas terkait insiden serupa di suatu tempat dan waktu tertentu.

Padahal, belum tentu setiap beras kemasan goni di dalam gudang sudah pasti terkontaminasi urine tikus.

"Saya belum menemukan ada hasil riset bahaya kemasan goni terkontaminasi urine tikus terkait kesehatan," tandas Wagiman.

"Kalau banjir, urine tikus menularkan atau menyebarkan Leptospirosis, banyak informasinya," tambah dia.

Baca juga: Kenapa Harga Beras di Indonesia Paling Mahal Se-Asia Tenggara? Ini Penjelasan Bank Dunia

Cuci beras sebelum diolah

Sebelum diolah, seperti menurut laman AKG FKM UI, beras harus dicuci terlebih dahulu untuk menghilangkan kelebihan pati dan membersihkan kotoran-kotoran yang mungkin menempel.

Penelitian Food Department of Agricultural (FDA) juga menunjukkan, mencuci beras sebelum dimasak dapat mengurangi kandungan arsenik.

Meski begitu, mencuci beras secara berlebihan juga tidak baik. Sebab, bisa menghilangkan vitamin B yang larut dalam air.

Oleh karena itu, berikut cara mencuci beras yang tepat agar menghilangkan kotoran tanpa mengikis vitamin:

  • Cuci dengan aduk perlahan agar vitamin B dalam beras tidak terkikis
  • Cuci beras cukup dua kali dan tidak perlu sampai air cucian menjadi bening.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Tren
Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Tren
Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com