Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dens Saputra
Dosen

Menulis adalah seni berbicara

Kaizen: Gerakan Melawan Deforestasi dengan Menanam Pohon

Kompas.com - 29/11/2022, 10:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DEFORESTASI merupakan aktivitas penebangan pohon dengan mengubah hutan secara permanen untuk aktivitas manusia.

Penebangan hutan prinsipnya diperuntukan bagi kegiatan pembangunan fisik seperti membuka jalan, lahan untuk berkebun, lahan berternak, dan sebagainya yang diperuntukan untuk kebutuhan manusia.

Indonesia sebagai negara tropis dengan jumlah hutan terbesar, tidak terlepas dari aktivitas pengalihan fungsi hutan untuk kepentingan lain.

Apabila alih fungsi hutan untuk kepentingan masyarakat lokal jauh lebih baik. Namun kalau untuk kepentingan kapitalisasi dan profit, justru lebih berbahaya bagi kelangsungan hidup banyak orang.

Menurut Riset Jhon Pilger (dalam Alexander, 2021) tak lama setelah Soekarno digulingkan dari kekuasaan, ekonomi Indonesia dirancang secara baru sektor demi sektor dalam sebuah sidang rahasia di Swiss yang dihadiri oleh Transnasional Corporations (TNCs) besar Eropa dan Amerika Serikat kala itu.

Akhirnya banyak dilakukan pengalifungsian hutan untuk kegiatan pertambangan di republik ini.

Tidak hanya itu, kebijakan pemerintahan melalui desentralisasi juga membantu “mendorong” kegiatan perusakan hutan melalui Isin Kuasa Pertambangan (IUP) yang masuk dalam kewenangan pemerintah daerah.

Artinya, secara masif perusakan hutan dilakukan hampir di seluruh wilayah Indonesia dan tidak bisa dikontrol, bahkan oleh pemerintah pusat. Daerah dengan kebijakan masing-masing akhirnya mengeksploitasi hutan tanpa batasan.

Tidak hanya pertambangan, kegiatan deforetasi juga diperuntukan bagi membangun perumahan warga negara. Jumlah penduduk Indonesia dengan total 276,4 juta tentu membutuhkan rumah sebagai tempat berlindung.

Kebijakan pemerintah melalui bantuan perumahan rakyat juga menjadi penyebab hilangnya kawasan hutan.

Belum lagi proyek strategis pemerintah untuk food estate yang ingin mengubah 31.000 kawasan hutan untuk kebun singkong di daerah seperti Kalimantan.

Kebijakan ini sebagai upaya terhadap resesi yang kemungkinan besar dihadapai pada 2023 dan 2024.

Pada akhirnya setiap pilihan tetap memiliki konsekuensi logis baik itu kepada manusia, maupun kepada alam.

Hutan tidak hanya menjadi rumah dari berbagai tumbuh-tumbuhan dan hewan, tetapi juga menyuplai oksigen dan menyerap karbondioksida bagi kelangsungan hidup manusia.

Tetapi dengan aktivitas deforetasi, perlahan hutan hilang dan alam tidak bersahabat lagi dengan manusia karena terus menerus diekploitasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Polisi Ungkap Kronologi Pesawat Latih Jatuh di BSD Tangerang Selatan

Polisi Ungkap Kronologi Pesawat Latih Jatuh di BSD Tangerang Selatan

Tren
Kasus Covid-19 di Singapura Naik Nyaris 2 Kali Lipat, Diproyeksi Meledak Juni 2024

Kasus Covid-19 di Singapura Naik Nyaris 2 Kali Lipat, Diproyeksi Meledak Juni 2024

Tren
Helikopter yang Bawa Presiden Iran Jatuh, Pencarian Masih Berlanjut

Helikopter yang Bawa Presiden Iran Jatuh, Pencarian Masih Berlanjut

Tren
Alasan Tidak Boleh Minum Teh Saat Perut Kosong, Ini yang Akan Terjadi

Alasan Tidak Boleh Minum Teh Saat Perut Kosong, Ini yang Akan Terjadi

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 20-21 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 20-21 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2024, Pesawat Jatuh di BSD

[POPULER TREN] Daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2024, Pesawat Jatuh di BSD

Tren
Warga Jabar jadi Pengguna Pinjol Terbanyak di Indonesia, Ekonom Soroti Persib Gandeng Sponsor Pinjol

Warga Jabar jadi Pengguna Pinjol Terbanyak di Indonesia, Ekonom Soroti Persib Gandeng Sponsor Pinjol

Tren
Starlink Milik Elon Musk Resmi Beroperasi di Indonesia, Ini Kelebihan dan Kekurangannya

Starlink Milik Elon Musk Resmi Beroperasi di Indonesia, Ini Kelebihan dan Kekurangannya

Tren
Mengenal Voice of Baceprot, Grup Metal Garut yang Jadi Sorotan Utama Forbes 30 Under 30 2024

Mengenal Voice of Baceprot, Grup Metal Garut yang Jadi Sorotan Utama Forbes 30 Under 30 2024

Tren
Daftar Korban Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Tangerang Selatan

Daftar Korban Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Tangerang Selatan

Tren
Profil Oxford United, Klub Bola Erick Thohir yang Promosi ke Championship

Profil Oxford United, Klub Bola Erick Thohir yang Promosi ke Championship

Tren
5 Fakta Baru Kasus Pembunuhan Vina di Cirebon, Polisi Ungkap Kendala Penangkapan Pelaku

5 Fakta Baru Kasus Pembunuhan Vina di Cirebon, Polisi Ungkap Kendala Penangkapan Pelaku

Tren
3 Korban Pesawat Latih Jatuh di BSD Tangerang Selatan Meninggal, 2 Teridentifikasi

3 Korban Pesawat Latih Jatuh di BSD Tangerang Selatan Meninggal, 2 Teridentifikasi

Tren
6 Hal Ini Dilarang Dilakukan Jemaah Haji di Tanah Suci, Apa Saja?

6 Hal Ini Dilarang Dilakukan Jemaah Haji di Tanah Suci, Apa Saja?

Tren
Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong, Tiga Orang Meninggal Dunia

Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong, Tiga Orang Meninggal Dunia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com