Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Taufan Teguh Akbari
Dosen

Pengamat dan praktisi kepemudaan, komunikasi, kepemimpinan & komunitas. Saat ini mengemban amanah sebagai Wakil Rektor 3 IKB LSPR, Head of LSPR Leadership Centre, Chairman Millennial Berdaya Nusantara Foundation (Rumah Millennials), Pengurus Pusat Indonesia Forum & Konsultan SSS Communications.

Pentingnya "E-Leadership" Menyambut 2023

Kompas.com - 10/12/2022, 14:55 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kebutuhan komunikasi saat ini melampaui kepemimpinan zaman dulu dan menghendaki praktik dari e-leadership sebagai pendekatan gaya kepemimpinan baru.

Menjadi E-Leaders Efektif

Saya berkeyakinan, saat ini para pemimpin virtual sedang terus belajar dan beradaptasi. Lalu, bagaimana caranya agar dapat menjadi e-leaders yang lebih baik?

Pertama, kompetensi komunikasi lisan dan tulisan agar terus diasah. Punya keterampilan komunikasi yang baik merupakan modal utama pemimpin virtual. Bukan hanya seberapa banyak pemimpin berkomunikasi, tetapi tetap menjaga kualitas komunikasi juga jadi faktor penting.

Baca juga: Mau Jadi Pemimpin yang Inovatif? Pahami Konsep ABC Leadership

Menurut studi dari RW3 Culture Wizard 2022, sebanyak 40 persen  responden masih menemui kesulitan soal kualitas komunikasi. Alhasil, kreativitas dan produktivitas terhambat, sehingga leaders harus terus mengasah kompetensi mereka agar tidak menghambat inovasi.

Kedua, harus memiliki keterampilan menggunakan jejaring sosial, mengelaborasi interaksi antar pengikut dan pemimpin merupakan tantangan tersendiri. Sulitnya menangkap respon emosi dan psikologis menjadi hal yang perlu terus diasah.

E-leaders perlu belajar untuk meningkatkan sensitivitasnya terhadap cara pandang serta cara berpikir dari anggotanya. Terlebih hadirnya perbedaan budaya, ekonomi dan sosial dari para anggota organisasi. Jejaring sosial menjembatani kebutuhan pemimpin untuk memahami anggota dan pengikutnya.

Mary Barra, Direktur Utama General Motors, adalah salah satu dari banyak CEO yang aktif bermedia sosial. Dia punya lebih dari satu juta pengikut di LinkedIn dan lebih dari 40 ribu di Twitter. Dia aktif mempromosikan produk, value, dan isu yang menjadi fokusnya. Mary konsisten melakukan itu, setidaknya satu bulan sekali dia menulis artikel di LinkedIn. Pengikutnya pun jadi paham tentang value dan produk dari General Motors.

CEO dari Raymond Limited, Sanjay Behl, mengakui dampak media sosial terhadap dirinya. Media sosial membuatnya bisa mengenal lebih dekat konsumennya dan mengetahui apa yang mereka pikirkan.

Sanjay juga mendapat feedback tentang produknya, yang membuatnya dapat meningkatkan kualitas produk perusahaannya. Singkatnya, media sosial memberikan manfaat yang besar bagi para leaders, baik untuk personal maupun level organisasi.

Ketiga, e-leaders perlu memiliki kemampuan teknis menggunakan berbagai perangkat digital dengan sangat baik. Memberi arahan, komando, dan mengendalikan pengikut melalui media elektronik merupakan keterampilan wajib dari praktek e-leadership.

Sesederhana bagaimana mengoperasikan Zoom, Slack, Google Meet, dan lain-lain. Meskipun CEO memiliki semacam sekretaris atau asisten, memahami mengoperasikan berbagai perangkat teknologi juga memiliki manfaatnya sendiri.

Keempat, e-leaders harus mengasah kreativitas dan terus inovatif dalam memanfaatkan hadirnya berbagai teknologi baru yang hadir setiap saat. Kita sekarang ada di era eksponensial. Teknologi baru tercipta selagi kita melakukan aktivitas. Berinovasi bukan lagi sebuah dorongan sukarela, melainkan kewajiban.

Namun, menurut studi HLB 2022, hampir 60 persen pemimpin lebih percaya diri dengan kemampuan mereka berinovasi. Ditambah lagi, 93 persen pemimpin lebih percaya diri menantang cara lama menyelesaikan pekerjaan di organisasinya.

Kelima, kecerdasan spasial di mana paham bekerja dan berpikir melintasi batas budaya, hierarki, ruang, dan waktu. Terkadang anggota merasa terganggu dengan pengiriman email yang tak kenal waktu. Tetapi, leader harus rajin memonitor dan mengawasi interaksi para anggotanya untuk menjaga kualitas pekerjaan. Ini mengakibatkan ketegangan antara leaders dan anggota.

Bobbi Thomason dan Jennifer Franczak dalam artikelnya "3 Tensions Leaders Need to Manage in the Hybrid Workplace" yang dimuat di Harvard Business Review menemukan cara yang tepat untuk masalah tersebut. Bagi leader yang memiliki standar jam kerja yang berbeda, bisa menuliskan dalam email seperti ini: “My working hours may not be your working hours. Please do not feel the need to respond outside of your working hours.”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kisah Godzilla, Monyet Thailand yang Mati akibat Makan 'Junk Food'

Kisah Godzilla, Monyet Thailand yang Mati akibat Makan "Junk Food"

Tren
Link Download Logo dan Tema Hari Kebangkitan Nasional 2024

Link Download Logo dan Tema Hari Kebangkitan Nasional 2024

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

Tren
5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

Tren
Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Tren
Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Tren
3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Tren
Pesona Air Terjun

Pesona Air Terjun

Tren
Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Tren
Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com